oleh

Peran Aktif Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak

Oleh : Tantan Hadiansah, S.Pd. ( Guru SDN Sukalaksana, Kel. Sukalaksana, Kec. Bungursari-Kota Tasikmalaya)

SEJALAN dengan hadirnya Peraturan Presiden (Perpes) No 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dengan pertimbangan bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya penguatan nilai-nilai religius, jujur, teloran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.  Penguatan pendidikan karakter disingkat dengan PPK gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi melalui olah hati, olah rasa, olah piker, dan olah raga. Pendidikan karakter adalah suatu bentuk kegiatan manusia yang didalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik  bagi generasi selanjutnya (Wikipedia). Karater menyangkut dengan akhlaq atau budi pekerti yang dimiliki sehingga dengan akhlaq akan membedakan anak dengan anak lainnya.

Sejalan dengan pendidikan begitu juga pedidikan karater mempunyai tujuan tersendiri, tetapi tidak penyimpang dengna tujuan pedidikan yang ada. Kemendiknas menyatakan tujuan pendidkan karakter diantaranya: (a). Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berhati baik, berprilaku baik, dan berpikiran baik. (b). Memperkuat dan membangun prilaku bangsa yang multikultur. (c) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan. Selain memiliki tujuan pendidikan karakter juga mempunyai manfaat, menurut Fadillah “ Menjadikan manusia agar kembali kepada fitrahnya, yaitu selalu menghiasi kehidupannya dengan nilai-nilai kebajikan yang telah digariskan”.

Orang tua adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup anaknya. Peranan orang tua merupakan suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya anak harus bersikap sebagai orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga, dalam hal ini peranan orang tua terhadap anaknya dalam pendidikan, keteladanan, kearipan sehingga timbul dalam diri anak semangat hidup. Anak merupakan dambaan orang tua, belahan jiwa, dan sebagai penyemangat dalam bekerja. Banyak orang tua yang mengharapkan kehadiran anaknya dan bercita-cita menginginkan anak yang shaleh, yang berbakti pada Allah SWT, orang tua, diri sendiri bahkan sampai bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa, sehingga banyak orang tua yang berkorban harta, jiwa, bahkan nyawa untuk memperjuangkan anaknya demi kelangsungan hidupnya dimasa depan. Sehingga orang tua mempunyai kewajiban dalam memeihara keselamatan kehidupan keluarga baik moral maupun material. Sesuai Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6 yang artinya “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah SWT terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. Dari penjelasan ayat tersebut bahwa orang tua berkewajiban menjaga keluarganya dari sisksa api neraka dengan cara memerintahkan kebaikan dan mengajarkan ketauhidan kepada keluarga agar terhindar dari siksa Allah SWT. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan pendidikan bagi anaknya secara tidak langsung, karena posisi orang tua memiliki hubungan yang erat dengan anaknya. Secara garis besar anak akan melihat prilaku orang tua dalam kehidupa sehari-harinya.

