Oleh: Syafira Basyaasyah A.A (Mahasiswa Jurusan : Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang)
MASALAH pendidikan tidak bisa dipisahkan dari masalah ekonomi. Peran pendidikan dalam perekonomian dan pembangunan perlu disadari, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, pendidikan tidak selalu dilihat sebagai konsumtif atau finansial. Manfaat jangka panjangnya sudah bisa dirasakan. Konsep pendidikan sebagai investasi telah berkembang pesat, dan semua negara semakin percaya bahwa pertumbuhan sektor pendidikan merupakan premis fundamental bagi pertumbuhan sektor-sektor baru lainnya.
- Peran pendidikan dalam pembangunan ekonomi
Peran pendidikan dalam pembangunan sangatlah penting. Karena pendidikan merupakan tolak ukur kehidupan baik daerah maupun negara. Jika peran pendidikan tidak diprioritaskan, maka dampak yang dihadapi daerah, yaitu munculnya krisis manajemen dan sumber daya manusia yang resmi tidak berkualitas. Akibatnya, sekarang ada hambatan untuk pengembangan lebih lanjut, seperti pembangunan ekonomi yang didukung pemerintah dan peningkatan lapangan kerja di industri.
Pendidikan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi dan telah menjadi metode pembenaran yang mutlak dan aksiomatis. Validitas argumen ini telah ditunjukkan oleh banyak studi akademis dan eksperimental. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kemajuan sosial dan ekonomi. pengangguran, kriminalitas, kecanduan narkoba dan pada akhirnya perlindungan kesejahteraan yang tidak hanya menimbulkan aspek sosial tetapi juga beban ekonomi yang ditanggung oleh berbagai pihak, terutama pemerintah.
Pendidikan kemungkinan akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi. Pendidikan dapat meningkatkan efisiensi kerja seseorang, sehingga meningkatkan pendapatannya. Peningkatan pendapatan ini juga mempengaruhi pendapatan nasional negara yang bersangkutan, sehingga meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka yang berpenghasilan rendah. Pada saat yang sama, pendidikan adalah alat untuk meningkatkan tenaga kerja terdidik dan terlatih, yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi negara. Pendidikan memiliki potensi untuk mempersiapkan siswa menjadi pekerja potensial. Produktivitas tenaga kerja, secara langsung meningkatkan produktivitas pendapatan nasional. Hubungan antara pendidikan dan pendapatan tampaknya menjadi lebih penting di negara-negara berkembang. Pendidikan juga merupakan sumber penting dari bakat yang berkualitas dan terlatih. Pendidikan memainkan peran penting dalam pekerjaan. Persoalannya, jarang ada kecocokan yang erat antara pekerjaan dan pendidikan, sehingga menyebabkan pengangguran bagi yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan.
Oleh karena itu, kebutuhan pelatihan harus diprioritaskan. Ia juga harus mampu memprediksi pengetahuan serta keterampilan tenaga kerja. Sebagai dasar perencanaan pendidikan, proyeksi lapangan kerja harus konsisten dengan pertumbuhan ekonomi dan sejalan dengan kebijakan sosial ekonomi pemerintah. Intervensi pendidikan ekonomi adalah upaya mempersiapkan pelaku ekonomi untuk menjalankan fungsi produksi, distribusi, dan konsumsinya. Intervensi terhadap fungsi produktif mengambil bentuk pasar tenaga kerja di berbagai tingkatan, yaitu manajer atas, menengah dan bawah, dan dalam kasus ekstrim pekerja dan karyawan.
Selain tenaga kerja, pendidikan juga mengintervensi manufaktur untuk menyediakan wirausahawan tangguh yang berani mengambil risiko dalam berinovasi teknologi produksi. Bentuk intervensi lainnya adalah menciptakan teknologi baru dan mempersiapkan orang untuk menggunakannya.
Gangguan terhadap fungsi distribusi terjadi melalui pengembangan penelitian dan pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat atau konsumen. Intervensi dalam fungsi konsumsi dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja mendukung pertumbuhan pendapatan. Peningkatan pendapatan ini menyebabkan peningkatan fungsi konsumsi, yang diwakili oleh peningkatan jumlah tabungan dari pendapatan disposabel. Tabungan ini tentunya akan menjadi investasi modal yang akan semakin mempercepat pertumbuhan ekonomi negara.
- Peran Pendidikan dan Pembangunan Ekonomi
Apa hubungan antara pendidikan dan pembangunan ekonomi? Kita tidak bisa lepas dari masalah pembangunan. Definisi pembangunan ekonomi bervariasi dan tergantung pada konteks penggunaannya. Para ekonom telah mengembangkan teori pembangunan berdasarkan kapasitas produktif tenaga kerja manusia dalam proses pembangunan yang dikenal sebagai investasi dalam modal manusia. Ada juga yang meragukan bahwa pendidikan publik merupakan penggerak penting pembangunan.
