oleh

Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pramuka di Masa Pandemi Covid 19

Oleh: Helatini, S.Pd., M.Si., MG

PEMERINTAH mewajibkan pendidikan karakter untuk dilaksanakan di semua jenjang pendidikan. Mengingat pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik dalam membentuk sikap moral dan perilaku, maka  pendidikan karakter harus diintegrasikan dalam setiap pembelajaran. Guru, peserta didik, orang tua dan masyarakat seharusnya tidak merasa asing lagi dengan istilah pendidikan karakter, karena merekalah mata rantai pelaku dan penentu keberhasilan pendidikan karakter.

Pengertian Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah karakter berarti sipat-sipat kejiwaan, ahlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Karakter manusia berbeda-beda, ada yang berkarakter lemah dan berkarakter kuat. Seseorang dikatakan berkarakter lemah apabila  bersikap pasrah pada kondisi-kondisi yang sudah ada. Sepuluh karakter lemah yang melekat pada bangsa Indonesia menurut Koentjaraningrat dan Mohtar Lubis, yaitu:

  1. meremehkan mutu
  2. suka menerabas
  3. tidak percaya diri
  4. tidak disiplin
  5. mengabaikan tanggung jawab
  6. hipokrit
  7. lemah kreativitas
  8. etos kerja buruk
  9. suka feodalisme
  10. tidak punya malu

Untuk membangun karakter kuat pada diri peserta didik, dan menghilangkan cap karakter lemah yang terlanjur melekat pada bangsa Indonesia, maka dilaksanakanlah pendidikan karakter.

Pendidikan Karakter dan Karakter yang Baik

Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character). Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki karakter tangguh dan baik, dengan ciri;  knowing the good (tahu hal yang baik, desiring the good ( menginginkan hal yang baik) , doing the good (melakukan hal yang baik)

Karakter yang baik yang harus diketahui, diinginkan, dan dilakukan peserta didik meliputi:

  1. Kebijaksanaan (wisdom)
  2. Keadilan (justice)
  3. Ketabahan (fortitude)
  4. Pengendalian Diri (self-control)
  5. Kasih (love)
  6. Sikap Positif (positive attitude)
  7. Kerja Keras (hard work)
  8. Integritas (integrity)
  9. Penuh Syukur (gratitude)
  10. Kerendahan Hati (humility)

Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pramuka

Pendidikan karakter dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan,

salah satunya adalah melalui kegiatan pramuka. Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, dan kegiatan pramuka menjadi kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014, Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan  ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian wajib di sini adalah bukan pilihan tapi harus diikuti oleh semua peserta didik seperti halnya mata pelajaran yang terstruktur dalam kurikulum. Dengan demikian peserta didik dari tingkat SD sampai SMA dapat berkiprah lebih maksimal dalam kegiatan kepramukaan di bawah naungan organisasi Gerakan Pramuka.

Dalam setiap kegiatan, anggota pramuka selalu berpegang teguh pada kode kehormatan Tri Satya dan  ketentuan moral Dasa Darma. Kode kehormatan anggota pramuka  yang kita kenal sebagai Tri Satya adalah suatu norma dalam kehidupan yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku kehidupan sehari hari, yang berlaku bagi anggota pramuka golongan siaga, penggalang, penegak, pandega serta pembina. Ketentuan moral pramuka yang kita kenal sebagai Dasa Darma merupakan tuntunan atau pedoman dalam kehidupan setiap anggota sebagai moral yang harus dimiliki dan diamalkan.

Dasa Darma Pramuka selengkapnya berbunyi:

Pramuka itu: 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

  1. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
  2. Patriot yang sopan dan kesatria
  3. Patuh dan suka bermusyawarah
  4.          Rela menolong dan tabah
  5. Rajin, terampil dan gembira
  6. Hemat, cermat dan bersahaja
  7. Disiplin berani dan setia
  8. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
  9. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Kesepuluh butir Dasa Darma di atas identik dengan sepuluh karakter baik yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik di semua jenjang pendidikan, setelah melalui proses pendidikan karakter. Dengan kata lain, melalui kegiatan pramuka yang berpedoman kepada Tri Satya dan Dasa Darma, anggota pramuka yang juga adalah peserta didik sesungguhnya sedang menjalani proses pendidikan karakter.  Melalui kegiatan pramuka dan pendidikan karakter, diharapkan generasi muda bangsa Indonesia tidak lagi dicap memiliki karakter lemah tetapi menjelma menjadi generasi muda Indonesia yang berkarakter tangguh.

Kegiatan Pramuka Di Masa Pandemi Covid 19

Dengan mewabahnya Covid 19, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengubah pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh secara virtual melalui media televisi dan dan handphone berbasis android. Adanya perubahan tersebut menuai kontroversi yang mengagetkan masyarakat. Tidak ada persiapan sebelumnya untuk menerima perubahan system belajar. Kegaduhan merebak, keluhan terjadi di sana sini dari guru, orangtua dan masyarakat. Bahkan ada oknum yang mendiskreditkan guru dengan tuduhan memakan gaji buta. Tetapi sebagai guru, pendidik, dan pembina pramuka yang tangguh, tudingan itu tidak membuat langkah menjadi surut.

Kegiatan Pramuka tetap dapat dilaksanakan, meskipun tidak semaksimal ketika tanpa pandemi. Yang ditunda pelaksanaannya adalah latihan bersama, kegiatan berkemah, dan kegiatan lainnya yang bersipat mengumpulkan peserta didik dalam kerumunan. Seperti halnya proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring, atau kombinasi daring dan luring, begitu pula kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dilaksanakan. Tak ada yang janggal, tak ada yang harus dibuat ribut, karena melatih dan membina dalam kepramukaan pada hakekatnya sama dengan cara mengajar biasa.

Sebagai contoh, kegiatan tekpram tali temali dapat dilatihkan kepada peserta didik melalui rekaman video, tutorial dari pembina dishare melalui whatsapp, google classroom, google meet, zoom meeting dan aplikasi lainnya. Apalagi jika Pembina pramuka telah mahir IT, bisa share tutorial di youtube, sehingga ilmu yang dibagikan bisa diserap oleh kalangan masyarakat dan tidak terbatas kepada peserta didik di pangkalannya masing masing. Peserta didik juga dapat menunjukkan kinerjanya memalui rekaman video proses pembuatan tali temali. Sangat mudah, apalagi jika materi latihan  teoritis, tak ubahnya mengajar seperti biasa.

Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler pramuka tidak hilang selama pandemi, justru dapat digunakan sebagai kegiatan selingan ditengah kebosanan mengerjakan tugas tugas daring. Tepuk pramuka tetap bisa bergema, keceriaan peserta didik tetap terpancar ketika menyanyikan lagu Di Sini Senang Di Sana Senang. Pandemi boleh mewabah, tapi semangat jiwa pramuka tetap berkobar. Pendidikan karakter melalui kegiatan Pramuka tetap berjalan tanpa kendala.

 

PENULIS:

Helatini, S.Pd., M.Si., MG

  • Mabigus SDN Karangtengah Kota Tasikmalaya
  • Waka Kwarran Kawalu Kwarcab Kota Tasikmalaya
  • Pelatih Pembina Pramuka Kwarcab Kota Tasikmalaya

Komentar