Oleh: Andre Vincent Wenas, pemerhati masalah ekonomi dan politik.
Ini kesempatan emas buat dapat duit Rp 8 milyar!!!
Delapan milyar itu sama dengan delapan ribu juta rupiah. Wabil khusus kepada Hasto Kristiyanto kesempatan ini ditawarkan Maruarar Sirait saat mengajaknya untuk sama-sama mencari dan menemukan Harun Masiku yang sudah lima tahun tak diserahkan… eh ditemukan, begitu istilah formalnya.
Kalau dulu menurut berita ada duit sogokan ke oknum KPU sekitar 800 jutaan buat meloloskan Harun Masiku jadi anggota DPR, sekarang Ara (nama panggilan Maruarar Sirait) malah menawarkan sepuluh kali lipatnya, delapan em!
Ini berupa bonus dari kantong pribadi Ara, alias halalan-thayyiban, bagi siapa saja, tapi teristimewa bagi Hasto, kalau Hasto mau “nyari” dan “menemukan” (kembali) Harun Masiku.
Parodi politik Hasto versus Ara ini divideokan Ara dan beredar kemana-mana. Hasto katanya berencana mau mengirimkan buku “Politik Itu Suci” karangan Sabam Sirait yang nota-bene ayahanda dari Ara sendiri. Maksudnya mau saling sindir. Sabam Sirait adalah politisi senior PDI.
Memang “ajakan” Ara untuk menemukan Harun Masiku seolah parodi kepada Hasto, atau bernuansa sindiran yang nyelekit. Tapi ajakan ini sebetulnya dilatarbelakangi kasus yang sangat serius dampaknya. Kasus Harun Masiku tidak bisa dilihat dari perspektif uang sogokan yang “Cuma” delapan ratusan jutaan.
Karena kasus Harun Masiku sesungguhnya adalah contoh par-excellence dari ambisi kekuasaan yang menabrak demokrasi, etika politik dan rasa keadilan.
Pengkhianatan terhadap etika politik dan nilai-nilai demokrasi secara gamblang dipertontonkan tanpa rasa malu sedikitpun. Arogansi kekuasaan ditunjukan dengan telanjang, tanpa tedeng aling-aling. Tanya saja pada Rezky Aprilia sesama kader yang posisinya mau di by-pass oleh para petinggi parpol itu.
Cacat demokrasi dalam rupa skandal memalukan ini coba dikecil-kecilkan dengan mengatakannya ini Cuma ibarat pelanggaran kecil yang diumpamakan seperti orang kena tilang polantas. Bayar sogokan lalu dianggap beres, case closed.
Kita sepaham dengan politisi senior Sabam Sirait yang bilang politik itu sejatinya suci. Aristoteles menyatakan bahwa seharusnyalah politik dipakai masyarakat untuk mencapai kebaikan bersama (bonum commune, bonum publicum).
Politik, secara asal kata (etimologis) berasal dari kata Yunani ‘politeia’ (dimana polis berarti negara dan teia berarti urusan) yang berarti urusan dalam kehidupan bersama, tata kehidupan bernegara.
Istilah atau diksi politik itu kotor cenderung saling menjatuhkan antar anak bangsa akhir-akhir ini kerap dipertontonkan para pelaku politik negeri ini. Dulu ada istilah ‘cebong’ versus ‘kampret’, sekarang ada ‘para penjilat’ dan ‘nenek lampir’ yang merujuk pada ketum parpol tertentu.
Fenomena seperti ini – seperti kata Hanta Yuda – merupakan contoh kompetisi demokrasi elektoral yang tidak produktif dan jauh dari narasi konstruktif. Padahal, pertarungan politik demokratis yang berkualitas juga mensyaratkan keadaban politik, baik dalam diksi maupun narasi di arena kompetisi.
Bahkan Romo Edy Kristianto bilang politik pun jika dihayati dan dijalankan dengan benar, bisa jadi tanda yang kelihatan dari hadirnya rahmat Allah yang tidak kelihatan. Jadi sakramen politik. Rahmat Allah itu hadir dalam bentuk kesejahteraan bersama, jika saja politik dihayati dan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bersama (bonum commune).
Kembali ke soal videonya Ara. Dalam video yang beredar itu, Ara mengindikasikan, ada keterlibatan “orang-orang besar” dibalik kasus Harun Masiku. Sampai dikatakannya, “Harun Masiku itu siapa sih kok bertahun-tahun nggak bisa ditangkap?”
Iya siapa sih Harun Masiku itu? Ini pertanyaan yang banyak mengundang spekulasi publik. Lama kelamaan spekulasinya jadi liar. Misalnya, apakah Harun Masiku itu salah seorang operator pencucian uang oknum partai? Apakah Harun Masiku sebetulnya terlibat perdagangan narkoba atau judi orang partai. Dan berbagai spekulasi liar lainnya, namanya spekulasi liar ya bebas-bebas saja orang menerkanya, bisa benar tapi bisa juga ngawur.
Supaya kasus Harun Masiku bisa tuntas, ajakan Ara kepada Hasto untuk sama-sama mencari dan menemukan Harun Masiku perlu direspon dengan semangat.
Ara sudah menyiapkan bonus delapan em! Bukan “Cuma” delapan ratus juta lho.
Bandung, Jumat 29 November 2024