oleh

VIRAL: Seorang Oknum Dosen Senior Universitas Siliwangi Tasikmalaya Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Sejumlah Mahasiswi

KOTA TASIKMALAYA—Dalam sepekan ini viral di medsos (IG dan Twitter)  dan di media mainstream terutama online , karena adanya seorang oknum dosen senior Universitas Siliwangi (UNSIL) Tasikmalaya berinisal EDH diduga melakukan pelecehan terhadap sejumlah mahasiswi. Bahkan salah seorang mahasiswi yang mewakili sebuah universitas di Jerman diduga jadi korban pelecehan dosen tersebut.

Karena adanya laporan dari para korban pelecehan tersebut, menurut informasi yang diperoleh LINTAS PENA, bahwa  oknum dosen senior berinisial EDH ini sudag dinonaktifkan oleh pihak kampus UNSIL Tasikmalaya. Laporan ini menyusul pencabulan yang dialami perempuan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tengah mewakili Jerman untuk studi banding di Unsil. Ternyata, korbannya lebih dari satu. Para korban akhirnya mengaku jadi korban cabul dosen tersebut dan melaporkannya ke Satuan Tugas   Penanggulangan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsil Tasikmalaya. EDH  dilaporkan beberapa mahasiswinya diduga karena pencabulan, Rabu (8/2/2023).

Dugaan perbuatan pelecehan yang dilakukan EDH tersebut dikecam civitas kampus. Hingga beberapa poster penolakan kekerasan seksual terpasang di lingkungan kampus.  Para mahasiswi mengakui menjadi korban pencabulan EDH yang dosen Fakultas Ekonomi, melapor ke Satuan Tugas Penanggulangan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UNSIL Tasikmalaya.

Dengan adanya laporan pengaduan dari para korban dugaan pelecehan seksual itu, pihak kampus UNSIL Tasikmalaya bergerak cepat (gercep), dimana EDH yang dosen senior di Fakultas Ekonomi itupun dinon-aktifkan. Menurut Gumilar, status dosen itu merupakan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) dengan masa baktinya selama 30 tahun.

Dalam konferensi pers yang dihadiri sejumlah awak media di Gedung Rektorat Unsil Tasikmalaya, Rabu (8/2/2023), Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unsil Tasikmalaya Dr. Gumilar Mulia membenarkan kasus tersebut. “Ya, memang kami akui,  benar ada indikasi terjadinya kekerasan seksual  di Unsil .  Kami pun sudah menonaktifkan dosen bersangkutam. Saat ini kami  masih menangani kasus dugaan pencabulan itu. Satgas PPKS sudah bergerak dan menampung korban. Bahkan, ada yang menjadi korban seksual baik sesuai pengakuan korban maupun bukti rekaman CCTV. Telah dilaporkan ke Rektor dan dilaporkan ke Dirjen (Kemendikbudristek RI),” jelasnya

Dr. Gumilar Mulia menjelaskan, bahwa Satgas PPPK sekarang sedang melakukan investigasi terkait kasus ini. Bukti dan saksi yang berkaitan dengan dugaan pelecehan seksual itu terus digali. Sedang diinvestigasi, sejauh ini sudah ada bukti pengakuan dan rekaman CCTV. Memang korbannya lebih dari satu, tapi bentuk kekerasan atau pelecehannya seperti apa, tidak dapat kami sampaikan di sini,”

Gumilar menjelaskan, dosen tersebut sudah 30 tahun mengajar Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsil Tasikmalaya.Dia menambahkan, kasus ini bermula saat ada laporan mahasiswi perwakilan Jerman yang sedang studi di fakultas tersebut ke Satgas PPKS. Dibuktikan dengan rekaman CCTV, kejadian berlangsung di lorong kamar mandi fakultas tersebut. Berjalannya waktu, muncul korban-korban lainnya. Sejumlah mahasiswi mengaku mendapatkan dugaan pelecehan seksual sampai kekerasan seksual.  “Laporan awal (korban) 30 Januari 2023. Dalam masa pemeriksaan dan investigasi sekarang, dosen itu dinonaktifkan sementara. Kalau terbukti bisa dinonaktifkan dan kalau tidak terbukti bisa aktif kembali. Ini masa investigasi 30 hari,” tutur dia. “Kalau korban lebih dari 1 orang tentu saja. Bentuknya (cabul) saya tidak bisa jelaskan di sini. Korbannya sudah ada beberapa orang dan kita terus investigasi dan sudah ke arah pelecehan seksual tentunya,” tambah Gumilar.

