SEBUAH kendaraan tempur bawah air hasil inovasi dari Satuan Komandan Pasukan Katak (Kopaska) diluncurkan.Dalam jurnal ilmiah, yang ditulis Pekik Yudhasasmita bersama Indra Gunara Rochyat dari Fakultas Desain & Industri Kreatif UEU menyoroti secara khusus kendaran tempur bawah air milik Kopaska tersebut. Pekik Yudhasasmita dan Indra Gunara Rochyat menjelaskan, kendaraan taktis yang diberi nama KTBA milik Kopaska ini mampu mempermudah operasi pasukan elit TNI AL untuk menyusup ke daerah lawan dengan beban peralatan tempur yang cukup berat sekalipun.
Secara kontruksi, KTBA memiliki panjang 2 meter dengan bobot mencapai 400 kg. Ia juga dilengkapi dengan pendorong Driver Propultion Vehicle. Sementara untuk kecepatan di permukaan air 4 knot per jam. Adapun closed circuit berfungsi mencegah keluarnya gelembung udara.
Sengaja kendaran tempur bawah air ini berbahan fiberglass. Tujuannya agar menyulitkan musuh dalam mendeteksi melalui sonar yang biasa digunakan di kapal perang pada umumnya.
Alutsista produksi dalam negeri ini digerakkan menggunakan dua propeler dengan daya baterai (aki kering) sebesar 24 V. Untuk melakukan manufer dalam menyelam dan naik ke permukaan, KTBA menggunakan fin.
kendaran tersebut mampu menempuh jarak capai lokasi lebih dari dua mil. Sedangkan untuk daya jelalah kedalaman mencapai 10-40 m.
Saat proses pengembangannya, KTBA memiliki beberapa kendala khususnya mengenai desain, teknologi, fungsi dan operasional. Dalam paparannya, bentuk KTBA yang semula besar, dinilai tidak proporsional dengan daya mesin pendorong.
Dibutuhkannya ruang hampa udara yang bersifat elastis seperti kantung silikon membuat KTBA saat hendak naik ke permukaan memicu kantung udara membesar. Begitupun saat menyelam, udara keluar sehingga menimbulkan gelembung. Hal tersebut tentu sangat tidak efektif untuk proyek operasi.
Rancangan sebelumnya juga belum memiliki panel kedap air. Sementara spare part yang digunakan pun adalah spare part sebagaimana dipakai kendaraan-kendaraan di darat, sehingga tak mampu menahan korosi air laut.
Sulitnya proses pengakutan KTBA ke darat juga menjadi kendala tersendiri, megapa kendaraan tempur bawah laut itu darurat untuk diupgrade. Begitupun dengan mesin pendorong yang relatif kecil, membuat mobilitas alutsista Kopaska ini dinilai belum efesian.
Sederet masalah tersebut, pada akhirnya dibedah dan kemudian menghasilkan KTBA baru yang lebih gesit dan tentunya lebih canggih. Sehingga dengan upgrade terbaru kendaraan tempur bawah air ini pada 2012 silam bisa membawa KTBA sejajar dengan teknologi bawah air milik beberapa negara-negara lainnya.(****