oleh

TOP: Banyak Perempuan Yang Sukses Menjadi Kepala Daerah Lho….!!!

Oleh: Redi Mulyadi

PEREMPUAN telah lama menjadi objek diskriminasi melalui pembedaan perlakuan dan gender stereotype dalam berbagai bidang kehidupan. Gender stereotype menjadi keyakinan dalam kehidupan masyarakat yang memilah secara tegas peran laki-laki dan perempuan. Laki-laki menjadi sosok yang identik bekerja dan mengembangkan karir profesional, adapun perempuan bertanggung jawab dalam rumah tangga dengan mengurus suami, anak, dan keluarga.         Seiring dengan perubahan yang terjadi, partisipasi perempuan di dunia kerja menunjukkan trend kenaikan dalam 20 tahun terakhir. Meskipun demikian, perempuan masih kurang terwakili pada posisi kepemimpinan. Fenomena tersebut semakin menonjol di dunia politik yang sering kali dianggap sebagai dominantly masculine occupation. Hingga saat ini masih sangat sedikit perempuan yang berhasil mencapai jenjang lebih tinggi dalam hierarki parlemen, juga pada posisi-posisi penting dalam pemerintahan.( https://unair.ac.id/perempuan-di-puncak-kepemimpinan-daerah-menembus-langit-langit-kaca/ )

Jujur saja, bahwa kaum perempuan memiliki hak dan kesempatan yang setara dengan laki-laki dalam memilih sendiri perjalanan kariernya, pun dalam hal menjadi seorang pemimpin. Saat ini banyak perempuan menemukan diri dan menyadari potensi dan kesempatan yang dimiliki untuk terjun sebagai pemimpin. Seorang pemimpin perempuan biasanya akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka untuk menjadi pemimpin yang hebat. Saat ini, banyak wanita yang memiliki karir yang sukses dan bahkan menjabat sebagai pemimpin perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan mampu mengambil peran penting dalam dunia bisnis dan memimpin sebuah organisasi. Juga dalam pemerintahan, mulai dari tingkat bawah hingga pusat, misalnya menjadi kepala daerah, menduduki kursi menteri dan lainnya.

Ada banyak kaum perempuan Indonesia yang memimpin kepala daerah,missal Ir. Hj. Tri Rismaharini, M.T.sukses menjadi Walikota Surabaya hingga menjadi Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa sukses menjadi Gubernur Jawa Timur, Dewi Handjani Bupati Tanggamus, Provinsi Lampung, Ade Munawaroh Yasin Bupati Bogor, Anne Ratna Mustika Bupati Purwakarta, Hj,Ade Uu Sukaesih menjabat Walikota Banjar dua periode, Umi Azizah Bupati Tegal dua periode, Puput Tantriana Sari Bupati Probolinggo, Mundjibah Wahab Bupati Jombang, Anna Mu’awanah Bupati Bojonegoro, Ika Puspitasari  Walikota Mojokerto,Iti Octavia Jayabaya Bupati Lebak, Paulina Haning Bullu Bupati Rote Ndao, Erlina Bupati Mempawah,Tatong Bara Walikota Kotamobagu Sulawesi Utara, Hevearita Gunaryanti Rahayu Walikota Semarang, Airin Rachmi Diany sebagai Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Dr. Hj. Winarti S.E., M.H menjabat Bupati Tulang Bawang   , Nina Agustina Bupati Indramayu, Irna Narulita Bupati Pandeglang ,Ratu Tatu Chasanah Bupati Serang. Eisti’anah Bupati Demak, Sri Sumarni Bupati Grobogan, Sri Mulyani Bupati Klaten, Fadia Arafiq Bupati Pekalongan, Dyah Hayuning Pratiwi Bupati Purbalingga, Kusdinar Untung Yuni Sukowati Bupati Sragen, Kustini Sri Purnomo Bupati Sleman, Ipuk Fiestiandani Bupati Banyuwangi, Rini Syarifah Bupati Blitar , Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, gubernur perempuan pertama di Indonesia dan banyak lagi. Kemudian kaum perempuan banyak punya yang menjabat menteri. Pada kabinet pemerintah Joko Widodo ada 6 menteri perempuan yakni I Gusti Ayu Bintang Darmawati Menteri PPPA, Ida Fauziyah Menteri Ketenagakerjaan, Retno Marsudi Menteri Luar Negeri. Siti Nurbaya Bakar Menteri LHK, Sri Mulyadi Indrawati, Menteri keuangan dan Tri Rismaharini Menteri Sosial. Kemudian di Kabinet Merah Putih Praboowo Gibran yakni Menteri Menpan Rini Widyantini, Menteri Pariwisata Widianti Putri, Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi, Menteri Keuangan Sri Mulyadi Indrawati dan Menteri Kominikasi dan Digital Meutya Viada Hafid. Kalau presiden Indonesia ada nama Megawati Soekarno Putri. Begitu punya  kaum Perempuan yang menjadi anggota dewan, mulai DPRD Kota/Kabupaten, DPR Provinsi dan DPR RI. Bahkan, banyak anggota dewan Perempuan yang lebih vocal saat menyuarakan aspirasi Masyarakat,

Kaum perempuan dapat menjadi inspirasi sejalan dengan kemampuan dalam mengolah pemerintah yang efektif walaupun dalam kenyataan,   saat ini masih sedikit perempuan yang memegang tampuk kepemimpinan di jabatan jabatan publik di negeri ini. Potensi diri dan kapasitas leadership yang dimiliki perempuan merupakan kekayaan tersendiri dalam konteks kualitas sumberdaya manusia dan kualitas warga untuk lebih didorong bergerak secara lebih cepat karena akan turut mengisi ruang ruang public dan jabatan jabatan public.

