oleh

Pasar E-Commerce Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Masa Mendatang

Oleh: Redi Mulyadi

ADA hal menarik perhatian penulis yang disampaikan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf  di kawasan Nusa Dua,Bali pada hari Jum’at 9 November 2018 yang lalu. Dia   mengapresiasi hadirnya marketplace-marketplace digital atau e-commerce yang tumbuh subur di Indonesia. Alasannya, karena kehadiran marketplace tersebut turut mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.
“Kita akui bahwa  e-commerce kini telah menjadi kebutuhan di Indonesia. Kebutuhan tersebut memicu tumbuhnya para pelaku ekonomi baru di Indonesia, termasuk yang bergerak dalam ekonomi kreatif untuk membantu memasarkan produknya lebih luas lagi.Jadi daya ungkitnya cepat dan kencang. Akselerasi kita kalau nggak ada marketplace, nggak bisa. Ini gara-gara marketplace yang juga gencar sekali memberikan kemudahan-kemudahan insentif kepada konsumen dan membuat kita semua ketagihan.Dulu waktu ada marketplace, mikirnya ngapain sih belanja online. Enakan jalan-jalan. Tapi terus ditingkatkan servisnya, kemudahannya, akhirnya menyerah juga konsumen kan,” paparnya

Karena itu, lanjut dia, pemerintah tentunya akan membina perkembangan e-commerce dan kekayaan intelektual sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan, untuk mengurangi kesenjangan digital dan menghasilkan solusi digital untuk negara berkembang dan kurang berkembang. Dukungan pemerintah memang  telah dibukyikan, dengan meluncurkan berbagai program untuk menunjang ekonomi digital, seperti pembangunan jaringan Papala Ring.Sejumlah faktor pendukung lain meliputi keterbukaan relatif pemerintah terhadap investasi asing, peluncuran Perpres mengenai roadmap e-commerce pada 2017, serta hadirnya inkubator buatan instansi negara seperti IDX Incubator dari BEI.
Beberapa marketplace yang kini tengah populer di Indonesia dan salah satunya adalah Blibli.com, toko online yang naik daun. Kalau melihat di  platform yang disediakan oleh e-commerce tersebut banyak menjual produk dari Usaha Kecil Menengah (UKM) buatan dalam negeri yang bahan bakunya juga berasal dari Indonesia. Blibli.com adalah pelopor toko online di Indonesia yang menyediakan produk terlengkap dan terpercaya. Dengan slogan “Big Choices, Big Deals”, Blibli.com siap memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari Anda mulai dari kebutuhan Ibu dan  Anak    hingga groceries. Dengan berbelanja kebutuhan rumah tangga di kategori Bliblimart, Anda tak perlu lagi ke luar rumah, bermacet-macetan di jalan, terpapar sinar matahari, dikejar waktu ketika di supermarket, mengantre di kasir hingga menjinjing beban berat dari belanjaan Anda. Dengan berbelanja di Toko Online Blibli.com, semua kebutuhan rumah tangga mulai dari bumbu dapur hingga Home Living   bisa diantarkan langsung ke rumah Anda. Blibli.com, Toko Online Terlengkap & Terpercaya Dengan Beragam Produk Pilihan serta Promo Menarik

****

BERDASARKAN survei, memang di Indonesia, pertumbuhan ekosistem e-commerce terus meningkat. Dengan demikian, dalam beberapa tahun ke depan, aspek ekonomi Indonesia akan terdampak oleh keberadaan e-commerce, mulai dari kebiasaan berbelanja konsumen, hingga lapangan pekerjaan.

Seperti dilansir dari TechinAsia.com, firma konsultan manajemen McKinsey & Company pada Agustus 2018 lalu merilis hasil riset mengenai status industri e-commerce Indonesia terkini, serta proyeksi perkembangannya selama beberapa tahun ke depan. Berikut adalah dampak yang diprediksi akan dialami Indonesia
Saat ini, industri e-commerce telah berdampak positif bagi lapangan kerja Indonesia dengan estimasi 4 juta pekerja terhubung dengan ekosistem ini. Pada 2022, pertumbuhan pasar e-commerce Indonesia dapat merangkul sekitar 26 juta pekerja atau 20% angkatan kerja Indonesia. Lapangan kerja baru ini meliputi yang muncul untuk mendukung kegiatan e-commerce, seperti posisi pemrograman atau logistik di perusahaan e-tailing, dan pekerjaan yang sudah ada namun diperbarui oleh perkembangan e-commerce, seperti pengelola UMKM   yang berpindah dari bisnis offline ke online.

