SUHANDI ANDI PRABU nama lengkap putra asli Bengkulu yang kini tinggal di Ibukota Jakarta. Walaupun banyak orang yang tahu, ternyata Andi Prabu panggilan akrabnya, dikenal sebagai sosok seniman yang potensial, yang telah banyak menghasilkan karya cipta. Andi Prabu banyak menciptakan lagu yang ngetop dan dikenal masyarakat Provinsi Bengkulu.
Walaupun tinggal di DKI Jakarta sejak tahun 1998, selama ini Andi Prabu tidak melupakan seni budaya khas Bengkulu sebagai kampung halamannya. Itu sebabnya, dia ciptakan lagu lagu berbahasa Bengkulu, dan dalam setiap kesempatan atau acara yang menggelar musik, maka dia akan melantunkan lagu-lagu Berbahasa Bengkulu terutama karya ciptanya. “Saya cinta Bengkulu. Saya bangga dengan Bengkulu. Saya pun cinta seni budaya Bengkulu yang memiliki nilai adiluhung,” ungkapnya
Sebagai putra daerah asal Bengkulu, Om Prabu panggilan akrab di kalangan seniman, banyak menciptakan lagu-lagu daerah Bengkulu, yang sudah diikutsertakan dalam ajang Festival / Parade lagu Daerah Nusantara Tingkat Nasional yang diselenggarakan setiap tahun di Taman Mini Indonesia Indah, dan banyak mendapatkan Anugerah Penghargaan sebagai Pencipta Lagu Daerah Terbaik tingkat Nasional mewakili Provinsi Bengkulu.
Di antara lagu ciptaan yang mendapatkan anugerah pencipta lagu daerah terbaik;
* Lagu dengan judul “RUKUN ITU CAMKOHA” Tahun 2017. Dalam bahasa Bengkulu yang artinya “RUKUN ITU INDAH”. Lagu ini menceritakan pentingnya toleransi antar sesama anak bangsa, walaupun berbeda suku, agama, warna kulit dan status sosial.
* Lagu dengan Judul “FATMAWATI” (Tahun 2019) .Lagu ini mengangkat seorang Tokoh Nasional berasal dari daerah Bengkulu, yang menjadi Ibu Negara Pertama RI, dan Penjahit Sang Saka Merah Putih.
* Kemudian lagu ” SENANDUNG CINTO RAFLESIA”, lagu ” DENDANG BESAMO” ,lagu “PETUAH” dan lagu ciptaan lainnya
Om Prabu yang aktivitas kesehariannya sebagai pelaku seni ( Seniman ), Consultan dan Creatif pertunjukan musik moderen, Pertunjukan musik Tradisional Nusantara, pertunjukan Tari Nusantara dan Pencipta lagu lagu daerah dan Nasional.
Ketika ditanya mengenai perhatian pemerintah daerah terhadap seni budaya dan para pelakunya, Om Prabu menjelaskan “Jujur saja selama ini Pemerintah Provinsi Bengkulu jauh lebih memperhatikan para pelaku UMKM atau ekonomi kecil, meskipun ada juga untuk seni budaya tetapi porsi yang relative masih kurang. Ya, terus terang saja sebagai pelaku seni saya belum merasakan itu secara optimal.”katanya
Tapi Gubernur Bengkulu itu sebenarnya menyukai lagu daerah kan, seperti lagu Bekata Kora Kari, sedangkan lagu abang ini sudah luar biasa
“Lagu ciptaan saya yang sudah mendapat penghargaan pencipta lagu daerah terbaik secara nasional mewakili Provinsi Bengkulu antara lain ada Dendang Masamo, Senandung Cinto Raflesia.Nah, lagu lagu ini memiliki makna luas dalam mengangkat nama daerah (Bengkulu), dan ada satu yang memang sudah menjadi ikon masyarakat Bengkulu yang paling Campoha (the best) yang berjudul Rukun Itu Campoha. Saya coba nyanyikan sedikit lagu keempat saya yang sama mendapatkan penghargaan nasional juga yang berjudul Fatmawati. Lagu ini saya ciptakan berdasarkan tokoh bangsa wanita yang berasal dari Bengkulu. Kenapa saya bilang ini sosok tokoh bangsa ?. Karena berkat jasanyalah sampai saat ini kita bisa mengibarkan bendera merah putih saat memperingati HUT RI 17 Agustus dan kita tahu bahwa yang merajut bendera ini adalah Ibu Fatmawati,makanya saya buat lagu ini untuk mengangkat nama Ibu Fatmawati, karena Ibu Fatmawati sangat terkenal di luar negeri.Karena bendera merah putih ini hanya satu bendera kita, dan tidak ada yang menjait, merajut, mewarnai bendera ini selain Ibu Fatmawati. sehingga sampai saat ini bendera merah putih masih menjadi benda pusaka. Saya bangga bisa ciptakan lagi Fatmawati Soekarno yang merupakan Ibu Negara Pertama Republik Indonesia,”paparnya.
