Kab.Tasik. LINTAS PENA.
Dalam rangka Milangkala Kab.Tasikmalaya yang ke 388.Tasik Rancage . Penilaian Lingkungan Bersih dan Sehat Progran Kampung PHBS di Desa Rajamandala Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya
Penilaian Lomba Kampung sehat dan Rumah Sehat di kecamatan Rajapolah Tengah dimulai. Kemarin, penilaian dilakukan di beberapa Desa,salahsatunya di kampung Cikapol Desa Rajamandala, Kecamatan Rajapolah. Kampung Cikapol Desa Rajamandala ini punya potensi besar dalam hal pertanian dan peternakan untuk menjaga denyut ekonomi warga. Belakangan, desa ini juga punya satu destinasi wisata pesawahan dan Lingkungan bersih.
Tim penilai kampung PHBS kecamatan Rajapolah,Puskesmas, Koramil,Polsek,juga pihak desa dan para kader PKK desa,kades Rajamandala Rajapolah, hadir langsung dalam penilaian ini mendampingi Tim penilai PHBS tingkat kecamatan Rajapolah.Hadir pula Camat Rajapolah Yana Hermana SE MM dan tim penilai kampung sehat tingkat kecamatan.
Kepala Desa Rajamandala,Enjang Jalaludin SH mengatakan kepada Lintas Pena,“Bahwa Lomba kampung sehat dan Rumah Sehat ini tidak semata-mata ingin mencari juara. Melainkan, bagaimana warga semakin sadar dan semakin disiplin mengikuti protokol kesehatan,.
Dia mengingatkan pentingnya seluruh masyarakat di Desa Rajamandala, menggalakkan gotong royong dan membersihkan sampah-sampah di lingkungan masing-masing. Lalu menjaga pola hidup bersih dan sehat. Juga menjaga jarak saat beraktivitas. “Yang jarang dan tidak menggunakan masker, segera mengubah perilaku,” tandasnya.
Menurut Camat Rajapolah Yana Hermana SE MM , ada 8 desa di Kecamatan Rajapolah yang mengikuti lomba kampung sehat dan Rumah Sehat ini. Dari 8 desa itu, akan dipilih menjadi dua desa. Dua desa tersebut yang akan mewakili kecamatan ini dalam lomba tingkat kabupaten,katanya.
Agar desa-desa di Kecamatan Rajapolah tidak mengecewakan, pihaknya kata Yana Hermana, menerjunkan tenaga dokter. Jumlahnya dua orang. Mereka secara bergiliran membimbing, mengarahkan, sekaligus menilai kampung sehat dan Rumah Sehat sesuai ketegori yang di lombakan.
Desa Rajamandala punya keunggulan dalam hal ekonomi masyarakat. Desa ini memang tengah menyiapkan terobosan baru sebagai desa wisata. Saat ini di sana sudah ada satu objek wisata desa yang hasilnya terlihat nyata dalam memberdayakan ekonomi masyarakat yang umumnya berbasis pertanian, perikanan, dan peternakan.
Sebagai destinasi, ada spot foto yang menawan hati bagi pengunjung. Sembari menikmati keindahan,seperti pemandangan alam dan hampararan pesawahan hijau, bagi pengunjung bisa foto-foto terlebih dahulu. Spot-spot foto itu kreasi warga setempat. Dijamin top dah. Apalagi bagi mereka yang hatinya lagi berbunga-bunga lantaran sedang jatuh cinta.
Di tengah pandemi Covid-19, pengunjung yang ke destinasi ini diwajibkan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Saat ini, di sejumlah tempat strategis di desa Rajamandala, dipasang pengumuman agar warga tidak abai pada protokol kesehatan. Juga menjaga kebersihan lingkungan, meniadakan segala bentuk kegiatan yang menyebabkan orang berkumpul, Kemudian tidak keluar rumah, kecuali hal yang mendesak. Apabila merasakan gejala demam, flu, sesak napas dan batuk, segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat,paparnya.
Tentu saja tak cuma mengingatkan. Pemerintah desa juga menyiapkan tempat mencuci tangan yang mudah dijangkau warga. Juga melakukan penyemprotan disinfektan tiga kali seminggu. Lalu dibarengi dengan kampanye dan sosialisasi masif tentang cuci tangan setelah kontak dengan orang lain. Sementara warga desa yang baru pulang dari luar negeri/luar kota juga wajib melaporkan diri ke pemerintah desa.
Secara umum aktifitas warga Desa Rajamandala Bertani, peternak juga menjalankan aktivitas budidaya ikan air tawar. Kepala Desa Rajamandala Enjang Jalaludi SH mengemukakan, warganya membudidayakan ikan gurami, mujair, ikan mas, dan lele juga banyak lagi ikan-ikan lainnya.
Enjang Jalaludin SH, Desa Rajamandala, bisa dikatakan desa tangguh. Kendati Covid-19 melanda, roda ekonomi warga desa tak terpengaruh dan tetap berjalan. “Sekarang kami ingin tambah menjadi kampung sehat dan kampung tangguh,” pungkasnya. (JOHAN ROHANI)*