oleh

Ternyata Hidup Itu Indah

Oleh: Ir H.Deden Hidayat

SEORANG dosen tengah berjalan santai bersama seorang mahasiswa di taman kampus, keduanya melihat sepasang sepatu yg sudah usang & lusuh.

Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yg sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.

Sang mahasiswa melihat kepada dosennya & berkata :

Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pepohonan, nanti ketika dia datang, kita lihat bagaimana dia kaget & cemas karena kehilangan sepatunya…

Dosen itu menjawab: Mahasiswaku, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin.

Kamu kan seorang yg kaya & kamu bisa saja menambah kebahagiaan utk dirinya…

Sekarang coba kamu masukkan beberapa  lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu?

Sang mahasiswa sangat takjub dengan usulan dosennya. 

Dia langsung  memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak² bersama dosennya sambil mengintip apa yg akan terjadi dengan tukang kebun.

Tak berapa lama datanglah tukang kebun itu, sambil mengibas-ngibaskan kotoran debu dari pakaiannya, dia menuju tempat dia meninggalkan sepatu sebelum bekerja.

Ketika ia memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu yg mengganjal di dalamnya.

Saat ia keluarkan ternyata, uang… Dia memeriksa sepatu yg satunya lagi, ternyata juga berisi uang…

Dia memandangi uang itu ber-ulang² seolah ia tidak percaya dengan penglihatannya. 

Ia pun memutar pandangannya ke segala penjuru namun ia tidak melihat seorang pun.

Sambil menggenggam uang itu lalu ia berlutut sambil menengadah ke langit ia berucap :“Aku bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Engkau yg maha Pengasih & Penyayang…

Wahai Yang Maha Tahu, istriku sedang sakit & anak²-ku kelaparan, mereka belum mendapatkan makanan hari ini.

Engkau telah menyelamatkanku, anak-anakku dan istriku dari penderitaan…”

Dengan kepolosannya dia terus menangis terharu sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Tuhan Yang Maha Pemurah.

Sang mahasiswa sangat terharu dengan pemandangan yg dilihatnya dari balik persembunyian itu. Air matanya menetes tanpa dapat ia bendung.

Sang dosen yg bijak tersebut pun berkata pada mahasiswanya :

“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yg lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”

Sang mahasiswa menjawab :”Aku telah mendapatkan pelajaran yg tidak akan aku lupakan seumur hidupku.”

Sekarang aku paham makna kalimat :

“Ketika kamu memberi, kamu akan memperoleh kebahagiaan yg lebih banyak daripada ketika kamu diberi”.

Sang dosen melanjutkan nasehatnya, & ketahuilah bahwa bentuk pemberian itu ber-macam² :

1. Memaafkan kesalahan orang di saat kamu mampu melakukan balas dendam tp tdk …adalah suatu pemberian.

2. Mendoakan teman & saudaramu di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) itu adalah juga pemberian.

3. Berusaha berbaik sangka & menghilangkan prasangka buruk, juga suatu pemberian.

4. Menahan diri dari membicarakan aib, fitnah sesama kita di belakangnya adalah pemberian juga.

Ini semua adalah “pemberian”

Marilah kita saling “memberi & berbuat baik”, niscaya hidup kita akan menjadi lebih indah.

“Ternyata hidup itu Indah”

Semoga kita menjadi lebih baik dan bermanfaat utk sesama.

Salam sehat dan Sukses selalu.

Komentar