Maumere, NTT, LINTAS PENA
Kepala Sekolah SMPK Frater Maumere Frater M. Herman BHK mengatakan buku hasil kreativitas peserta didik SMPK Frater Maumere dalam bentuk puisi ini sebagai perwujudan visi lembaga pendidikan SMPK Frater yaitu terwujudnya lulusan yang berkualitas,cerdas dan terampil. Sekaligus menjawabi Rencana Strategi (Renstra) Yayasan Mardiwiyata 2030 untuk membentuk sekaligus memperkokoh sebuah kemandirian lembaga menghadapi aneka persaingan di era globalisasi pendidikan secara nasional dan dunia.
Biarawan Frater Bunda Hati Kudus menyampaikan hal ini pada peluncuran Buku “Surat Untuk Sahabat” (Antologi Puisi Pelajar SMPK Frater ) Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2018 bertempat di Aula Mardiwiyata Maumere.
Buku yang disunting Hengki Ola Sura dan Adrianus Bareng setebal 89 halaman menurut alumni FKIP Prodi Matematika Unika Widya Mandira Kupang ini sebagai wujud nyata kegiatan literasi yang dijalankan selama ini di lembaga pendidikan SMPK Frater.
“Membaca lima belas menit sebelum kegiatan belajar mengajar dituangkan dalam imajinasi puisi dengan beragam isi yang terkandung didalamnya. Tekad kami mengantar anak-anak bangsa yang mengikuti proses pendidikan di lembaga ini menjadi siswa yang literat berdaya saing tinggi menghadapi tantangan global pendidikan abad 21,”jelas pimpinan biara Santo Yosef Maumere ini.
Hengki Ola Sura dari Penerbit Carol Maumere mengapresiasi guru-guru SMPK Frater terlebih guru pendamping Adrianus Bareng . “Guru yang hebat adalah yang selalu memotivasi dan memberi inspirasi untuk siswanya menulis sesuatu. Tidak ada resep khusus untuk menulis puisi. Tetapi membaca dan keberanian untuk mencoba memotret realitas hidup yang terjadi di tengah masyarakat”.
Pembicara Frater M. Paskalis,BHK mengapresiasi peserta didik SMPK Frater dengan puisi yang mereka tulis. “Anda selevel denngan Sastrawan Perancis Victor Hugo karena pada usia 15 tahun sudah menghasilkan puisi. Anda adalah pemberani dan generasi bintang yang brilian”.
Sementara penulis puisi yang juga peserta didik SMPK Frater Angelina Kristian dan Grace Imanuela Sare Derio mengungkapkan puisi sebagai wadah untuk menuangkan isi hati yang paling dalam.”Ketika saya mengikuti lomba Puisi di Surabaya saya melihat banyak anak jalanan. Saya menulis puisi tentang anak jalanan mewakili perasaan mereka karena sedikit orang yang punya perhatian terhadap mereka.
“Saya bermimpi suatu saat saya akan membacakan puisi anak jalanan di hadapan pejabat agar mereka bisa mendengarkan jeritan anak jalanan yang terpinggirkan itu” ujar Grace. *** ( Yuven Fernandez )