Oleh: REDI MULYADI
dalam gamang kurasakan hatimu tertawa
melihat garis takdirku yang kau perkosa
atas cintaku yang kau telanjangi dijalanan sebelumnya
kau penuhi asaku dengan cinta
yang terlahir dari rahim mandulmu
hingga aku terbuai dalam pelukan
hingga aku buta mengeja peta pulang
hingga aku kehilangan logika
saat ini kuterima ketelanjangan tanpa cela
aku mencintaimu seperti burung burung yang kehilangan sarang
sayap sayapnya mengepak kesepian
lalu hilang menjelang senja,
rebah tanpa nama pada rumah yang entah
aku mencintaimu, sayang
maka berbaliklah sejenak
sebelum sebuah musim tergesa-gesa membuat kita terasing
terusir dari sebuah cinta yang begitu bulat purnama
Taziek,14102011