oleh

Prosesi Kirab Ngabumi di Pulomajeti Kota Banjar

Kota Banjar, LINTAS PENA

Ratusan warga Kota Banjar memadati Situs Cagar Budaya Pulomajeti untuk menyaksikan prosesi upacara adat Kirab Ngabumi di Lingkungan Siluman Baru, Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Sabtu, 07 September 2019 siang.

Berbagai prosesi upacara adat digelar, mulai dari Kirab Jamasan Tujuh Pusaka Majeti, Penyiraman Tujuh Air Kahuripan, Dondang Tujuh dengan pakaian serba hitam khas adat Sunda seakan menambah aura mistik nan sakral di Situs Cagar Budaya Pulomajeti, kampung Siluman.

Dalam acara hajat bumi itu, sejumlah benda pusaka yang dikirab itu salah satunya pusaka Kudi Hiyang Naga yang dipercaya sebagai cikal bakal pembuka tatar wilayah Kota Banjar. “Selain itu, ada juga pusaka jenis Dwi Sula, tombak, kujang, dan beberapa pusaka peninggalan sejarah. Semuanya dalam keadaan terawat,” terang Raden Koko Koswara, salah seorang sesepuh di Lingkungan Siluman, Kelurahan Purwaharja.

Sementara itu, pemakaian simbol angka serba 7 dalam agenda kirab pun bukan sekedar angka-angka tanpa makna, makna tujuh Air Cikahuripan, tujuh pusaka, serta tujuh dongdang pembawa makanan menunjukan tujuh lapisan langit, tujuh lapisan bumi, dan tujuh siklus waktu kehidupan. “Maksudnya agar kita tidak lupa akan kehidupan, bahwa manusia itu hidup dalam tujuh kurunan waktu,” jelas Raden Koswara.

Melalui agenda Ngabumi ini, selain bentuk ungkapan rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan Tuhan YME, juga sebagai upaya untuk melestarikan tradisi dan kearifan lokal, khususnya warga kampung Siluman dan Kota Banjar. “Bersama-sama kita lestarikan kebudayaan agar tidak lupa akan warisan karuhun yang hidup di zaman dulu,” imbuh Raden Koswara.

Staf Ahli Setda Kota Banjar H Lukman mewakili Wali Kota Banjar mengatakan Ngabumi, Hajat Bumi Wasiat Majeti sangat bagus untuk melestarikan kebudayaan di Kota Banjar. “Kita berharap kegiatan ini bisa diadakan setiap tahun dan nanti bisa lebih meriah lagi. Karena budaya harus dilestarikan. Jangan sampai hilang begitu saja,” kata

Kegiatan Ngabumi yang pertama di Pulomajeti itu pun mendapat antusiasme warga. Terbukti banyaknya warga yang berdatangan untuk menyaksikan kesakralan Kirab Ngabumi di Kampung Siluman.

Kamil, salah seorang pengunjung dari Komunitas Budaya Sunda, mengaku sangat mendukung adanya Kirab Majeti sebagai upaya agar kearifan lokal tidak punah, terutama bagi kalangan anak muda. “Mudahan-mudahan tetep lestari dan bisa menjadi kebanggan tersendiri, khususnya bagi urang Banjar,” ucapnya.(AJAT SUDRAJAT/KOMINFO)***

Komentar