Terkait rekaman CCTV yang menjadi alat bukti, Gumilar menjelaskan rekaman itu berisi perlakuan dosen kepada mahasiswa yang mewakili universitas asal Jerman. Saat itu korban dan dosen berpapasan di lorong selebar 2 meter. Namun entah mengapa, dosen itu menabrakkan bahunya. Korban kemudian menegur, namun malah mendapatkan jawaban yang melecehkan.”Bukan mahasiswa asal Jerman, tapi dia warga Indonesia yang kuliah di Jerman. Namun memang kedatangannya ke sini mewakili Jerman. Lorong itu 2 meter, jadi seharusnya tidak harus bertabrakan. Tapi dia menyenggol bahu, korban bertanya tapi jawabannya kurang mengenakan,”,” kata  

            Selain itu ada juga laporan dari korban-korban lain yang sudah ditangani oleh Satgas PPPK. “Hari ini pun Satgas PPPK dan Rektor sedang bertolak ke Jakarta untuk melapor ke Kemendikbud terkait kasus ini,.  Kami dari pihak Unsil akan mengambil langkah-langkah tegas sesuai aturan dalam menangani kasus pelecehan dosen terhadap mahasiswi itu.  Kami berusaha tegas dan memedomani aturan-aturan,” katanya

Kini, kasusnya sedang ditangani Satgas PPKS Unsil berkoordinasi dengan Polres Tasikmalaya Kota  setempat. Namun pihak Polres  Tasikmalaya Kota masih belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini karena masih belum ada laporan resmi.

“Kami pun masih mengumpulkan korban lainnya karena ada informasi dari mahasiswi korbannya banyak dan dilakukan sudah lama.  Sekarang saja Pak Rektor sedang di Jakarta membahas hal ini yang dilakukan dosen itu. Kita tunggu nanti hasil Satgas dan pihak kepolisian Polres Tasikmalaya Kota pengungkapan kasusnya seperti apa,” katanya.

Warek UNSIL Dr. Gumilar Mulia mengaku, Satgas PPKS kampusnya terbuka menerima laporan korban yang merasa menjadi korban dosen tersebut selama ini. Bukan hanya para mahasiswi yang aktif saja,  tapi juga korban dari kalangan alumni, warga biasa, sampai ke seluruh staf kampus untuk segera melaporkan ke Satgas jika merasa menjadi korban.”Kepada seluruh masyarakat jika ada indikasi dengan hal ini dan pelanggaran kekerasan seksual (oleh dosen). Jika itu dilakukan di kampus Unsil, maka laporkan lah. Sekarang Pa Rektor dengan Satgas di Jakarta sedang menindaklanjuti bersama Kementerian. Itu pelaku kan salah satu dosen senior. Jadi kepada seluruh masyarakat baik alumni, mahasiswi atau warga biasa yang pernah menjadi korban pelaku segera malapor dan dijamin kemananan identitasnya terjaga. Kami pun tentu selanjutnya akan masuk laporan ke ranah Kepolisian. Tapi, sekarang masih ditangani oleh Satgas dulu mengumpukan bukti korban lainnya,” paparnya.

Informasi yang diperoleh LINTAS PENA dari berbagai sumber, termasuk juga dari nitizen di medsos (IG dan Twitter) maupun dilansir media online, yang menyebutkan bahwa  perbuatan dosen tersebut ternyata sudah diketahui para mahasiswa dan dosen serta Rektor perguruan tinggi milik pemerintah tersebut yang membuat gerah dunia pendidikan karena korbannya ternyata lebih dari satu mahasiswi. Bahkan, EDH dikenal para alumni Fakultas Ekonomi UNSIL Tasikmalaya sebagai “dosen cunihin” terhadap para mahasiswi, sehingga cuitan cuitan/ komentar dari para alumni di IG mempertegas kalau EDH sejak dulu suka neko neko. Tapi tidak ada yang berani melaporkan perbuatannya yang terkesan pelecehan seksual.

