oleh

Perjuangan Ki Sodewo Putra Pangeran Diponegoro

DALAM dinasti Mataram, dikenal beberapa tokoh sebagai Pahlawan Nasional, antara lain Sultan Agung, Pangeran Diponegoro dan Pangeran Sambernyowo. Dari sekian banyak raja, ratu, pangeran dan tokoh-tokoh Mataram mungkin sebetulnya terdapat banyak cerita kepahlawanan yang belum terungkap.

Penyebab utamanya bisa karena dokumen sejarah pendukung yang kurang. Sebagian besar kisah kepahlawanan hanya beredar dari mulut ke mulut.

Belum banyak masyarakat yang tahu kisah kepahlawanan Ki Sodewo, Putra kandung Pangeran Diponegoro yang berjuang di wilayah Bagelen dan Kulonprogo pada masa Perang Diponegoro atau yang dikenal Belanda sebagai Perang Jawa. Hanya sedikit penduduk di sekitar kota Wates yang tahu lokasi makam tubuh Ki Sodewo.

Bahkan makam ini tidak terletak di Taman Makam Pahlawan Giripeni yang berjarak hanya beberapa ratus meter dari pemakaman umum Sideman, tempat dimana Ki Sodewo dimakamkan. Ki Sodewo terlahir di wilayah Madiun pada tahun 1810, bernama Bagus Singlon.

Putera Pangeran Diponegoro dengan Raden Ayu Citrowati (dari Madiun) ini pada masa kecilnya dititipkan pada seorang kyai bernama Ki Tembi di Madiun. Hal ini untuk menghindari penangkapan yang dilakukan Belanda terhadap anak turun Pangeran Diponegoro.

Ketika berumur 15 tahun pada tahun 1825 setelah mulai mengenal asal usul dan jati dirinya, Bagus Singlon mencari ayahnya. Bersama dengan Ki Tembi, Bagus Singlon menuju Tegalrejo, Goa Selarong dan route perjuangan Diponegoro lainnya.

Sambil menunggu saat perjumpaan dengan ayahandanya, Bagus Singlon tinggal bersama Kyai Gothak di daerah Panjatan, Kulon Progo. Bagus Singlon rajin menempa ilmu kanuragan dari Kyai Gothak maupun para guru lain. Bahkan Bagus Singlon belajar ilmu Pancasona sampai ke daerah Bagelen.

Dengan bantuan telik sandi, Bagus Singlon akhirnya berjumpa dengan ayahandanya Pangeran Diponegoro. Oleh ayahandanya Bagus Singlon diberi julukan Ki Sodewo karena kesaktian dan kehebatannya dalam bertempur.

Nama itu berasal dari kata Laksono Dewo (bagaikan dewa), dewa yang maha sakti dalam berperang. Ki Sodewo lalu membantu pertempuran bersama para pengikut Diponegoro.

Salah satu bukti kedidayaan Ki Sodewo adalah kemampuannya membunuh Jendral Van de Cohler, salah satu jendral andalan Jendral Van de Kock, panglima perang Hindia Belanda. Ki Sodewo membangun persaudaraan dengan tokoh-tokoh seperti Kyai Gothak dan Kyai Josuto untuk mendapatkan bala tentara. Sebuah benteng pertahanan dibangun di wilayah dusun Bosol.

Benteng tersebut terbuat dari pohon bambu ori yang ditanam di sepanjang sungai Serang di wilayah dusun Bosol. Wilayah tersebut lalu terkenal dengan Jeron Dabag (dalam dabag atau benteng).

Bersama pengikutnya yang disebut Laskar Sodewo dia melakukan perlawanan secara gerilya melawan Belanda. Rute gerilya yang pernah dilewati Ki Sodewo antara lain Panjatan, Milir, Beji, Sentolo, Pengasih, Brosot, Lendah, Nanggulan, Kalibawang, Bagelen dan Wates.

Bagi rakyat Kulon progo pada masa itu Ki Sodewo adalah pahlawan, tetapi Belanda melakukan propaganda bahwa Ki Sodewo adalah pemimpin gerombolan perampok.

Salah satunya tercatat dalam sejarah kabupaten Purworejo bahwa Ki Sodewo adalah sekutu penjahat bernama Amat Sleman pada tahun 1838 yang merupakan musuh dari Bupati Cokronegoro yang pro Belanda(@@@