Oleh: Siti Nuriyah,S. Pd. (Guru Penjaskes SDN Gambut 9, kec Gambut, Kab Banjar Provinsi Kalimantan Selatan)
PENDIDIKAN jasmani adalah merupakan proses pendidikan yang diajarkan melalui aktivitas jasmani. Pembelajaran itu bisa berupa suatu permainan atau olahraga lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan tersebut di desain untuk meningkatkan keterampilan motorik, meningkatkan pengetahuan serta perkembangan sikap spiritual yang membaik.
Dalam dunia Pendidikan ada tiga ranah yang harus di capai. Ke tiga ranah tersebut adalah : Kognitif, psikomotorik dan affektif, atau pengetahuan, keterampilan dan sikap. Didalam Pendidikan Penjaskes ketiga ranah tersebut berjalan secara beriringan dan selalu berkaitan, meskipun dalam penjaskes yang diprioritaskan adalah psikomotor atau ketrampilan.
Di era new normal ini keseharian anak sangat berubah. Dunia anak kini sudah dikuasai oleh gadget. Kini dunia yang begitu luasnya sudah berada digenggaman anak. Tidak sulit anak melihat dunia luar cukup dengan android dan berada didalam kamar, dunia sudah di depan mata.
Anak cenderung malas untuk bergerak, lebih suka diam dikamar dan main gadget. Dengan benda kecil itu anak bisa main sepuasnya bahkan sampai lupa segalanya. Lupa belajar, lupa main sama teman-temannya, bahkan sering terjadi lupa mengerjakan PR. Anak lebih suka main bola di gadget sambil makan pegang gadget sambal duduk main game, sambal tiduran asyik main game.
Asupan makanan yang masuk kedalam tubuh semakin menumpuk dan kalori tak terbakar, sehingga membuat pertumbuhan badan melesat, berat badan naik begitu cepatnya karena kurang beraktivitas. Sekarang banyak sekali anak-anak Sekolah Dasar yang pertumbuhan badannya melewati ambang batas atau obesitas. Hal ini disebabkan karena makanan yang di makan banyak mengandung gizi, karena untuk meningkatkan imun tubuh supaya terhindar dari serangan covid 19. Selain asupan gizi yang terpenuhi obesitas juga disebabkan oleh kurang gerak.
Dalam kesehariannya anak kurang bergerak sehingga badan semakin gemuk dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau obesitas. Dengan semakin meningkatnya jumlah anak yang obesitas, disekolah sering menemui kendala dalam pembelajaran Penjaskes, dimana anak sekarang cenderung malas untuk bergerak, bergerak sebentar sudah capek, anak mudah bosan apalagi kalau pembelajarn atletik. Anak sangat malas karena mudah capek serta kepanasan karena kena paparan sinar matahari.
Dengan demikian sebagai guru Penjaskes harus kreatif dan inovatif agar anak-anak tidak cepat bosan dalam melakukan olahraga. Dunia anak adalah bermain, melalui permainan anak bisa menemukan jati dirinya, bisa berinteraksi sosial sesama temannya, bisa belajar berhitung, bisa melatih keterampilan gerak dasar yang merupakan pondasi dalam mengembangkan keterampilan motorik.
Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan seni dan budaya, yang diwariskan oleh nenek moyang. Banyak sekali warisan permainan tradisional yang beraneka ragam. Antara daerah yang satu dengan daerah yang lain juga berbeda-beda. Kita harus menjaga kelestarian budaya ini, agar warisan nenek moyang tidak musnah.
Untuk melestarikan kebudayaan permainan tradisional, kita bisa menerapkan permainan tersebut dalam pembelajaran Penjaskes. Dengan menggunakan permainan tradisional anak menjadi senang dan bergairah dalam bergerak. Karena senang bermain anak menjadi tidak cepat bosan dan tak merasakan panas ketika terkena sengatan sinar mata hari. Dengan permainan tradisional anak jadi semangat dalam belajar.
Melalui permainan tradisional bisa memantik kebugaran anak jadi membaik, perkembangan keterampilan gerak dasar meningkat, kemampuan fisik, juga pengetahuan, sikap,mental, emosional, sosial dan pembiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan jadi baik. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan anak semakin membaik dan anak semakin sehat dan bugar. Dengan kebugaran yang meningkat akan menjadikan generasi Indonesia lebih tangguh dan akan menjadi calon pemimpin yang kuat untuk perkembangan bangsa dan negara.(****