oleh

Upaya Guru Mengatasi Learning Loss Pada Masa Pandemi Covid 19

Oleh: Rukati, S,Ag.,M.Pd.B., (Guru Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SD Negeri Ngawen dan SMKN 1 Cluwak  Kab. Pati Jawa Tengah)

LEARNING LOSS merupakan istilah untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu. Learning loss terjadi karena perubahan tekhnis pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka beralih menjadi pembelajaran jarak jauh. Hal ini mengakibatkan turunnya motivasi belajar peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh cenderung monoton, guru mendistibusikan informasi dan komunikasi hanya satu arah yang akhirnya menyebabkan peserta didik merasa bosan dan tidak semangat dalam belajar.  

Learning loss dapat mengakibatkan terjadinya ketertinggalan peserta didik dalam pembelajaran dan penurunan capaian pembelajaran. Selain itu learning loss juga dapat mengakibatkan perubahan karakter peserta didik, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Karakter peserta didik menjadi lebih baik jika selama terlaksananya Pembelajaran Jarak Jauh orang tua mampu berperan ganda sebagai guru dalam memantau perkembangan karakter anaknya. Namun jika orang tua tidak mampu memaksimalkan diri dalam peran ganda tersebut kemungkinan besar karakter anaknya dapat berubah menjadi lebih buruk.

Pembelajaran Jarak Jauh yang terlaksana selama pandemi Covid 19 menuntut guru untuk bisa menguasai tekhnologi. Dengan penguasaan teknologi, guru diharapkan mampu berkreasi dan berinovasi dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh. Dalam hal ini, pemerintah telah memfasilitasi para guru dan peserta didik untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara maksimal, misalnya adanya bantuan kuota belajar, akun belajar id, platform Rumah Belajar, webinar, pelatihan pendidikan dan lain-lain.

Sebagai guru Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, penulis telah berupaya untuk memaksimalkan diri dalam mengatasi learning loss. Selama pembelajaran jarak jauh, penulis memanfaatkaan akun belajar id untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Google Meet adalah salah satu aplikasi pembelajaran yang terintegrasi dengan akun belajar id, yang penulis manfaatkan selama kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh. Dengan Google Meet, Guru dan peserta didik dapat bertatap muka langsung melalui kamera dan berkolaborasi dalam kegiatan pembelajaran. Integrasi Google Meet dengan platform pembelajaran yang lain seperti Jamboard dan Google Classroom mampu membangkitkan semangat dan motivasi belajar peserta didik sehingga capaian hasil pembelajaran peserta didik berada diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).

Selain pemanfaatan akun belajar id, penulis juga bekerja sama dengan orang tua dalam memantau perkembangan belajar peserta didik. Hal ini penulis lakukan dengan metode home visit secara berkala. Home visit bertujuan untuk memperoleh keterangan sekaligus memahami lingkungan peserta didik dan memecahkan permasalahan peserta didik yang mengalami kesultan belajar. Dengan upaya inilah penulis berusaha meminimalisir terjadinya learning loss.  

Tentang Penulis

Rukati, S,Ag.,M.Pd.B., Guru Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SD Negeri Ngawen dan SMKN 1 Cluwak, Kec. Cluwak Kab. Pati Jawa Tengah. Sarjana lulusan STAB Nalanda Jakarta pada tahun 2004 dan Magister Pendidikan Agama Buddha program Pasca Sarjana STAB Maha Prajna Jakarta Tahun 2010.

Komentar