oleh

“Studi Banding Para Punakawan: Menjemput Ilmu Koperasi ke Empat Penjuru Dunia”

Oleh: Prof.Dr.Ir. H.Agus Pakpahan,M.S. (Rektor IKOPIN)

Tokoh:

· Semar, Cepot, Dawala, Gareng (Punakawan)

· Pandawa Lima (Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa)

· Kresna (Penasihat)

· Durna & Sengkuni (Antagonis, mewakili skeptisisme)

· Para Dewa/Dewi (Perwujudan Semangat CHS, AMUL, Nonghyup, Zen-Noh)

Latar: Kerajaan Pandawa & Dunia Fantasi yang merepresentasikan empat negara tujuan.

PROLOG: KEGELISAHAN DI PANDAWA

(Lampu menyorot Pendopo Kerajaan. Yudhistira tampak gelisah, didampingi Kresna dan Pandawa.)

YUDHISTIRA: Kresna, nasehatmu selama ini telah kujalani. Koperasi-koperasi di Pandawa telah kudirikan. Tapi mengapa rasanya jalan di tempat? Seperti membangun rumah tanpa fondasi yang kuat.

KRESNA: Paduka, kita telah membangun “bentuk”-nya, tetapi kita masih miskin “isi”-nya. Ilmu yang kita miliki masih terbatas. Mungkin kita perlu membuka mata, belajar dari mereka yang telah sukses berabad-abad lamanya.

BIMA: Belajar ke mana, Kresna? Katakan padaku, akan kususun pasukan untuk mengawal!

ARJUNA: Bukan pasukan perang yang kita butuhkan, Bima. Tapi pasukan pencari ilmu.

(Semar, Cepot, Dawala, Gareng masuk dengan semangat.)

SEMAR: Paduka, hamba dan anak-anak hamba mendengar percakapan ini. Izinkan kami, para pamong dan pelayan rakyat, yang pergi. Kami akan menjemput ilmu itu dari empat penjuru dunia untuk Pandawa!

CEPOT: Betul, Paduka! Kami akan jadi “Pasukannya Mencari Ilmu” seperti yang dikatakan Arjuna!

GARENG: Kulo… kulo siap mlampah… sanajan mboten pinter basa manca…

DAWALA: La… la… kami akan bawa pulang semua ilmu yang kami lihat!

DURNA: (Bersama Sengkuni, menyela) Belajar ke negeri asing? Buang-buang waktu! Koperasi model kita saja sudah cukup! Ilmu mereka belum tentu cocok!

SENGKUNI: Hehehe… ini pasti hanya dalih untuk piknik dengan uang kerajaan!

YUDHISTIRA: Diam, Durna! Aku percaya pada Semar. Atas restuku dan restu Dewa, berangkatlah! Bawalah pulang cahaya ilmu untuk Pandawa.

(Lampu temaram, gending “Ayun-ayun” menggema, menandai awal perjalanan.)

BABAK 1: NEGERI PRAIRIE & KEKUATAN CHS INC.

(Lampu sorot ke Cepot yang berdiri di depan proyeksi lanskap pertanian Amerika yang luas dan modern.)

CEPOT: (Terpesona) Aduh, aduh, aduh! Di sini, koperasi namanya CHS Inc.! Ini bukan koperasi kampung, ini adalah kekaisaran yang dimiliki petani! Mereka yang mengontrol dari bibit di traktor sampai beras di piring! Mereka punya jaringan elevator gandum, kilang energi, sistem logistik yang membuatku pusing tujuh keliling! Prinsipnya satu: Farmer Owned! Dimiliki petani, untuk petani, dan skalanya sebesar kerajaan! Anggotanya 350.000 orang petani. Hebat, data pendapatannya lebih besar dari konglomerat dan BUMN juga.

DEWA CHS: (Muncul dengan atribut jagung dan kilang minyak) Kekuatan kami adalah integrasi. Kami bukan hanya menjual, kami menguasai rantai nilai. Dari tanah pertanian hingga ke meja konsumen di seluruh dunia. Yang kita bagi ke petani adalah nilai tambah. Inilah koperasi sebagai kekuatan pasar!

BABAK 2: NEGERI HIMALAYA & KEJAIBAN AMUL

(Lampu sorot beralih ke Gareng yang sedang duduk bersama para peternak sapi perah, penghasil susu terbesar di India. Menikmati segelas susu.)

GARENG: Menawi… menawi punika AMUL saking India… Luar biasa… Dari tetes susu seekor sapi di desa, bisa menjadi sungai kemakmuran bagi jutaan keluarga… Mereka membangun pabrik pengolahan, membuat merek yang terkenal, dan yang paling hebat… Setiap petani adalah pemilik… Setiap tetes keringat berubah menjadi rupiah… Mboten wonten malIng… Mboten wonten yang tertindas…

DEWI AMUL: (Muncul dengan atribut sapi dan kemasan susu) Kami membangun dari keterbatasan. Teknologi dan merek adalah senjata kami. Kami mengubah bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi dan mengembalikan keuntungannya kepada pemiliknya: para petani. Inilah koperasi sebagai pemberdayaan sejati.