Roda perputaran jaman terus melaju. Ilmu pengetahuan dan teknologi tak henti berinovasi. Tahun demi tahun segala hal terus mengembangkan diri dengan pesat. Teknologi-teknologi baru yang bersifat novelty terus bermunculan dan mempengaruhi semua asfek ekonomi, sosial dan budaya.  Kalau kita amati dari kebiasaan anak-anak  jaman dulu, mereka bermain dengan permainan tradisional seperti engkle, gatrik, galah asin, dan yang lainnya sehingga melatih ketahanan fisik, kedisiplinan, kerjasama, gotong royong. Senada dengan hal itu anak-anak masih ramai dan berbondong-bondong meramaikan madrasah, masjid untuk menggali pengetahuan agama. Dilihat dari segi sikap anak-anak masih menanamkan rasa saling hormat menghormati, berbicara dengan sopan, menyayangi antar teman sehingga timbul rasa hormat atau tawadhu terhadap orang yang lebih tua. Dengan adanya perubahan jaman yang semakin canggih sehingga bisa merubah terhadap kebiasan-kebiasaan yang dilakukan anak-anak jaman dahulu, seperti sudah melupakan permainan tradisional diganti dengan peramainan-permainan serba online seperti Mobie Legend, PUBG, Free Fire, Facebook, IG, bahkan anak kecilpun sudah pandai menggunakan hendphone, sehingga sangat mempengaruhi terhadap perkembangannya. Dengan disibukan permainan online sehingga anak-anak akan merasakan kecanduaan, lupa waktu, sehingga mereka sudah melupakan lagi mencari ilmu pengetauan agama sehingga masjid dan madrasah sudah sepi dengan lantunan al-qur’an, shalawat, dan nadhom-nadhom agama sehingga masjid atau madrasah serasa mati suri.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknlogi (IPTEK) semakin terus berkembang apabila tidak diimbangai maka akan berpengaruh terhadap sikap dan pribadi anak. Hal itu dibutikan dengan tingkah laku anak kurang baik, masih ada anak yang memiliki akhlaq kurang baik, tingkah laku dan juga tutur kata yang kurang sopan. Dari kasus seperti itulah peran aktif orang tua dalam membentuk karakter anak harus ditingkatkan lagi terutama pengawasan orang tua kepada anaknya perlu diperketat lagi, orang tua harus tahu dengan sipa anaknya bergaul?, kemana anaknya pergi?, dengan demikian sehingga anak benar-benar mempunyai karakter  yang diharapkan seperti jujur, religius, teloransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta damai, dan lain sebagainya. Apabila nilai-niai karakter sudah tertanam dengan kuat dilingkungan keluarga maka anak-anak akan kuat dalam menghadapi kemajuan yang serba canggih ini, sehingga teknologi yang semakin canggih akan bisa dikendalikan tetapi sebaliknya apabila nilai-nilai karakter rapuh maka teknologi akan mengendalikan anak kita.

Tetapi kita selaku orang tua tidak bisa menutup mata begitu saja selain lingkungan keluarga, faktor lingkungan pun ikut mempengaruhi terhadap karakter anak, faktor lingkungan mempunyai perana penting juga dalam membentuk karakter atau pribadi anak apalagi dimasa pandemi ini anak-anak kita akan merasa jenuh berada di rumah, selalu mengerjakan tugas dari gurunya, sehingga untuk menghilangkan rasa bosan atau rasa jenuh anak- anak akan kembali kelingkungan mereka bermain. Lingkungan pendidikan juga dapat mempengaruhi karakter anak, oleh sebab itu tugas guru selain mentranferkan ilmu pengetahuan (tranfer of knowledge) supaya anak didiknya pintar, tidak kalah penting juga guru harus mentransper nilai-nilai karakter atau budi pekerti supaya peserta didik memiliki karakter yang diharapkan.

Dari penelusuran tadi, penulis mengajak kepada semua orang tua ayo peran aktif orang tua dalam membina karakter anak ditingkatkan lagi, bangkitkan lagi, suapaya anak-anak kita mempunyai karakter yang kuat seperti  jujur, religius, teloransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta damai, dan lain sebagainya untuk bekal mereka demi kelangsungan hidupnya. Dan kita selaku orang tua jangan mengengkang anak kita untuk bergaul di lingkungan masyarakat, karena anak-anak akan menunjukan jati dirinya, membutuhkan interaksi dengan temannya tetapi selalu dalam pengawasan, bimbingan orang tua, sehingga kita mempunyai anak yang didambakan atau diharapkan yaitu mempunyai anak yang tumbuh kembang secara normal sesuai dengan masanya, mempunyai anak yang shaleh yang taat kepada penciptanya, orang tua, masyarakat bahkan bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa.

Serayanya kita selaku makhluk yang lemah sepantasnya memohon pertolongan kepada Sang Maha Kuasa yang menguasai alam jagad raya ini, “ Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang shaleh”, dan semoga diberi kekuatan untuk menjaga amanah, menidik anak-anak kita sesuai kemampuan, dan semoga anak-anak kita dijadikan anak-anak yang shaleh, terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif yang dapat merugikan mereka, diberi kekuatan iman, diberi keselamatan dunia dan akhirat. Aamiin ya rabbal alamiin.