Oleh : Euis Jamilah, S.Pd. (Guru SDN 3 Cibunigeulis Kota Tasikmalaya)
LAGI-lagi PJJ, terus PJJ mau kapan pembelajaran tatap muka terlaksana ?.Hal itu beberapa pertanyaan yang sering penulis dengar terutama ketika bertemu dengan masyarakat ataupun orang tua peserta didik. Pertanyaan tersebut memacu rasa penasaran penulis terkait dengan PJJ, ada apa dengan PJJ? Mengapa PJJ menjadi suatu hal yang kurang diharapkan di kalangan orang tua peserta didik. Komunikasi pun penulis jalin lebih sering dengan orang tua peserta didik terkait pembelajaran.
Pada dasarnya peserta didik dan orang tua bosan dengan pola pembelajaran yang penulis lakukan selama PJJ yang memang cenderung skemamnya sama, sebatas menerangkan materi melalui Google Meet dan pemberian tugas melalui Google Form. Berdasarkan informasi tersebut, penulis yang notabennya seorang guru kelas di SDN 3 Cibunigeulis, mencoba mengemas pembelajaran jarak jauh agar menyenangkan bagi peserta didik tetapi tetap bermakna dan berkarakter serta meminimalisir penyebaran wabah Covid 19.
Penulis memanfaatkan lingkungan sekitar tempat tinggal peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh. Mengapa harus lingkungan? Karena tempat mengajar penulis alamnya masih bagus, suasana pedesaan dengan pemandangan yang cukup indah, hal itu menjadi dasar penulis dalam menciptakan PJJ dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Selain itu ada pendapat ahli terkait pemanfaatan lingkungan untuk pembelajaran, Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2009:208) yang mengemukakan bahwa :
Di lain pihak guru dan siswa bisa mempelajari keadaan yang sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam hubungannya dengan proses belajar dan mengajar. Alternatif penggunaan media lingkungan dipilih karena penulis beranggapan bahwa dengan media lingkungan siswa akan memiliki kebebasan mengekpresikan perasaannya secara alami. Cara ini lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Pendapat tersebut semakin membulatkan tekad penulis untuk mengelola PJJ berbasis lingkungan. Hal pertama yang penulis lakukan yaitu tetap menginformasikan pembelajaran melalui grup WA kelas. Kemudian menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkarakter dengan mengoptimalkan pola komunikasi melalui grup WA, setiap pagi peserta didik disapa dan diajak untuk joging masing-masing mengelilingi lingkungan kampung masing-masing, penulis pun ikut joging sambil memantau aktivitas peserta didik agar tetap menjaga protokol kesehatan.
Joging sambil berjemur, kemudian mengintruksikan mandi dan sarapan serat shalat Dhuha dan berdoa agar Wabah Covid cepat berakhir, barulah memulai penyampaian informasi pembelajaran melalui WA grup dan mengecek kesiapan peserta didik melalui Google Meet. Konten pembelajaran yang penulis berikan kepada peserta didik, dipilih konten yang paing penting dan bisa memnfatakan sarana lingkungan. Sebagai contoh ketika penulis akan membahas materi perkembangbiakan makhluk hidup, penulis memanfaatkan keadaan di sekitar peserta didik, yakni dengan penugasan mengamati dan mendeskripsikan karakteristik makhluk hidup yang ada di sekitar terutama dalam hal perkembangbiakannya. Bahkan praktek pun bisa dilakukan, misalnya penulis memberikan praktek mencangkok, tentunya dengan menginformasikan langkah-langkah terlebih dahulu. Selama pembelajaran berlangsung penulis memantau aktivitas peserta didik dengan menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua peserta didik, bahkan penulis berkeliling memperhatikan aktivitas peserta didik karena kebetulan sekolah tempat mengajar masing di kampung yang sama dengan tempat tinggal penulis.
Pada dasarnya peserta didik Sekolah Dasar itu senang belajar secara nyata, sehingga di tengah wabah Covid 19 ini kreativitas kita sebagai guru betul-betul diuji. Ciptakanlah suasana belajar yang menyenangkan salah satunya dengan memanfaatkan lingkungan tadi, karena belajar secara langsung akan lebih bermakna dibanding hanya mempelajari teoritis saja. Tinggal tergantung kita mengemas pembelajaran tersebut agar tetap dilaksanakan jarak jauh dengan meminimalisir penyebaran virus Covid 19. Mari tetap menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik kita meskipun di tengah keterbatasan seperti sekarang ini.