BABAK 3: NEGERI GINSENG & KETERPADUAN NONGHYUP

(Lampu sorot beralih ke Dawala yang kebingungan di lobi bank megah, lalu di toko serba ada, lalu di pusat riset.)

DAWALA: La… la… la… ini Namanya Nonghyup di Korea! Aku bingung! Ini koperasi atau sebuah kerajaan bisnis?! Mereka punya BANK sendiri untuk memodali petani! Punya asuransi untuk melindungi hasil panen! Punya pusat penelitian untuk menciptakan bibit unggul! Punya jaringan ritel untuk memasarkan hasilnya! Bahkan suara mereka didengar oleh Raja! Pemerintah dan koperasi berjalan beriringan bagai bambu aur dengan tebing!

DEWA NONGHYUP: (Muncul dengan atribut kartu kredit, mikroskop, dan bulir padi) Koperasi bukan hanya urusan jual-beli. Ia adalah ekosistem yang menopang kehidupan petani. Dari buaian hingga ke liang lahat. Dari pembiayaan hingga pemasaran. Inilah koperasi sebagai partner pembangunan nasional.

BABAK 4: NEGERI MATAHARI TERBIT & EFISIENSI ZEN-NOH

(Lampu sorot kembali ke Semar yang berdiri tenang di depan pelabuhan kontainer yang sibuk.)

SEMAR: (Bijaksana) Dan yang terakhir, anak-anakku, kita belajar dari Zen-Noh di Jepang. Mereka adalah maestro logistik dan efisiensi. Dengan disiplin yang tinggi, mereka mengimpor pakan dari seluruh dunia untuk peternak lokal, dan mengekspor hasil pertanian Jepang dengan kualitas terbaik. Mereka bermain di panggung global, bernegosiasi dengan negara-negara besar, demi keuntungan terbaik bagi anggotanya. Koperasi di sini adalah sebuah badan usaha yang tangguh dan visioner.

DEWA ZEN-NOH: (Muncul dengan atribut kapal kontainer dan peta dunia) Visi kami melampaui batas negara. Efisiensi dan kualitas adalah kunci. Kami membawa yang terbaik untuk anggota, dan membawa produk anggota ke yang terbaik di dunia. Inilah koperasi dengan visi global.

EPILOG: SUMPAH DI UNIVERSITAS KOPERASI SEMAR

(Kembali ke Pendopo Pandawa. Para Punakawan kembali dengan membawa berbagai buku, blueprint, dan semangat yang membara.)

CEPOT: Yudhistira! Kami kembali! Dan kami membawa keyakinan baru! Koperasi kita harus berani menjadi besar dan menguasai rantai pasok seperti CHS!

GARENG: Koperasi harus memihak pada yang paling kecil… memberdayakan… seperti AMUL… dan menciptakan nilai tambah…

DAWALA: La… la… kita harus bangun sistem yang terintegrasi! Dari bank sampai riset, seperti Nonghyup! Dan kita harus berani go global seperti Zen-Noh!

SEMAR: (Kepada Yudhistira dan Kresna) Mereka telah melihat masa depan. Dan masa depan itu bernama Koperasi Modern yang tangguh, mandiri, dan berdaulat.

KRESNA: Ilmu tanpa tindakan adalah sia-sia. Apa rencanamu, Semar?

SEMAR: Dengan restu Paduka, kami akan segera membangun Universitas Koperasi Semar! Di sanalah semua ilmu dari CHS, AMUL, Nonghyup, dan Zen-Noh ini akan dikaji, diolah, dan disesuaikan dengan jiwa Pandawa. Kita tidak akan menjiplak, tetapi kita akan berinovasi! Kita akan cetak kader-kader yang tidak hanya jujur, tetapi juga cerdas dan visioner!

YUDHISTIRA: (Berdiri, penuh keyakinan) Terimalah restuku! Dana kerajaan akan dialirkan! Bangunlah universitas itu! Jadikan Pandawa sebagai pusat ilmu koperasi yang bersinar, dengan cahaya yang kita jemput dari empat penjuru mata angin!

(Durna dan Sengkuni memalingkan muka, terpana dan kalah oleh besarnya visi ini.)

SEMAR: (Menghadap Penonton, suara menggema) Para Pinisepuh… Koperasi bukanlah romantisme masa lalu. Ia adalah jalan kemandirian di masa depan. Dan untuk mencapainya, kita harus rendah hati untuk belajar, dari siapapun dan di manapun. Karena ilmu kemandirian itu tersebar di seluruh dunia, tugas kitalah untuk menjemput, menyaring, dan mewujudkannya di tanah air kita sendiri!

SABDA PAMUNGKAS DALANG:

Punakawan melanglang buana, menjemput ilmu empat penjuru angin.

Dari CHS kekuatan, AMUL keajaiban, Nonghyup keterpaduan, Zen-Noh visi global.

Kembali ke Pandawa, membawa obor pengetahuan.

Universitas Koperasi Semar lahir, wujudkan mimpi: Koperasi Tangguh, Rakyat Sejahtera!

(Lampu padam perlahan. Tepuk tangan bergemuruh.)

– BERSAMBUNG –

Komentar