oleh

Wasiat Sakti Sabdo Palon Kepada Syekh Siti Jenar

Oleh: Wangsa Wijaya Agung (Pemerhati Budaya Nusantara 08125904218)   

DIKISAHKAN San’Ali Anshar (Syekh Siti Jenar atau Syeh Lemah Abang) menerobos pedalaman Majapahit untuk mencari pertapa Buddha dan Para Ahli Yoga hindu yang khabarnya banyak bermukim disana untuk diislamkan..

Begitu beratnya kala itu Masyarakat Majapahit dirubah keyakinannya membuat Beliau bingung dan penasaran dengan ajaran sebenarnya rakyat Majapahit…karena tidak bisa mengislamkan rakyat Majapahit sepenuhnya…semakin ke timur semakin berat bagi Syekh Siti Jenar menyebarkan ajarannya…dan itu membuatnya sangat penasaran dengan tokoh yang begitu dicintai dan dijadikan panutan oleh Rakyat Majapahit…yang dikenal dengan nama julukan Sabdo Palon…dengan penuh “percaya diri ” SSJ mendatangi tempat pertapaan Sabdo Palon dan menantang untuk menunjukkan sehala pengetahuannya…

Tapi….sabdo palon tak melayaninya dn anehnya malah mempersilahkan SSJ mengajarkan semua pengetahuannya pada para pengikut Sabdo Palon.

Disinilah pikiran dn hati SSJ mulai terombang ambing..rasa penasaran semakin mendesak SSJ ingin tau lebih banyak karena Sabdo Palon tak pernah mengajari pengikutnya dengan kata kata..melainkan dengan perilaku dan kasih sayang…

Hingga suatu ketika SSJ mendatangi Sabdo Palon disaat malam.hati dan saat itulah terjadi argumen tentang TUHAN SSJ & TUHAN Sabdo Palon.

SSJ ingin mengajari SP tentang ajarannya dan menunjukkan syariatnya..hingga SP bertanya pada SSJ…”Tuan apakah Tuan mengetahui TUHAN anda?”

“Apakah Tuan pernah bertemu TUHAN anda sehingga begitu yakin akan ajaran Tuan yang paling benar dan ajaran Tuan paling suci?..karena TUHAN itu adalah kebenaran sejati”

SSJ bukannya menjawab malah balik bertanya pada Sabda Palon…”Apakah kamu juga sudah melihat TUHAN seperti kamu berani berkata begitu padaku ? “

SP menjawab ” Ya Saya mengetahui TUHAN saya dan saya bertemu TUHAN saya.” mendengar jawaban itu SSJ tak percaya begitu saja dan bertanya..”bagaimana aku bisa mepercayaimu dan TUHANmu ?”

SP menjawab “kalau anda tak percaya coba tanyakan kepada TUHAN anda” jawab sabdo palon..”baiklah tunjukkan aku cara menemui TUHANku agara aku tau” jawab SSJ…lalu SSJ bertanya ” Apakah Anda sudah melihat keagungan Arsy ?”..SP menjawab “Sudah, bahkan aku melihat diatasnya Arsy masuh ada yang lebih tinggi lagi kedudukannya”

“Siapa dia?” tanya SSJ keheranan dan kebingungan…SP menjawab ” INGSUN” ..

“Siapa Ingsun ?” tanya SSJ ..”DIAlah sejatinya TUHAN” jawab SP dengan tenang…dan melanjutkan dengan senyuman..”baiklah karena Tuan lebih mengutamakan sujud ..ya Tuan sujud saja dulu untuk bertemu TUHAN.”

untuk memuaskan rasa penasarannya SSJ mau melakukan itu namun sebelumnya berkata ” Jika aku tidak bertemu TUHAN maka kamu dan seluruh pengikutmh harus masuk Agamaku kata SSJ dengan keras dan sombong yang dijawab dengn senyuman oleh SP.

Dan SSJ melakukan sujudnya mulai habis ashar mendekati magrib

Dalam sujudnya..SSJ tidak ingat apa apa lagi hingga akhirnya dia bersujud selama 7 hari 7 malam..mrlihat halnitu SP merasa prihatin dan kemudian membangunkan SSJ..

