oleh

Sanggar Seni Badeng Kasepuhan Madalawangi Warisan Karuhun yang Terus di Lestarikan

Kab. Tasik. LINTAS PENA. Medanglayang desa Tanjungpura, adalah nama sebuah kampung di wilayah utara kabupaten Tasikmalaya yang kini berubah nama menjadi kampung Rajamandala Desa Tanjungmekar Tepatnya berada di wilayah Kecamatan Jamanis, kabupaten Tasikmalaya, sebuah Desa yang terkenal akan prodak kurinernya.
Pada mulanya kampung Rajamandala ini merupakan “ibu kota”-nya Desa Tanjungmekar. Namun, setelah terjadi pemekaran wilayah desa, kampung Rajamandala malah berada di wilayah Desa Tanjungmekar, desa baru pecahan dari Desa Tanjungpura.

Kampung Rajamandala yakni Desa Tanjungmekar terletak di sebuah dataran tinggi, di kaki Gunung Galunggung Karena letaknya yang berada di dataran tinggi yang air dan tanahnya subur, wilayah ini sangat cocok dijadikan area pertanian.
Maka tidak heran jika kemudian sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Dengan penuh semangat mereka bekerja mengolah tanah, sebagai bukti syukur atas anugerah terindah yang mereka dapatkan dari Sang Pencipta.

Kampung Rajamandala Desa Tanjungmekar bukanlah sebuah kampung ataupun desa yang besar, namun namanya sudah cukup dikenal baik oleh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.

Hal ini merupakan dampak dari adanya sebentuk kesenian tradisional yang khas dan sangat unik, serta masih hidup dan berkembang di masyarakat desa Tanjungmekar, Jamanis dan sekitarnya. Kesenian buhun (tua) ini dikenal dengan istilah Seni Badeng,Kasepuhan Mandalawangi bentuk seni pertunjukan yang cukup unik dan menarik.

Seni Badeng merupakan salah satu bentuk seni tontonan yang sudah ada sejak tahun 1946 silam. Diperkirakan kesenian ini lahir pada abad ke-17, di kampung Rajamandala Desa Tanjungmekar. Awalnya, kesenian ini digunakan sebagai salah satu media penyebaran Seni buhn, Biasanya dipertunjukkan pada saat dilaksanakan pertemuan atau musyawarah warga.
Kini, fungsi Seni Badeng sudah bergeser menjadi sarana hiburan yang bisa dipertontonkan pada berbagai kegiatan perayaan seperti menyambut tamu besar, peringatan hari-hari besar , menyambut pengantin, khitanan, dan perayaan-perayaan lainnya.

Ketika masyarakat kampung Rajamandala adanya, kesenian Badeng ini berawal dari buah karya seorang petani bernama Baihaki yang berasal dari kp Talaga kabupaten Majalengka sekitar tahun 1940 atau yang lebih dikenal Baihaki dari Majalengka hijrah ke kampung Medanglayang Desa Tanjungpura yang kini berubah nama menjadi kampung Rajamandala desa Tanjungmekar kecamatan jamanis, dan Bapak Baihaki menikah dengan ibu Maemunah kakak dari M. Abidin Ungkap Ade Lukmanul Hakim AMd di Ruang kerjanya senin 27 /06 Selain itu salah satu upaya yang dilakukan dalam upaya penyebaran Seni Buhun (tua) adalah dengan menyatukan beberapa alat musik sehingga menimbulkan nada nada yang sesuai yang digunakan sebagai penyebaran seni Buhun (tua) dan beliau menamakan kesenian buhun(tua) ini “Badeng Kasepuhan Mandalawangi “sebuah nama diambil dari kata Bahadrang/Bahadreng “yang artinya berkumpul untuk berunding atau bermusyawarah, kata musyawarah dapat diartikan sebagai ajakan kepada masyarakat setempat untuk berkumpul untuk berargumentasi yang pada akhirnya menyepakati untuk bersatu padu dalam kehidupan sehari hari. unkap Ade Lukmanul Hakim kepada Lintas pena.Com.

Seni Badeng Kasepuhan Mandalawangi, hingga kini masih tetap lestari meskipun sudah berusia lebih dari puluhan tahun berkat adanya proses pewarisan yang mencapai beberapa generasi, paparnya. Ade Lukmanul Hakim AMd menambahkan, deskripsi pertunjukan kesenian badeng mempergelarkan tiga unsur seni, yaitu musik lagu dan tari, meskipun didalam tarian tersebut sebagian besar diambil dari gerakan gerakan penca silat sedangkan selebihnya gerak tari yang gemulai. Pada tahun 1946 setelah kemerdekaan, baru dikembangkan Badeng Kasepuhan Mandalawangi ini dikembangkan menjadi bagian tradisional warga desa Tanjungmekar dan selalu tampil disetiap pesta rakyat terangnya. saat ini fungsi Badeng sebagai penyebaran kesenian warisan Buhun, sudah bergeser menjadi seni pertunjukan, meskipun demikian syair badeng yang bertemakan kesenian Sunda Buhun masih tetap ada katanya. Pertunjukan badeng yang rutin diselenggarakan saat perayaan hari kemerdekaan Republik indonesia Unsur sejarah menjadi alasan utama dipergelarkannya secara rutin setiapmemperingati hari kemerdekaan,selain itu para pemain badeng selain menyebarkan kesenian Buhun,(tua) juga secara aktif berjuang melawan penjajah, pada waktu itu, juga badeng juga kerap dipertunjukan pada hari jadi kabupaten Tasikmalaya juga dalam lingkup masyarakat badeng bisa disaksikan dalam sesi hiburan pada acara khitanan ungkapnya.

Pada kegiatan Hari Lansia (Halun) pada 29 Mei 2022, Kami Endang Okib Ketua Sanggar Seni Badeng Kasepuhan Mandalawangi, yang di dampingi Ade Lukmanul Hakim AMd kepala desa Tanjungmekar, mengucapkan selamat Hari Lansia (Halun) serta mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Mentri Sosial Republik indonesia, yang telah memberikan bantuan kepada Kami Sanggar Seni Badeng Mandalawangi Tanjungmekar, Sebesar Rp 50 juta, juga Kami haturkan terimakasih kepada Bapa Ade Sugianto SIP, Bupati kabupaten Tasikmalaya dan pihak terkait yang telah mendukung kami.pungkasnya. (Johan R)*

Komentar