Total bisnis online di Indonesia telah meningkat hingga sekitar 4,5 juta pada 2017. Dari jumlah tersebut, sekitar 99% adalah pengusaha mikro dengan pendapatan kurang dari Rp.300 juta tiap tahun dan 50% adalah bisnis online tanpa toko fisik.Penggunaan platform online yang meningkat oleh konsumen serta hadirnya startup pendukung seperti Sirclo dan aCommerce turut membangun lingkungan yang akomodatif bagi UMKM untuk merancang toko online, mengurus transaksi, dan memasarkan produk. Sekitar 87 juta orang atau sepertiga populasi Indonesia berusia 16-35 tahun, dan sekitar 100 juta orang kini terdaftar di bank. Kedua demografi ini tampak semakin terbiasa menggunakan platform online dan bertransaksi digital. Menurut McKinsey, konsumen saat ini rata-rata 2,6 kali lebih sering bertransaksi lewat aplikasi mobile dibanding 2014.

Selain produsen dan distributor, tren berbelanja konsumen juga akan mengalami berbagai perubahan. Sejauh ini, kemudahan dalam bertransaksi dan memilih produk telah mendorong jumlah konsumen online diproyeksikan meningkat sekitar 25% tiap tahun dan akan mencapai 65 juta orang pada 2022.Peningkatan popularitas belanja online juga terkait dengan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan berbelanja produk serupa secara offline. Misalnya, konsumen online di Pulau Jawa, terutama daerah urban rata-rata berhemat sekitar 4-14% dibanding berbelanja offline.Ini dikarenakan biaya operasional tinggi membuat harga barang offline makin mahal, sementara jaringan distribusi yang menyeluruh membuat biaya pengiriman online makin murah.

Berkembangnya e-commerce dapat memungkinkan konsumen di daerah rural atau terpencil untuk menikmati produk yang sebelumnya sulit diakses.

Sementara itu, konsumen online luar Jawa, terutama di daerah terpencil dapat berhemat sekitar 11-25%. Dalam kasus ini, berbelanja online jauh lebih murah dikarenakan biaya inventaris distributor barang offline yang tinggi.Namun, ongkos pengiriman masih berdampak tinggi ke harga barang online. Di sejumlah kota luar Jawa seperti Palembang dan Timika, ongkos pengiriman bisa mencakup 40-50% dari total biaya pembelian suatu produk.

Saat ini, sekitar 70% transaksi online Indonesia masih berasal dari empat wilayah urban terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Namun, sejumlah tren sejauh ini menunjukkan e-commerce juga dapat menjadi sarana bagi penduduk di wilayah rural untuk meningkatkan kontribusi dalam ekonomi nasional dan internasional.Transaksi melalui platform e-tailing di wilayah seperti Papua, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara meningkat sekitar dua kali lebih cepat dibanding transaksi di Jakarta dari 2013 hingga 2017, terutama dalam pembelian. Peningkatan ini berpotensi terjadi lebih cepat seiring dengan bertambahnya penetrasi internet dan daya beli masyarakat.

Secara keseluruhan, penjualan e-tailing dari wilayah rural telah meningkat 2,5 kali lipat sejak 2015 menjadi sekitar Rp337 juta pada 2017. Sementara itu, pembelian e-tailing meningkat lebih cepat, yaitu empat kali lipat dalam periode yang sama menjadi sekitar Rp.4,9 triliun pada 2017. Tingginya jumlah pembelian dapat melambangkan bahwa e-commerce berpotensi membantu penduduk wilayah rural untuk membeli gawai yang sebelumnya sulit diakses.

****

SEIRING dengan perkembangan revolusi industri 4.0, memang diakui, perubahan pola bisnis terjadi karena perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih banyak mengandalkan internet. Pada saat ini, pola konsumsi masyarakat sedikit demi sedikit mengalami pergeseran dari pola belanja ke toko ritel konvensional menjadi toko ritel online. Di Indonesia sendiri, mulai tumbuh menjamur toko-toko online (e-commerce) ataupun marketplace. Bahkan pada tahun 2016 kemarin, porsi konsumsi di e-commerce terhadap total ritel mencapai 2,2% bahkan pada tahun depan diproyeksikan menapai 4,4%. Pertumbuhan ini diyakini akan semakin meningkat seiring dengan tumbuhnya masyarakat kelas menengah Indonesia. Jadi inovasi teknologi bukan hanya terjadi di bidang inovasi dalam mesin produksi namun semua aspek mempunyai perkembangan yang sangat pesat.

