oleh

Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara ( Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak )

Oleh : Dadan Hamdani, M. Pd  (Guru SDIT PERSIS Tarogong Garut)

PENDAHULUAN

Sahabat lintas pena, setelah penulis mengupas kemasan program Pendidikan Guru Penggerak mulai dari; Selayang Pandang Program Pendidikan Guru Penggerak, Gerbang Menuju Pendidikan Guru Penggerak, dan Kegiatan Pendidikan Guru Penggerak, maka pada artikel keempat ini penulis akan mengupas isi atau materi Pendidikan Guru Penggerak mulai dari Modul 1.

A.Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran merupakan bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “ pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”

B.Dasar-Dasar Pendidikan

1.Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, pendidik itu hanya menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki laku-nya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuh-nya kekuatan kodrat anak”.

2.Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh petani atau tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan petani. Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ petani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

3.Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar

C.Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Ki Hadjar Dewantara (KHD) menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa Pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, Pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya.

KHD mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi, sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. ***

Komentar