oleh

Ritual Tradisi Do’a  di Malam 1 Suro

Oleh : KRH Aryo Gus Ripno Waluyo, SE, SP.d, S.H, C.NSP, C.CL, C.MP, C.MTh (Budayawan, Spiritualis, Penulis, Advokat, Ketua DPD Jatim PERADI Perjuangan)***

MALAM 1 Suro sangat lekat dengan budaya Jawa. Perayaan malam 1 Suro biasa diadakan ritual tradisi iring-iringan rombongan masyarakat atau biasa disebut kirab. Perayaan malam 1 Suro biasa dilangsungkan di beberapa daerah di Jawa. Perayaan malam 1 Suro di Solo biasa dirayakan dengan adanya hewan khas kebo bule.

Pada malam 1 Suro, masyarakat Jawa dianjurkan untuk tetap berada di rumah agar terhindar dari kesialan. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk memperbanyak doa di malam ini. Sebagian masyarakat Jawa masih mempercayai dilarangnya menggelar pernikahan di bulan 1 Suro.

Malam 1 Suro dipercaya sebagai gerbang gaib, di mana terdapat beberapa makhluk gaib atau astral yang konon berkeliaran untuk mencari tumbal. Oleh karena itu, masyarakat Jawa dilarang berpergian pada saat malam 1 Suro.

Di malam 1 Suro biasanya ada banyak hal yang dilakukan oleh para penekun ilmu spiritual dan kerohanian. Misalnya melakukan semedi, wirid, laku tirakat tertentu, penyucian benda pusaka dan melakukan amalan khusus untuk memperdalam ilmu spiritual.

Selain itu, di malam 1 Suro yang terkenal keramat biasanya sering menjadi titik awal seseorang mempelajari ilmu spiritual. pelaku spiritual banyak yang bertapa dan menyucikan benda pusaka, orang yang berdoa pada malam 1 Suro doanya akan cepat dan mudah sekali terkabul.

Malam 1 Suro juga sering dikenal sebagai waktu untuk merenungi atas apa yang sudah pernah dilakukan. orang yang merenung di malam 1 Suro bisa mengintrospeksi dirinya agar kedepannya tidak berperilaku yang buruk.

kehidupannya akan menjadi lebih mudah dan diberikan berkah oleh sang pencipta. Hal lainnya yang harus dilakukan orang biasa pada malam 1 Suro, yaitu mendoakan para leluhur.(***