Besarnya potensi dari e-commerce ini ditegaskan lagi oleh Indef melalui publikasinya pada Februari 2018. Dengan total investasi yang mencapai US$4,8 miliar pada tahun 2017, e-commerce menumbuhkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,712% atau kurang lebih Rp.93 triliun. Hasil itu didapatkan secara langsung ataupun tidak langsung dari adanya investasi di sektor e-commerce. Tentu hasil itu baru dilihat dari sisi pertambahan PDB. Belum dari aspek lainnya seperti tenaga kerja maupun pendapatan negara yang berpotensi akan meningkat secara signifikan.Perkembangan e-commerce yang sangat pesat ini harus dijaga oleh pemerintah agar majunya sektor e-commerce dapat dinikmati oleh segenap masyarakat. Salah satunya adalah pelaku usaha UMKM. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa produk-produk yang dijual di e-commerce sebagian besar merupakan produk impor. Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian pernah menyebutkan bahwa 70% lebih produk yang dijual di pasar e-commerce dan marketplace merupakan produk impor. Hal ini juga dapat menyebabkan neraca perdagangan kita semakin defisit dan menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.

Pemerintah melalui kementerian terkait harus mendorong pelaku e-commerce dan pelaku UMKM untuk melakukan kerjasama dalam bidang penyediaan tempat di platform e-commerce. Para pengusaha e-commerce haru menyediakan slot khusus untuk UMKM agar produk kita juga bisa bersaing dengan produk impor. Pelaku UMKM kita juga harus bersiap untuk memasuki pasar e-commerce guna bersaing dengan pelaku usaha di luar.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia dan terus bertambah setiap tahunnya. Menelaah hal tersebut dapat disimpulkan bahwa prospek pasar ekonomi digital Indonesia tidak dapat lagi dipandang sebelah mata.Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara berkembang yang berusaha untuk mengembangkan perekonomiannya, tentunya sangat membutuhkan sektor baru yang membantu untuk merangsang pertumbuhannya. Dan bisnis ini merupakan salah satu sektor yang dirasa mampu untuk melakukan pertumbuhan bagi perekonomian indonesia tersebut.

Perkembangan bisnis yang mengandalkan jaringan internet ini kini cukup pesat dan memberikan dampak positif bagi bisnis yang baru. Karena dalam bisnis ini tidak memerlukan biaya yang besar, serta tempat fisik untuk membuat usaha.

Sehingga dengan modal terbataspun, seorang pebisnis dapat tetap memulai usahanya. Tak perlu repot untuk pergi ke kantor, karena kita bisa melakukan bisnis ini dimanapun dengan menggunakan komputer yang terhubung ke internet.

Dengan kemudahan tersebut, secara tak langsung, memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia lewat terbukanya beragam peluang usaha yang dapat dilakukan oleh pebisnis lokal sekalipun.

Karena itu tak dapat dipungkiri, bisnis jenis ini memiliki beberapa keunggulan, baik dari sisi local, maupun perekonomian Indonesia. Dari segi waktu, biaya, dan tenaga, bisnis ini seakan memanjakan penggunanya dengan banyak keunggulan.

Dan tentunya hal ini akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap bisnis, terutama untuk pengusaha lokal. Dapat dilihat, kini pengusaha barang jadi tak hanya memiliki toko offline, tapi dengan adanya sistem online, mereka mulai untuk melebarkan sistem penjualannya.

Dengan kata lain, pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada lahirnya ekonomi baru, ditandai dengan fenomena bisnis berbasis internet atau e-commerce.Hasil estimasi menunjukkan perkembangan e-commerce yang direpresentasikan melalui perkembangan nilai transaksi e-commerce, perkembangan jumlah situs bisnis, dan jumlah pengguna internet terbukti berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil ini membenarkan hipotesis bahwa perkembangan nilai transaksi e-commerce, yang dibentuk atas interaksi situs bisnis sebagai indikator penawaran dan pengguna internet sebagai indikator permintaan, berkontribusi pada peningkatan intensitas kegiatan ekonomi makro. Bahkan, prospek pasar e commerce akan sangat mendukung terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.(Penulis, adalah Pemimpin Redaksi TABLOID LINTAS PENA)***