Oleh : KRT H. Parno Wibagsa, C.NSP, C.PS (Budayawan, Penulis, Spiritualis, Ketua PAMBIMAYA Jawa Timur)
Sholat tarawih adalah sholat sunnah yang dikerjakan malam hari setelah sholat Isya pada bulan Ramadhan. Selain itu, tarawih selalu dilakukan Rasulullah Saw dan tidak pernah ditinggalkan. Adapun jumlah rakaat pada sholat tarawih umumnya dikerjakan sebanyak 8 atau 20 rakaat dan diikuti 3 rakaat sholat witir sebagai penutupnya.
Bagaimana urutan sholat tarawih.
-Mengucap niat sholat tarawih berjamaah, baik sebagai imam atau makmum.
-Mengucap niat ketika takbiratul ihram.
-Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat.
-Membaca surat Al-Fatihah.
-Membaca surat pendek Alquran.
-Rukuk dengan tumakninah.
-Membaca tasbih rukuk satu kali.
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak’atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta’ālā. Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah SWT.” Tata cara sholat tarawih sama dengan sholat fardhu atau sholat sunah lainnya.
Pada masa Umar ra., diangkat imam tetap untuk sholat tarawih yaitu Ubay bin Kaab dan memerintahkannya untuk melakukan sholat tarawih 11 rakaat. Jadi, kedua dasar itu sangat jelas untuk menjadi alasan kuat pelaksanaan sholat tarawih.
Berbeda dengan Imam An-Nawawi, Imam Malik memilih Tarawih dalam 8 rakaat. Ini seperti yang diriwayatkan oleh Abu Salamah yang bertanya kepada Aisyah RA mengenai cara Rasulullah SAW sholat di bulan Ramadan.
Rasulullah melaksanakan sebanyak 8 rakaat, kemudian ditutup salat witir 3 rakaat. Sejarah sholat tarawih 20 rakaat dimulai pada masa Khulafaur Rasyidin, atau setelah Nabi Muhammad wafat.
Menurut sejarah, ibadah sholat tarawih pertama kali dilakukan pada zaman Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah pada tahun ke-8 Hijriah. Pada awalnya, Nabi Muhammad SAW melakukan sholat tarawih secara pribadi, kemudian diikuti oleh para sahabat yang tinggal di sekitar Masjid Nabawi.
Sholat sunah tarawih ini selalu dikerjakan Rasulullah bahkan tidak ditinggalkannya. Anjuran mengerjakan sholat tarawih selama bulan Ramadhan telah dijelaskan dalam hadis riwayat berikut: “Dari Abi Hurairah radliyallahu ‘anh Rasulullah gemar menghidupkan bulan Ramadhan dengan anjuran yang tidak keras.
Tidak ada batasan jumlah rakaat dalam sholat tarawih sebagaimana nabi Muhammad SAW bersabda, “Sholat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu Subuh, maka kerjakanlah satu rakaat. Dengan itu berarti kalian menutup sholat tadi dengan witir,”
Tarawih merupakan salah satu sholat sunnah muakad yang sebaiknya dikerjakan pada malam bulan Ramadhan, setelah sholat isya hingga terbit fajar. Sholat tarawih dilakukan setelah sholat isya’.
Sholat ini dianjurkan untuk dilaksanakan berjamaah, namun sholat tarawih sendiri di rumah juga diperbolehkan. Dengan landasan hadis tersebut, maka mengerjakan cara sholat tarawih sendiri di rumah diperbolehkan dan hukumnya sunnah.
Sholat tarawih memiliki hukum sunnah muakkad. Maksudnya melakukan sholat dianjurkan pengerjaannya karena mengandung keutamaan. Sholat tarawih sendiri apabila dikerjakan memiliki banyak keuntungan seperti pahala yang dilipatgandakan. Namun, jika tidak dikerjakan juga tidak berdosa.
Meski seorang muslim yang tidak sholat tarawih tidak akan mendapatkan dosa ataupun konsekuensi lainnya, tapi jika memang tidak ada uzur yang menghalangi seperti haid, nifas, sakit keras dan lain-lain, sebaiknya tetap menyempatkan sholat tarawih sedikitnya delapan rakaat.(****
Komentar