O Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA., (Pemerhati masalah Ekonomi & Politik, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.)
JAMPI-JAMPI oleh para jawara di tanah Banten katanya sedang bertarung di alam gaib. Kita tak tahu menahu soal itu. Hanya kata orang saja. Gosip.
Yang jelas Airin (kader Golkar) akhirnya bisa mengantongi dukungan dari PDI Perjuangan sehingga bisa bertarung melawan Andra Soni (Gerindra). Keduanya paslon yang kuat, jadi seru juga menontonnya. Keduanya dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), hanya kader PDI Perjuangan yang jadi Cawagub-nya Airin.
Publik sempat terhenyak dengan strategi Golkar “mengerjai” PDI Perjuangan di pilkada Banten. Kita lihat saja bagaimana Airin rela datang ke Markas PDI Perjuangan dan “dibentak-bentak” oleh Megawati di depan para Cakada, dan direkam kamera para awak media pula.
Kejadiannya waktu itu di acara penyerahan SK Calon Kepala Daerah yang diusung PDI Perjuangan pada tanggal 26 Agustus 2024 yang baru lalu. Megawati membentak Airin di muka umum, “Airin ngomong yang keras! Heh… iya dong kalau loe udah masuk PDI loe awas loe ya. Lho saya ketua umum berdaulat penuh atas partai hah, dijadikan oleh kongres partai, nggak abal-abal.”
Airin yang sudah mengenakan kain bercorak batik warna merah tua duduk diantara banyak hadirin hanya bisa tersenyum dan diam. Sesudahnya ia memberi keterangan pers dengan berdiplomasi bahwa itu hanya teguran seorang ibu kepada anaknya agar bisa berbuat lebih baik kedepannya. Lihay juga politisi Golkar ini.
Dan ini yang menarik, sesudah event “dibentak-bentak” Megawati di kantor PDI Perjuangan, tapi toh ia berhasil menenteng SK yang mengusung dirinya, ia lalu kembali ke kantor Golkar dan disambut oleh Ketum Golkar Bahlil Lahadalia sambil tersenyum. Semua di kantor Golkar tersenyum, suasananya ceria. Beda dengan suasana tegang yang dialami sebelumnya.
Kata Bahlil kepada pers pada Selasa 27 Agustus 2024 (Sehari setelah kejadian Airin dibentak-bentak), “Untuk Provinsi Banten, yang pasti temen-temen tunggu yang dari kemarin, memang ini prosesnya panjang. Memang barang bagus itu pasti itu memang banyak yang minat.” Ia bilang itu di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, saat menyambut Airin. Lha enggak jadi pindah ke sebelah? Ya enggak lah.
Kita lihat sejenak peta politik di provinsi Banten.
Parlemen (DPRD) Banten ada 100 kursi, pada periode 2024-2029 ada 10 partai politik, komposisinya: Gerindra punya 14 kursi, Golkar punya 14 kursi, PDI-Perjuangan punya 14 kursi, PKS punya 13 kursi, Demokrat punya 11 kursi, PKB punya 10 kursi, Nasdem punya 10 kursi, PAN punya 7 kursi, PPP punya 4 kursi, dan PSI punya 3 kursi.
Koalisi Indonesia Maju terbelah, Golkar jadinya bersama PDI Perjuangan mengusung paslon Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi, sementara Gerindra bersama PKS, Demokrat, PKB, Nasdem, PAN, PPP dan PSI mengusung paslon Andra Soni dan Dimyati Natakusumah.
Airin ini mantan Walikota Tangerang Selatan dan ia masih keluarga Ratu Atut (Keluarga Besar Haji Tubagus Chasan Sochib atau Haji Hasan) dan Ade Sumardi adalah mantan Wakil Bupati Lebak. Sementara Andra Soni adalah kader Gerindra yang juga Ketua DPRD Banten dan Dimyati Natakusumah adalah kader PKS yang mantan Bupati Pandeglang.
Hasil survey elektabilitas kedua paslon, seperti dilaporkan Harian Tribun Kaltim (Sabtu, 16 November 2024) adalah sebagai berikut. Survey LSI yang dilakukan pada 27 Juli – 4 Agustus 2024 (memang sudah agak lama): elektabilitas Airin adalah 77,3 persen, sementara Andra Soni adalah sekitar 10 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebanyak 12,7 persen.
Jika dilakukan simulasi berpasangan dengan cawagubnya, elektabilitas paslon Andra Soni – Dimyati Natakusumah naik jadi 12,2 persen, sedangkan paslon Airin – Ade turun jadi 73,7 persen. Responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 14,1 persen.
Ada lagi survey elektabilitas terakhir oleh KataData Telco pada 4 – 9 September 2024. Analisis elektabilitas melalui segmentasi pemilih telco ini melengkapi strategi meraup suara melalui ranah digital.
Dari aspek popularitas, Airin meraih 71 persen, sedangkan Andra Soni meraih 39 persen. Kalau dari aspek elektabilitas, Airin dapat 50,2 persen, sedangkan Andra Soni 10 persen, sisanya (hampir 40 persen) tidak jelas atau belum menentukan. Jadi ruang rivalitas masih terbuka lebar.
Kedua survey itu dilakukan di akhir Agustus sampai awal September 2024 lalu. Sudah agak lama. Semantara banyak perkembangan terjadi dalam kurun September-Oktober-November 2024 ini. Belum lagi kampanye dari masing-masing kubu.
Banten dan Jawa Barat adalah dua provinsi yang jadi penyangga Daerah Khusus Jakarta. Ini membuatnya jadi bernilai strategis.
Adapun besaran anggaran atau APBD Provinsi Banten tahun 2024, pendapatan daerah dianggarkan Rp 12,4 triliun, sedangkan realisasi sampai November sekitar Rp 10,2 triliun (sesuai Sistem Informasi Keuangan Daerah per 16 November 2024).
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp 7,4 triliun, sedangkan yang dari transfer pemerintah pusat sekitar Rp 2,9 triliun. Dengan perkembangan industri dan wisata Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pendeglang dan Kabupaten Tangerang, diprediksi ekonomi Provinsi Banten bakal bertumbuh pesat.
Kedua kandikat Gubernur Banten berasal dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Airin dari Golkar, walaupun cawagubnya Ade dari PDI Perjuangan, sedangkan Andra Soni dari Gerindra dan Dimyati dari PKS. Maka warga Banten mesti bijaksana dalam menentukan pilihannya.
Mana paslon yang bisa membawa Banten ke era baru yang menyegarkan dan menjanjikan? Dan tidak terus menerus membiarkan Banten terjebak dalam status quo!
Quo vadis Banten?
Jakarta, Minggu 17 November 2024
Komentar