Oleh : A. Heru Sujud, S.Pd (Guru Kelas di SDN 2 Cibunigeulis)
TAHUN 2021 pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program assesmen nasional (AN). Asesemen nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Sebagaimana tertulis dalam halama resmi Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Dalam prosesnya asesmen nasional ini dilakukan melalui serangkain tes yang dikerjakan oleh siswa melalui komputer baik secara dalam jaringan (online) maupun luar jaringan (offline). Keadaan ini tentu menuntut agar siswa mampu menggunakan komputer, sekurang kurangnya mampu mengoperasionalkan guna kebutuhan pengisian asesemen nasional. Pada kenyataannya banyak siswa bukan hanya mengoperasionalkan komputer, untuk memegang saja belum pernah. Hal ini pula yang terjadi di SDN 2 Cibunigeulis. Banyak siswa kelas V yang bahkan belum mengenal sama sekali apa itu komputer. Walau memang ada beberapa siswa yang kebetulan di rumahnya memiliki komputer dan sudah terbiasa mengoperasionalkannya.
Hambatan lain yang terjadi adalah kurangnya fasilitas komputer di sekolah. Jumlah komputer yang tidak sebanding dengan jumlah siswa, menyulitkan untuk melakukan praktik langsung menggunakan komputer. Kendala yang ada tentu tidak bisa dijadikan alasan sehingga siswa tidak mampu menggunakan komputer dan mengerjakan soal asesmen nasional. Untuk menyiasati kendala yang ada maka kami mencoba menggunakan metode tunjuk dan sebut sebagai bahan untuk pengenalan dasar penggunaan komputer. Sehingga ketika siswa berhadap dengan komputer tidak lagi kebingungan untuk menggunakannya.
Dalam menerapakan metode ini kami menyediakan sejumlah gambar menegnai hardware dan soft ware komputer serta penjelasan tentang kegunaannya. Selanjutnya siswa di beri penjelasan dari fungsi yang ada pada gambar. Kemudian siswa diminta untuk menunjukan dan menyebutkan secara tepat gambar dan fungsinya. Kegaitan ini dilkuakan secara berulang agar siswa memehamai dan mengenal bentuk gambar dan fungsinya dengan baik.
Setelah siswa dirasa cukup menguasai gambar dan fungsi dari komputer kemudian siswa diajak pengenalan terhadap perangkat komputernya. Namun siswa tidak langsung diminta mencoba komputer namun kembali mengulang tehnik tunjuk sebut. Dengan menggunakan metode tunjuk gambar terlebih dahulu pada saat dihadapkan dengan komputer yang sebenarnya siswa tidak terlalu kaget dan sudah memahami fungsi dari bagian bagian komputer.hal ini terbukti ketika diadakan kegiatan asesmen nasional siswa mampu mengerjakan dan menggunakan kompiter dengan baik. Bahkan ketika disajikan jenis perangkat yang berbeda dengan yang digunakan di sekolah pun siswa mampu menggunakan dan tidak akau lagi.
Penggunaan metode tunjuk gambar pada penegnalan dasar komputer guna kepentingan assessment nasional terasa sangat berguna. Hambatan yang diperkiran terjadi karena siswa tidak mengetahui atau belum mengenal komputer pada saat hari -H pelaksanaan mampu mengerjakan dengan baik dan tuntas sesuai waktu yang telah disediakan. (***
Komentar