Andi Prabu mengakui, kalau Gubernur Bengkulu sekarang ini punya attensi besar terhadap eksistensi dan kelestarian seni budaya Bengkulu. ” Pak Gubernur Bengkulu sekarang ini jauh lebih bagus dalam memperhatikan keberadaan seni budaya Bengkulu dan para pelakunya. Karena bagaimanapun, seni budaya daerah akan tetap lestari, tumbuh dan berkembang apabila adanya respon atau dukungan penuh dari pemerintah daerah yang punya kebijakan, terutama kaitannya dengan anggaran yang dibutuhkan para pelaku seni budaya” jelasnya
Sementara itu di tempat berbeda, Iwan Kaur panggilan akrab Master Dang Iwan mantan preman Bengkulu yang kini menekuni dunia pengobatan alternative dengan metode TERAPI AIR CAHAYA kepada LINTAS PENA membenarkan, bahwa nama Suhandi Andi Prabu ini sosok seniman yang banyak menghasilkan karya ciptanya dan mendapat penghargaan.
“Walaupun beliau tinggal di DKI Jakarta, Pak Suhandi Andi Prabu ini asli putra Bengkulu, yang sangat mencintai tanah kelahirannya Bengkulu. Itu sebabnya, beliau banyak menciptakan sejumlah lagu dalam Bahasa Bengkulu yang cukup popular, dan bahkan mendapat penghargaan, sehingga mengharumkan nama Bengkulu di tingkat nasional,”jelas Master Dang Iwan Diraja Paksi ini.
Karena itu, Iwan Kaur pun mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu, Sekda Provinsi Bengkulu, Pemerintah Kota Bengkulu agar memberikan apresiasi berupa penghargaan. “Ini usulan pribadi saya yang mengharapkan kepada Pak Gubernur Bengkulu., Pak Sekda Provinsi Bengkulu, juga Pak Walikota Bengkulu agar mengapresiasi lagu lagu karya cipta Pak Suhandi Andi Prabu dengan memberikan penghargaan. Bahkan saya usul kepada pak Gubernur Bengkulu, agar lagu lagu ciptaan beliau itu dipopulerkan ke seluruh pelosok Provinsi Bengkulu, karena syair-syairnya membawa budaya Bengkulu secara umum,”kata mantan preman Bengkulu ini.
“RUKUN ITU CAMKOHA”
Cipt. “Suhandi Andi Prabu”
Ke bukit kito daki besamo,
ke lurah bak itu pulo,
cak itu kalo kito bekawan, jangan nelikung di belakang.
Reff: Kulit bulih beda,
suku bulih beda, agamo nyo bak itu pulo…
Kendak bulih lain,
lokak macam macam,
tapi jangan saling mengupeekk…
Marolah kito jago, kerukunan sesamo…
Membuek hidup damai kek rukun itu Camkohaaa…….
Kok ringan ringan ringan samolah kito jinjing,
kok berek berek berek kito pikul besamo…
Kok ringan ringan ringan samolah kito jinjing,
kok berek berek berek kito pikul besamoooo…..
*Kembali ke Reff.
———oo0oo———-
” FATMAWATI “
Cipt: Suhandi Andi Prabu
Lemah gemulai
Anggun nan besahajo..
Rendah hati tutur katonyo muliaaa
Mengukir sejarah
Didalam negaro
Menyulam sang sako
Merah putih…..
**Pengapit nan setia putra
Sang fajar
Berjuang demi Indonesia
Merdeka
Menjadi ibu negaro nan
Utamo
Jadi ibu proklamator
INDONESIA
REFF : Fatmawati…
Ibu fatmawati
Jadi suri tauladan tobo
Kito…
Sebagai putri bumi
Rafflesia
Jasonyo kan di kenang
Sepanjang maso
Idak ngarok pujian, idak ngarok sanjungan. Tulus sepenuh hati ibu, Fatmawati…. Fatmawati… ————oo0oo——
(REDI MULYADI)****