oleh

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)

Oleh : Dadan Hamdani, M. Pd  (Guru SDIT PERSIS Tarogong Garut)

PENGERTIAN

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional

TUJUAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk:

  • Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
  • Menetapkan dan mencapai tujuan positif
  • Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
  • Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
  • Membuat keputusan yang bertanggungjawab

RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup: 

  1. Rutin:  pada saat kondisi yang sudah ditentukan di luar waktu belajar akademik, misalnya kegiatan lingkaran pagi (circle time), kegiatan membaca  setelah jam makan siang
  2. Terintegrasi dalam mata pelajaran: misalnya melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi  kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah, dll.
  3. Protokol: menjadi budaya atau aturan  sekolah yang  sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau  sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu. Misalnya, menyelesaikan konflik  yang terjadi dengan membicarakannya tanpa kekerasan,  mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, dll.

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL BERBASIS KESADARAN PENUH (Mindfulness-Based Social Emotional Learning)

Mindfulness 

Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat asyik bermain peran dengan menggunakan boneka tanpa terganggu oleh suara sekitarnya.

Latihan berkesadaran penuh (mindfulness) sebenarnya sudah banyak diterapkan dalam pendidikan kita sejak lama. Misalnya, mengajak murid untuk hening dan berdoa sebelum memulai pelajaran, melakukan berbagai kegiatan literasi, mencintai alam, berolah-seni maupun berolahraga, dan lain sebagainya.

Well-being

Well-being (kesejahteraan hidup)  adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

Social Emotional Learning (SEL)

Ada banyak yang mempengaruhi proses pembelajaran anak dan satu di antaranya adalah Social Emotional Learning (SEL).         
SEL inilah yang akan mempengaruhi bagaimana perilaku anak ke diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Sosial Emosional Learning atau SEL merupakan proses pembentukan diri yang berkaitan dengan kesadaran diri, kontrol diri dan kemampuan relasi. Kenapa SEL sangat penting? Karena proses ini akan membantu kehidupannya baik di sekolah, lingkungan kerja atau bermasyarakat.

PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL LEARNING (SEL)
terdapat 5 kunci pengembangan SEL pada anak;

            1. Kesadaran Diri (Self Awareness)

Self awareness berkaitan dengan kemampuan untuk mengenali diri secara akurat mengenai emosi, pikiran dan nilai atau value diri.

2. Manajemen Diri (Self Management)

Kompetensi manajemen diri ini berkaitan mengenai kemampuan untuk mengatur emosi, pikiran, perilaku di berbagai situasi. Kemampuan ini juga berkaitan dengan penanganan stress, mengontrol hasrat, bertahan menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan.
3. Kesadaran Sosial (Social Awareness)

Kesadaran sosial berkaitan dengan kemampuan untuk bisa berempati dengan orang lain dan mengambil perspektif dari berbagai sudut pandang. Singkatnya, kemampuan ini berkaitan erat dengan norma dan etika berperilaku terutama di kelompok misalnya di masyarakat.
4. Kemampuan Berelasi (Relationship Skill)

Kemampuan berelasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk membangun dan memelihara suatu hubungan yang sehat antar individu dan kelompok.
5. Pembuatan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision Making)

Kemampuan ini berkaitan dengan pembuatan pilihan konstruktif yang benar dan cara bertindak sesuai etis, norma sosial dan keselamatan