Premis dasar yang mempersiapkan hubungan antara pendidikan dan tenaga kerja adalah bahwa pendidikan perlu dilakukan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan untuk pekerjaan itu. Hal ini dapat dipahami sebagai pelatihan yang mempersiapkan pekerja untuk kesiapan kerja. Namun kenyataannya, tingkat pengangguran tumbuh sekitar 2% di sebagian besar negara. Munculnya pengangguran bukan berarti akibat dari kegagalan proses pendidikan, tetapi pendidikan tidak selalu menghasilkan lulusan dengan jenis pekerjaan tertentu. Sementara sekolah dapat melatih karyawan dengan keterampilan tertentu, sekolah bukanlah satu-satunya tempat di mana keterampilan ini dapat diperoleh. Ada beberapa faktor yang digunakan untuk mengukur sejauh mana pertumbuhan ekonomi diukur. Ukuran ini meliputi:
- Pendapatan per kapita
- Perubahan peta lapangan kerja di bidang pertanian dan industri
- Konsumsi energi atau penggunaan produk berteknologi tinggi seperti mobil, telepon, televisi
- Meningkatkan efisiensi sistem produksi perusahaan yang diukur dengan GNP dan GDP
- Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,
Untuk mencapai tujuan berbagai kelompok masyarakat melibatkan penggunaan sumber daya yang terbatas.Sebagai illustrasi, keterkaitan antara pendidikan dan pembangunan ekonomi berbeda sesuai dengan karakteristik khas setiap negara. Secara ringkas tampak berikut ini:
- Negara Kapitalis Vs negara sosialis
Ekonomi negara-negara kapitalis percaya bahwa model produksi bebas dari intervensi pemerintah dan membutuhkan persaingan terbuka dalam pemasaran. Hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi sangat erat dan pendidikan sangat diperlukan. Ekonomi di negara-negara sosialis memiliki konteks yang berbeda dalam menjelaskan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Negara berperan dalam mengontrol proses produksi dan pemasaran. keterkaitan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan seolah tidak terlihat karena pembangunan tidak ditentukan oleh individu atau warga negara, tetapi dikontrol secara ketat oleh negara.
- Industri vs. negara non industri
Di Amerika Serikat yang maju, bagian pekerja yang dipekerjakan di sektor industri adalah 33%, sedangkan sektor jasa adalah 66%. Di Meksiko, tarif di sektor yang sama adalah 23% dan 33%. Di negara maju, pendapatan per kapita masyarakat lebih tinggi, penggunaan teknologi maju dan konsumsi energi lebih tinggi daripada di negara kurang berkembang. Negara-negara maju memiliki lebih banyak akumulasi modal karena surplus setelah penurunan permintaan konsumen. Ini akan menghasilkan lebih banyak tabungan, yang pada akhirnya akan diinvestasikan kembali dalam sistem ekonomi saat ini. Hubungan antara pendidikan dan pembangunan di negara-negara maju lebih nyata daripada perubahan individu tergantung pada tingkat pertumbuhan ekonomi.
Di negara-negara non-industri, perekonomian sangat bergantung pada sektor pertanian, dengan proporsi tenaga kerja yang lebih tinggi yang bekerja di sektor non-industri. Analisis pelatihan sering dilakukan di lapangan, terutama data dari peristiwa masa lalu. Padahal, perlu dikembangkan konsep berdasarkan tujuan, kerangka dan metodologi bagaimana mengevaluasi pendidikan. Metode yang digunakan dalam studi evaluasi adalah regresi linier dan output pelatihan. Ukuran atau ukuran pertumbuhan atau hasil pembangunan.
Dapat dirumuskan bahwa peran pendidikan dalam pembangunan ekonomi dapat diukur sebagai berikut:
- Teknologi dan SDM
- Pendapatan per kapita
- Perubhaan peta ketenagakerjaan
- Konsumsi energi atau barang berteknologi tinggi
- Peningkatan dalam efisiensi sistem produksi (GDP dan GNP)
- Pemuasan kebutuhan masyarakat
- Pencapaian tujuan-tujuan oleh masyarakat
Menurut teori modal manusia, pendidikan memiliki dampak besar pada pembangunan ekonomi. Kontribusi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di negara-negara Asia dan pergeseran produksi secara bertahap ke industri dan jasa berteknologi tinggi telah meningkatkan tuntutan dunia usaha akan sumber daya manusia yang berkualitas dan terdidik.(berkualitas). Sistem Pendidikan.