SP membangunkan SSj denhan memberikan wewangian dihidungnya agara SSJ kembali sadar..setelahbsadar SP bertanya pada SSJ..”sudah berapa lama anda bersujud Tuan Syekh.?”

“Sehari semalam” jawab SSJ yang dijawab dengan senyuman oleh SP..dan berkata “anda lupa..anda bersujud 7 hari 7 malam” …SSJ sangat kaget dan tak percaya hingga SP berkata ” anda lihat saja bulan nanti..anda datang kesini hari soma sore menjelang metahari tenggelam dan masuk malam anggoro tgl 7 anda ingat itu..dan sekarang ini hari soma lagi tgl.14.”

Kemudian SP bertanya ” dalam sujud anda selama itu apa anda sudah bertemu TUHAN ? ..SSJ menjawab ..”Tidak, dan sesuai janji kamu harus ikut ajaran agamaku” ..

“Nanti dulu..jangan gugup..dengan sujud anda yang 7 hari 7 malam saja anda tidak bisa melihat TUHAN atau kebenaran sejati..bagaimana dengan sujud yang cuma sebentar Ko anda sudah merasa paling bemar dan suci ?” kata SP…”sekarang begini ya Tuan Syekh..anda ikut denganku duduk semedi, semedi toh dalam ajaran anda juga ada..cuma beda nama yakni I’tikaf..”

Dan SSJ pun menurutinya..dengan ijin TUHAN YME (Gusti Kang Akaryo Jagad) ..SSJ dibawa terbang melimtasi 7 semesta kehidupan…Dia ditunjukkan perjalanan jiwwnya dari Al amarah Al luwammah Al mulhammah Al mutmainah Al sufiyah Al lubbiah Al sir dimana semua rahadia diatas rahasia dijabarkan…dan akhirnya SSJ sampai pada Ajna yaitu proses dimana manusia sudah tidak bisa apa apa…dia hanya mengikuti kehendak kodrat dan karma yang ada pada dirinya menuju YM Kuasa…di tak ingat siapa dirinya, tak ada rupa tak ada rasa..yang ada hanyalah keazalian atau kebaka’an

Saat itulah SSJ dikembalikan kemudian terbangun dan tanpa sadar menangis sedih, takut, bahagia, haru, seperti anak kecil yang baru sadar dari bermimpi.

San Ali Anshar sadar betapa kecilnya pengetahuan yang selama ini dia agungkan sampai mengganggap orang lain kotor kafir dan masuk neraka…

Seiring waktu Sabdo Palon pun tersenyum menatap SSJ yang masih tertunduk menangis karena bahagia, sedih, salah, takut, penuh keharuan dsb..

Dengan suara parau akhirnya SSJ berkata ” Tuan Sabdo Palon..tolong ajarkan saya dan bimbing saya agara selalu menjalani kebenaran sejati”

Sabdo Palon menjawab ” tidak perlu anakku..karena ajaranmu juga benar..hanya saja janganlah engkau merasa paling benar. Karena bagi orang lain ajaran mereka juga benar…dan anda juga tau anakku yang maujud dan yang tertata ini adalah kebenaran dan keberadaan dari TUHAN ? Pesanku jangan engkau tinggalkan ajaranmu..kata Sabda Palon dengan tersenyum.

Sejak itu San Ali Ansar menjadi pengikut Sabda Palon dan ingin meninggalkan ajarannya yang sudah dipelajari sejak kecil….namun dilarang oleh SP karena semua itu sama halnya dengan tidak menghargai orang yang telah mengajarinya berbagai pengetahuan..

Hingga akhirnya ajaran SSJ dipadukan dengan ajaran Sabda Palon…Cikal bakal ajaran Syekh siti jenar yang melegenda bernama Manunggaling Kawulo Gusti..atau yang hingga kini dikenal dengan nama Kejawen…

Syekh Siti Jenar yang menjadi duri dalam daging Wali Songo..sebuah duri ditengah berkobarnya semangat kekalifahan.. .(***

Komentar