oleh

PPI Dunia Berhasil Menyelenggarakan MUN Perdana

Oleh : Melannie Octavian

Perkumpulan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) bidang Hubungan Publik sukses mengadakan kegiatan Model United Nations atau yang lebih akrab disebut MUN untuk pertama kalinya secara virtual melalui platfrom Zoom. Kegiatan yang diadakan mulai dari tanggal 28 sampai 30 Juni 2024, mengusung tema besar Addressing Rising Trade Tensions and Enhancing Fair Trade Practices dengan sub-tema “Geopolitical Conflicts: Free Trade Agreement and Its Challenges”.

Sebanyak 14 pelajar Indonesia, yang sedang menempuh studi di berbagai negara berdiskusi, melontarkan ide, serta mencari solusi mengenai isu perdagangan internasional yang berlangsung selama dua hari berturut-turut, yakni tanggal 28 Juni pukul 15.00 – 18.40 WIB, dan tanggal 29 Juni pukul 15.00 – 19.15 WIB. Dipandu oleh Rafi Aurelian sebagai chair di hari pertama dan Shafira Ananda sebagai co-chair di hari kedua, konferensi berjalan lancar dan kondusif.

Konferensi diakhiri pada tanggal 30 Juni 2024 pukul 15.20 – 16.20 WIB dengan diadakannya simposium internasional, yang mana Yudith Sarah Veronica selaku narasumber, membahas dua topik yang berkaitan dengan konferensi; MUN dan World Trade Organization (WTO), disusul dengan sesi tanya jawab.

Tidak lupa juga ajang yang paling dinanti, yakni penghargaan kepada peserta yang diadakan pada pukul 16.22 – 16.32 WIB, yang mana sebanyak empat peserta berhasil memenangkan penghargaan karena dinilai telah memberikan performa terbaiknya selama kegiatan berlangsung oleh chair dan co-chair. Berikut adalah daftar para pemenang, asal universitas, beserta dengan penghargaan yang diterima:

  1. Most Outstanding Delegate (Delegasi Luar Biasa) : Dzaky Raihan An Nafi’
  2. Honorable Mention (Peserta Kehormatan)             : Hafizh Surya Rabbani
  3. Best Position Paper (Position Paper Terbaik)       : Muhammad Fajar Sidiq
  4. Verbal Commendation (Juara Harapan)                  : Felix Kenrick

Rafi Aurelian, selaku chair mengungkapkan perasaan senangnya ketika peserta terlibat aktif dan berpartisipasi dalam proses diskusi. Meskipun PPID MUN merupakan pengalamannya yang ke-7 sebagai seorang chair, namun hal tersebut tidak lepas dari kesulitan yang ia hadapi seputar bagaimana mengajak peserta untuk berdebat sesuai dengan prosedur yang sudah tersedia,

“mungkin bagaimana delegate bisa debat dan berdiskusi dengan arah debat yang sesuai dengan Study Guide yang diberikan.”

Ketika ditanya mengenai PPID MUN kedua, ia menjawab bahwa ia akan tertarik jika PPID hadir dengan MUN yang kedua,

I would love too,” ungkapnya.

Terakhir, ia merekomendasikan para pelajar Indonesia untuk ikut serta dalam konferensi MUN, karena baginya MUN memiliki banyak manfaat, mulai dari meningkatkan kemampuan public speaking, komunikasi, pengetahuan seputar isu internasional, menjalin hubungan dengan sesama anak muda dari berbagai latar belakang, dan lain sebagainya.

Komentar