Teori modal manusia menjelaskan bagaimana pendidikan memiliki efek positif pada pertumbuhan ekonomi. Teori ini mendominasi pengembangan ekonomi dan literatur pendidikan dari Perang Dunia II hingga 1970. Pendahulunya adalah pemenang Hadiah Nobel di bidang ekonomi untuk penelitian mereka tentang masalah ini, bersama dengan Gary Becker. , Edward Denison dan Theodore Schultz dari Universitas Chicago, Amerika Serikat, peraih Nobel di bidang ekonomi. Pendukung teori ini berpendapat bahwa orang dengan pendidikan lebih, yang diukur dengan tahun pendidikan, memiliki pekerjaan yang lebih baik dan dibayar lebih baik daripada mereka yang berpendidikan lebih rendah. Jika upah mencerminkan produktivitas tenaga kerja, semakin banyak orang yang berpendidikan, semakin tinggi produktivitas mereka dan semakin maju ekonomi negara sebagai hasilnya. Pada 1970-an, teori ini mendapat banyak kritik. Argumentasinya adalah bahwa pencapaian pendidikan tidak selalu berkorelasi dengan kualitas pekerjaan, sehingga orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau lebih rendah tidak berbeda produktivitasnya ketika mereka melakukan pekerjaan yang sama. Perlu juga ditegaskan bahwa dalam perekonomian modern saat ini, tidak diperlukan tenaga kerja yang sangat terampil karena perkembangan teknologi yang pesat dan proses produksi yang semakin efisien.
Namun, mereka yang berpendidikan rendah yang mengenyam pendidikan (jauh lebih pendek dan informal) akan relatif sama produktifnya dengan mereka yang berpendidikan lebih tinggi dan lebih formal. Argumen ini diformalkan dalam teori yang dikenal sebagai teori persaingan status.
Teori persaingan status ini memandang pendidikan sebagai organisasi sosial yang tugasnya membagi masyarakat pekerja menurut tingkat pendidikannya. Keinginan untuk mencapai status yang lebih tinggi memotivasi orang untuk belajar lebih lanjut. Meskipun yang berpendidikan tinggi memiliki bagian yang lebih tinggi dari pendapatan nasional, bagian yang lebih berpendidikan di negara tersebut tidak secara otomatis meningkatkan laju ekspansi atau pertumbuhan ekonomi.
Menurut Armstrong dan Taylor (2000) peran (kontribusi) yang dapat dilakukan dunia pendidikan dalam pembangunan ekonomi meliputi:
- Menciptakan keterampilan dalam melaksanakan tugas
- Meningkatkan kualitas organisasi
- Menunjang pertumbuhan dunia industry (usaha).
Menurut Psacharopoulus (1977), peluang yang dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan untuk mendukung dan meningkatkan perekonomian dapat diukur dengan:
- Menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif sesuai dengan kebutuhan dunia usaha (industri) dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik.
- Tersedianya kesempatan kerja yang lebih besar dalam upaya membangun dunia pendidikan yang bermutu.
- Buat tim pemimpin terdidik.
- Tersedianya banyak program pendidikan berbasis ekonomi mendukung munculnya daya saing dan kualitas hasil.
Berdasarkan pengukuran tersebut untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pembangunan ekonomi, diperlukan data sebagai berikut:
- Pendidikan, yang meliputi partisipasi dalam pendidikan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan
- Pendapatan nasional, baik sebagai pendapatan nasional bruto, pendapatan domestik bruto, dan pendapatan per kapita
- Perubahan peta lapangan kerja, dengan rentang kegiatan industri jasa pertanian
- Konsumsi energi.
DAFTAR PUSTAKA
Becker G.S. 1993. Human Capital, A theoritical and Empirical Analysis with Speccial reference to Education. Chicago, University of Chicago P ress
Cohn. Elchanan, 1979. The Economics Of Education,Ballinger Publishing
Dodi Nandika. 2005. KebijakanPembangunan Pendidikan 2005-2009. Bandung UPI.
EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budayahttp://educare.e- fkipunla.net Generated: 11 February, 2009
Engkoswara. 2002. Lembaga Pendidikan sebagai Pusat Pembudayaan. Bandung, Yayasan Amal Keluarga
Fattah, Nanang. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan.Rosda. Bandung
Jac Fitz-enz, 2000.The ROI of Human Capital, Measuring the Economic Value of Employee Performance, New York, Amacom
Joseph Stiglitz, 2004. Economy Growth and Education Policy, Jakarta. Kompas 15-12-2004
Hidayat Syarif,”Peran Pendidikan terhadap Pembangunan Perekonomian”, https://www.kompasiana.com/syarifhidayat28/5701d102e8afbd0c0564423b/peran-pendidikan-terhadap-pembangunan-perekonomian ( diakses 19 Jan 2022)
Saripudin Didin , “Pembangunan Pendidikan Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/pembangunan-pendidikan-dan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia/ ( diakses 19 Jan 2022)