oleh

Polemik PPDB di Jakarta, PSI: Masalahnya bukan Zonasi, tapi Kekurangan Sekolah

JAKARTA – Zebi Magnolia dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyoroti permasalahan dalam sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jakarta. Menurutnya, masalah sebenarnya bukanlah zonasi itu sendiri, melainkan kekurangan jumlah sekolah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, distribusi infrastruktur sekolah di Jakarta tidak merata. Jakarta Selatan dan Jakarta Timur memiliki jumlah sekolah negeri terbanyak, yaitu masing-masing 29 dan 40 SMA Negeri. Namun, jika dibandingkan dengan Jakarta Pusat, wilayah tersebut hanya memiliki 13 SMA Negeri, sementara Jakarta Barat dan Jakarta Utara memiliki 17 SMA Negeri.

Realitasnya, BPS mencatat bahwa populasi Jakarta mencapai 830.835 jiwa berusia 15-19 tahun pada tahun 2022. Ketimpangan ini menyebabkan adanya kesenjangan dalam alokasi kuota penerimaan siswa di sekolah negeri. Calon siswa di wilayah dengan sedikit sekolah negeri menghadapi tantangan yang lebih besar dalam memperoleh akses pendidikan yang diinginkan.

Zebi Magnolia menyoroti pentingnya memperhatikan jarak antara calon siswa dan sekolah negeri terdekat sebagai faktor penentu penerimaan. Namun, ia juga menegaskan bahwa kekurangan utama yang harus diatasi adalah kekurangan jumlah sekolah negeri yang memadai di Jakarta.

Dalam konteks ini, Zebi Magnolia mengajak pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk fokus pada pembangunan lebih banyak sekolah negeri. Dengan meningkatkan jumlah sekolah, akses pendidikan yang merata bagi semua calon siswa dapat terwujud.

Ia menekankan bahwa masalah utama bukanlah sistem zonasi itu sendiri, melainkan kekurangan jumlah sekolah. Dalam rangka mencapai pemerataan akses pendidikan, upaya pembangunan sekolah negeri yang memadai harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan stakeholder terkait di Jakarta.

PSI juga menyerukan kesadaran kolektif terkait pendidikan dan komitmen dari semua pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat.(REDI MULYADI)***

Komentar