oleh

Pengertian dan Urgensi Harus Ada Sanad

Oleh: Mujiz Al-Ustadz Ruyatman Permana Al-Bantani (Sesepuh Pondok Pesantren Salafi Modern  “ RIYADHOH KALAM SYIFA” dan Praktisi Penyembuh Ala Qur’ani Wal Hikmah ) Banten 

SANAD adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis.

Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi Muhammad SAW.

Pentingnya posisi sanad dalam ilmu hadis menurut para ulama untuk mengetahui otensitas suatu sumber. Bagaimana asal riwayat sumber tersebut yang menyandarkan konteksnya kepada Nabi Muhammad SAW, haruslah dapat dipertanggungjawabkan.

Ada banyak definisi sanad yang dapat Anda pahami. Sesuai dengan makna bahasa, yaitu sandaran, pegangan, referensi, pengaman dan benteng, sanad adalah pengayom matan hadis. Namun secara terminologi, sanad adalah rangkaian para perawi yang memindahkan matan dari sumber primernya.

Dalam hal ini, artinya sanad adalah orang-orang yang meriwayatkan hadis dari tingkatan sahabat hingga hadis itu sampai kepada kita. Matan sendiri menurut bahasa adalah mairtafa’a min al-ardi atau tanah yang meninggi. Sedangkan menurut istilah adalah “kalimat tempat berakhirnya sanad”.

Berbeda lagi dengan pengertian rawi. Rawi adalah unsur pokok ketiga dari sebuah hadits. Kata “Rawi” atau “ar-Rawi” berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits (naqil al-Hadits). Antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Sanad-sanad hadits pada tiap-tiap tabaqahnya juga disebut rawi. Sehigga yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan, menerima dan memindahkan hadis.

Fungsi sanad adalah untuk mengetahui derajat kesahihan suatu hadis. Apabila ada cacat dalam sanadnya baik itu karena kefasikannya, lemahnya hafalan, tertuduh dusta atau selainnya maka hadits tersebut tidak dapat mencapai derajat sahih.

Hadits Nabi merupakan sumber hukum ajaran agama Islam setelah Al-Qur’an. Dalam hadits, juga dikenal beberapa istilah seperti hadits shahih, hasan dan dhaif. Hal ini berimplikasi pada sikap umat Islam dalam memperlakukan dan memberlakukannya sebagai hujjah (dalil).Isi dari Al-Qur’an tentu tidak perlu diragukan keasliannya karena sudah tidak ada keraguan terhadapnya. Sedangkan hadits perlu sikap kritis untuk menyikapi kehadirannya. Sanad, matan dan rawi menjadi unsur yang penting untuk menentukan derajat sebuah hadits.

1. Sanad

Sanad menurut bahasa adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan sanad menurut istilah adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadits. Dikutip dalam buku “Memahami Ilmu Hadits” oleh Asep Herdi, secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadits-hadits Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.

2. Matan

“Matan” atau “al-matn” menurut bahasa adalah mairtafa’a min al-ardi atau tanah yang meninggi. Sedangkan menurut istilah adalah “kalimat tempat berakhirnya sanad”.Berkenaan dengan matan atau redaksi hadits, maka ada beberapa yang perlu dipahami: 1) Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan.; 2) Matan hadits itu sendiri dalam hubungan dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al-Qur’an (apakah ada yang bertolak belakang).

3. Rawi

Rawi adalah unsur pokok ketiga dari sebuah hadits. Kata “Rawi” atau “ar-Rawi” berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits (naqil al-Hadits). Antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan.

Sanad-sanad hadits pada tiap-tiap tabaqahnya juga disebut rawi. Sehingga yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan, menerima dan memindahkan hadits.

URGENSI HARUS ADA SANAD

Fungsi sanad bagi orang seperti saya hanya untuk tabarruk, dan mahabbah pada mereka. Tidak lebih dari itu namun fungsi sanad itu sangat tinggi, Dizaman dahulu sanad adalah bentuk pengakuan atas kealiman seseorang, dan nama dia ada dalam mata rata sanad yang didalamnya ada nama Nabi Muhammad SAW, kalimat akhir adalah kata syekh yasin fadani. Dan orang yang punya sanad mereka berlomba lomba mencari sanad yang tinggi, KENAPA, ini jawaban yang lama saya cari, AGAR NAMA DIA DEKAT DENGAN NAMA NABI DALAM MATA RANTAI SANAD. karena itu adalah tanda kedekatan.

Namun berlebihan mengejar sanad riwayat adalah CITA CITA orang bodoh sebagaimana tercantum dalam kitab is’adil isnad, karena terpenting adalah PENGAMALAN dari sanad itu, namun saya pribadi sangat merasakan aliran energy masuk sangat kuat, karena itu saya percaya ijazah dan sanad penting dari segi tabarruk atau energy yang mengalir pada kita. Kemudian dalam rantai sanad itu ada nama Aulia dan ulama yang mereka punya manaqib yang bisa jadi USWATUN HASANAH DAN MELAHIRKAN CINTA DIHATI, apalagi mereka banyak sekali mengarng kitab kitab. Dizaman ini mudah dapat kitab itu dan kita punya hubungan emosional dengan pengarang KARENA ADA SANAD. jadi ilmu ilmu rijal dalam rantai sanad dahsyat luar biasa.

Bagi saya sanad hanya untuk 3 hal

1. Aliran energy agar masuk kedalam jiwa, itulahah namanya tabarruk. Dan amalan amalan dikitab mereka langsung kompatible kalau kita amalkan, beda kalau gak ada sanad.

2. Perbaikan psikologi. Manaqib manaqib mereka menimbulkan cinta dan masuk dalam ingatan, dan juga rindu, apalagi bila disyurga nanti bisa ziarah pada mereka karena didunia tidak mungkin karena jauh atau orangnya telah wafat dan jauh.

3. Ilmu mereka dari karangan karangan dalam mata rantai sanad itu yang bisa kita dapat dengan mudah via goole, itu menimbulkan wawasan yang sangat luas, yang menbuat kita bisa melihat fakta masa lampu yang tidak akan kita jumpai dalam kitab manapun apalagi yang dijual dipasar banyak kita  kurikulum dan lebih pada bisnis penjual kitab, dan itu sah dan halal bahkan banyak pahala kalau benar niatnya.

Jadi saya tidak memberi ijazah pada siapapun kecuali beberapa dan itupun yang langsung saya ambil yadan biyadin. Karena itu tidak ada masalah dengan saya bila ternyata ada dari jalur kitab sanad itu ada dikritik, misalnya salah satu kitab sanad dari ulama tijani, saya akan ambil rijal dan mencari manaqib dan kitab kitab dan alat verifikasi atas jalur lain. Jadi karena saya tidak ada niat meriwayatkan maka bukan masalah. Inilah KETAJAMAN ILMU MANTIQ, mampu memiilah lapisan mana yang diambil dan mana yang dibuang.

Tapi kalau anda ingin jadi musnid dan meriwayatkan itu saya dukung penuh dan mamtapkan semua jalur dan perbaiki terus karakter anda agar layak jadi rijal dalam mata rantai sanad.

Wallahualam bishowab..

Pondok Pesantren Salafi Modern  “ RIYADHOH KALAM SYIFA BANTEN ” Pantai Sawarna Kampung Selaawi RT.002/001 Desa Sawarna Timur Kec.Bayah Lebak Banten Kontak Person: 0838-1933-9450*****

Komentar