oleh

Safari Politik Identitas Anies Baswedan ke Priangan Timur Ditolak FANTASTIK dan BP2MP Jawa Barat

TASIKMALAYA—Rencana kunjungan mantan Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan ke wilayah Priangan Timur pada 19-20 November 2022, besok dan lusa, ternyata mendapat menolakan dari sejumlah pihak . Beberapa di antaranya dari Gerakan Priangan Timur Untuk Pemilu Damai (GPTPD) dengan coordinator Haris Sutarman,  SAMMARI ( Solidaritas Aksi Masyarakat Militan Anti Radikalisme dan Intoleran ) Koordinator  Aksi Budi Herman .Ketua Fantastik ( Forum Anti Radikalisme & Intoleran Tasik ) Hadi Permana. Panglima BP2MP ( Barisan Patriot Pejuang Merah Putih ) Jawa Barat  Wawan SetiawanHumas SKP Setya Kita Pancasila Sandhy Tumiwa, Humas Forum FS-3 Sunda Sabuana Kang Adam.  KH Dr Ujang Hidayat Pimpinan  Ponpes Asyukandari Bhayangkara, Ki Lanang Sajagat Ketua Sunda Ngahiji Tasikmalaya, Ki Aan sesepuh Citiis  Galunggung dan lainnya.

            Sebagaimana disampaikanKetua Fantastik ( Forum Anti Radikalisme & Intoleran Tasik ) Hadi Permana kepada awak media. “Kami menolak Safari Politik Identitas, Kampanye Dini  Bung Anis Baswedan ke wilayah  Priangan Timur khususnya Tasikmalaya Garut, Ciamis.  Jika tetap dilaksanakan akan kami semua akan mengadakan  aksi turun ke jalan terutama ke KPU, Bawaslu, DPRD dan Polri . Himbauan kami semua agar Polri tidak memberi izin rekomendasi pertemuan/ keramaian, Jika memaksa agar segera dibubarkan,  KPU dan Bawaslu mencegah dan memberi teguran atas segala kegiatan kampanye dini siapapun juga. Karena jika tetap ngotot melaksanakan artinya ybs Ndablek tidak tahu aturan dan tidak punya etika ketimuran sebagai  Bangsa Pribumi asli Indonesia.” .tegasnya

            Hal senada diungkapkan Panglima BP2MP ( Barisan Patriot Pejuang Merah Putih ) Jawa Barat  Wawan Setiawan.  Kenapa BP2MP Jabar menolak kedatangan Anies Baswedan ke Bumi Priangan Timur ? “ Karena BP2MP melihat perjalanan polisik Anies Baswedan yang telah terbukti memecah belah DKI, dimana saat itu ketika Pilkada DKI tahun 2017, Anies dengan strategi politik identitasnya menjual agama dan ayat untuk mendapat dukungan dari organisasi terlarang yakni Hizbur Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) yang mana kita tahu tujuan dari HTI yakni menegakkan khilafah, bahkan terjadi gesekan horizontal di DKI Jakarta,” jelasnya.(REDI MULYADI)***

Komentar