Untuk menyongsong SDGs terutama goals 5 tentang kesetaraan Gender pada planet Gender Equality 50:50 pada tahun 2030 di Indonesia, yaitu dengan cara meningkatkan peran perempuan dalam bidang politik dan pengambilan keputusan di ranah domestik dan ranah publik, khusunya peningkatan persentase perempuan di kursi parlemen yang diduduki oleh perempuan dan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Perempuan yang berwatak pemimpin memiliki ruang yang luas untuk mengisi jabatan public dalam skala lokal dan nasional.

            Kita patut bangga, kalau perempuan-perempuan bisa menjadi pimpinan kepala daerah, itu sudah luar biasa sekali.Ini juga merupakan komitment global, bukan komitment nasional, semua Negara sedang berlomba lomba membawa perempuan dan Indonesia terpilih satu dari 10 negara besar yang membawa perempuan ke planet Gender Equality 50:50 di 2030.Indonesia merupakan Negara yang toleransi dan perempuannya dianggap cukup maju, termasuk Presiden kita bisa memilih 9 dari perempuan di Kabinet jadi itu merupakan indikator indikator yang diterima oleh UN Woman dan memilih Indonesia.

Seorang pemimpin perempuan biasanya akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka untuk menjadi pemimpin yang hebat. Di samping potensi masing-masing perempuan, ternyata ada alasan lain mengapa wanita bisa menjadi pemimpin yang hebat.( https://kumparan.com/generasi-milenial/4-alasan-perempuan-bisa-jadi-pemimpin-hebat-dan-lebih-mengayomi-1xxiO4ssnCV )*

Berikut ini merupakan 4 alasan perempuan bisa menjadi pemimpin yang hebat dan lebih mengayomi di tempat kerja.

1. Dapat Mengambil Keputusan dengan Berani

Bukan hal yang asing lagi jika saat ini perempuan menunjukkan jiwa bebas dan semangat. Sosok pemimpin perempuan ini dikenal bisa mengambil keputusan dengan berani dan bijaksana. Hasilnya, sebuah organisasi yang dipimpin oleh perempuan dapat memiliki tim yang kooperatif dan memiliki rasa kekeluargaan.Informasi penting disajikan secara kronologis

2. Memiliki Kemampuan Memecahkan Berbagai Masalah

Dalam kehidupan seorang perempuan sudah terbiasa menjalani peran-peran yang berbeda setiap harinya. Untuk itu mereka terbiasa memecahkan masalah yang datang.

Peran berbeda-beda itulah yang bisa membantu para pemimpin perempuan untuk dapat cepat menyesuaikan diri dengan situasi baru. Hasilnya, mereka dapat cepat tanggap saat dihadapi oleh berbagai masalah di tempat kerjanya.

3. Pemimpin Perempuan Lebih Tegas dan Persuasif

Perempuan itu biasanya sangat pandai bicara dari hati ke hati. Jadi tak jarang perempuan sering menggunakan gaya persuasif dalam memimpin dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaan, pikiran, atau dengan kata lain dengan melakukan ajakan atau bujukan.Mereka senang menemukan apa yang memotivasi orang dalam tindakan dan sangat gembira untuk membagikan kata-kata penghiburan, ucapan terima kasih dan hadiah untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik.

4. Perempuan Dapat Berkolaborasi dengan Baik

Perempuan memiliki semangat yang tulus untuk bekerja dengan orang lain. Mereka ingin berbagi ide dan datang dengan solusi yang akan efektif untuk semua orang yang terlibat dalam proses. Itu berarti bahwa sebagai pemimpin, perempuan akan dengan baik mendengarkan ide-ide dari bawahannya hingga menghasilkan solusi yang tepat saat rapat.

Dr. Maria Ulfa Anshor bicara soal “Kepemimpinan Perempuan Indonesia di Masa Depan” yang menurutnya,  dari sisi norma, perempuan menjadi pemimpin sudah sangat kuat sekali (dari UUD sangat jelas disebutkan dan dari berbagai UU sudah ada peraturan yang kuat, dan saat ini sedang dibahas UU Desa dimana perempuan sangat memungkinkan untuk masuk). Peluang cukup besar bagi perempuan di 2 pemilu terakhir (2004: UU Parpol yang mengharuskan adanya kuota perempuan, bias saat ada kata “bisa” dalam Parpol). Hambatan bagi perempuan: politik uang yang terjadi di semua level ketika terjadi perempuanoses pemilihan, termasuk saat PEMILU (ditambah lagi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang perempuan pragmatis)

Proses demokrasi menjadi proses yang sepertinya demokratis, tapi di baliknya ada minus etika politik, sehingga di tahun 2019 harus dikurangi politik uang yang menjadikan demokrasi tidak sehat. Hambatan ke depan bagi Indonesia: harus ada pendidikan politik yang tuntas, ada pendidikan kewarganegaraan yang baik di sekolah-sekolah, tantangan agama Islam yang bias gender (seperti ada fatwa larangan memilih perempuan. Padahal secara universal, perempuan maupun laki-laki adalah setara. Yang harus dilakukan untuk pemilu ke depan: memperkuat jaringan, memperkuat pendidikan politik untuk pemilih pemula. (****