Tidaklah mengherankan, jika EDH sebagai pelaku dugaan cabul ke para mahasiswinya dikenal genit selama mengajar dan sudah menjadi rahasia umum. Dosen tersebut dikenal selalu merayu dan tangannya iseng ke para mahasiswi selama berada di kampus. “Iya, saya tahu kasus ini sudah ramai. Saya sangat bersyukur karena akhirnya ditangani serius oleh pihak Rektorat. Dosen itu memang terkenal genit dan semua mahasiswi di sini pada tahu itu. Sudah rahasia umum pak. Pasti korbannya akan banyak kalau sudah ada yang lapor begini. Dia itu dikenal sebagai dosen cunihin,” ungkap seorang mahasiwi   Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsil Tasikmalaya, yang enggan ditulis Namanya

Hal senada diungkapkan mahasiswi lain, yang  membenarkan bahwa perbuatan EDH sudah sangat meresahkan. Pelaku tidak hanya genit ke mahasiswi selama di ruang kelas, tetapi juga di beberapa tempat sepi. “Jujur saja, sudah banyak korban tangan genitnya yang menjurus ke pelecehan seksual.  Itu di kampus dia seperti itu. Bahkan, kata para alumni pun bahkan ada yang pernah diajak untuk kencan, dengan bayaran yang wah….”kata dia sambal tersenyum senyum.  .

Ini beberapa komentar di medsos terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan EDH yang tak lain dosen di Fakultas Ekonomi UNSIL Tasikmalaya, di antaranya:

@ambuani7166 :Tindak tegas donk pastinya, Jangan sampe merusak nama baik UNSIL, satu” nya PTN yg tasik punya,

@ ririazra’s: Kok baru d up padahal rahasia umum

@ riosaefurohman_’s : Anjay si bapa eta , kakara naik 😂 nyesel wawuh jeung maneh pak euy ,,,,,….

@sundaririma’s ; Yang sebagai lulusan yang pernah di dosenin matakuliah sama dia sudah tau percis

@nurman.arip’s  ; Alumni unsil pada senyum lihat postingan ini…sepertinya alumni unsil uda pada tau,siapa yang di maksud…dudududu…lalalalalala…syalalala

@asepnfs‘s :Yang kepo nama Dosen nya gampang kok. Cari daftar nama Dosen FE UNSIL di google. Dan cocokan Inisialnya ✌

@iqbaldzul’s  : Tolong anak fak ekonomi ceritain si bapa eta emang sok kumaha? Jd panasaran

@ekatoktaviani: Hehehe udh up ke media, semoga diusut sampai tuntas dan benar2 sesuai hukum ☺

@riki_abi: Nama dosen yg aku pikirkan, apakah sama dengan kalian? 😂

Dengan terbongkarnya kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dosen EDH tersebut, Ade B Alief orangtua salah satu mahasiswa UNSIL Tasikmalaya berharap kepada pimpinan PTN ini agar menindak tegas  oknum dosen tersebut karena telah mencemarkan nama baik  civitas akademika Universitas Siliwangi yang berstatus PTN.”Jelas oknum dosen itu harus ditindak tegas karena telah mencemarkan nama baik UNSIL Tasikmalaya. Apalagi oknum dosen tersebut sudah beberapa kali melakukannya,”ujar dia.

Hal senada diungkapkan Ny.Nina Nurlina, “Kejadian buruk itu jangan sampai terulang lagi. Karena berdampak negative terhadap perkembangan UNSIL Tasikmalaya ke depannya. Dia harus ditindak tegas sesuai hokum yang berlaku,”harapnya.

Sebagai reaksi dari para mahasiswa UNSIL Tasikmalaya, terutama mahasiswa yang sudah mengetahui kasus ini, memasang sejumlah spanduk  di sejumlah sudut kampus bahkan di gerbang masuk kampus. Spanduk  itu bertuliskan bahwa Universitas Siliwangi tidak menoleransi kekerasan seksual.(BERBAGAI SUMBER) ***