oleh

Wujudkan Papua Damai, Tentram, Dan Cinta tanah air, Satgas Yonif 122/TS Gelar Pengibaran Bendera Merah Putih Sepanjang 1 KM di Perbatasan Skouw RI-PNG

KOTA JAYAPURA – Dalam mewujudkan Papua damai, tentram, dan cinta akan tanah air Indonesia, Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 122/TS menggelar pengibaran bendera merah putih panjang di perbatasan RI-PNG, tepatnya Skouw, Kampung Mosso, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, Papua, (23/03/2024).

Pada pelaksanaan kegiatan tersebut Satgas Yonif 122/TS menggelar bendera merah putih sepanjang jalan masuk Kampung Mosso  Skouw dengan panjang 1 kilometer menghiasi indahnya Kampung Skouw, hal tersebut disampaikan Dansatgas Mayor Inf Diki Apriadi,S.Hub.Int, pada saat diwawancarai.

Lanjut Dansatgas mengatakan, selain pengibaran bendera merah putih panjang, Satgas Yonif 122/TS juga melaksanakan kegiatan bakti sosial yang berupa pembagian sembako dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk mewujudkan satu kesatuan, keharmonisan dan cinta akan tanah air masyarakat yang ada di wilayah perbatasan.

“Diharapkan melalui kegiatan ini, dapat menjadikan suatu momentum kebersamaan, keharmonisan antara personel Satgas dan masyarakat yang ada wilayah perbatasan dalam memperlancar proses pelaksanaan Satgas”.

Kesempatan tersebut Bapak Tomas yang merupakan kepala suku Kampung Skouw yang mewakili masyarakat yang hadir pada acara tersebut mengucapkan banyak terima kasih, atas perhatian Satgas Yonif 122/TS yang sudah banyak membantu kesulitan masyarakat di wilayah perbatasan khususnya Kampung Skouw. (Yonif 122/TS)

Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA., Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

PASCA pemilu, ada yang legowo dengan hasil akhir (pasca pengumuman oleh KPU pada 20 Maret 2024) tapi ada juga yang tidak atau belum legowo. Maka bagi yang belum atau tidak legowo stasiun terakhir yang bisa mereka kunjungi adalah Mahkamah Konstitusi (MK). Silahkan berperkara di situ. Tapi ingat, Keputusan MK nanti adalah final dan mengikat (final and binding).

Dari kubu 01, Anies-Muhaimin kabarnya mau berperkara walau Partai Nesdem (lewat Surya Paloh) sudah menyatakan menerima hasil pengumuman oleh KPU. Begitu pun Puan Maharani (dan Megawati enggan omon-omon soal ini).

Sedangkan kubu 02 Prabowo-Gibran sudah dinyatakan oleh KPU sebagai pemenang pemilu 2024. Sudah diberi ucapan selamat pula oleh semua kepala-kepala negara sahabat. Ada menelepon langsung ke Prabowo Subianto, ada pula yang lewat dubesnya masing-masing di Indonesia.

Soal gugat menggugat ke MK ini soal biasa saja. Prabowo Subianto paham betul soal ini. Beliau khan berpengalaman dalam soal ini di pemilu yang lalu. Gibran maupun Pak Jokowi pun tidak menggubris soal ini, santai saja.

Rencana pengguliran Hak Angket di DPR juga kempes di tengah jalan. Banyak pengamat sudah bilang ini cuma untuk keperluan “drama politik” semata. Perlu bagi sementara pihak, walau tidak bermanfaat bagi publik.

Soal rencana gugatan ke MK, ini juga bakal mengalami nasib yang sama. Cuma paslon dan timsesnya saja yang merepotkan diri, sekedar bergerak kesana-kemari biar kelihatan kerja.

Sementara rakyat banyak (mayoritas) tidak ambil pusing. Mereka sudah kembali pada rutinitas, menjalankan ibadah puasa, menjaga hati dan ketertiban umum. Mengawal Jokowi menuntas tugas politik hingga Oktober 2024. Lalu siap mendukung administrasi Prabowo-Gibran melanjutkan di periode 2024-2029 nanti.

Beberapa gelintir orang di Kubu 01 dan 03 sedang sibuk menjaga citra diri. Mereka bukan penentu, bukan Ketum Parpol utama pengusung dan pendukung. Surya Paloh sudah menerima. Puan Maharani dan Megawati sadar betul bahwa Jokowi dan Gibran (secara formal) adalah kader partainya.

Kakak Muhaimin Iskandar (Ketum PKB) adalah menterinya Jokowi, PKS pun sudah menyatakan menerima hasil KPU. Lalu di Kubu 03, ada Perindo dan Hanura yang kedua Ketumnya pengusaha. Kita tahu tokoh parpolnya adalah bagian dari administrasi Jokowi. Dan pengusaha selalu cenderung berpihak pada mereka yang menang. Ada gula ada semut, ada cuan jadilah hopeng.

Jadi memang isu pengguliran Hak Angket dan rencana berperkara ke MK cuma sekedar drama politik. Perlu (bagi segelintir pihak, juga bagi media dan penggiat medsos) jadi ada berita (hot topics) yang bisa dijadikan konten tiap hari. Bermanfaatkah bagi untuk publik luas? Silahkan jawab sendiri.

Soal ini Jokowi, lalu Prabowo-Gibran juga tak banyak bicara dan berkomentar. Memang tak perlu banyak omon-omon. Yang penting sekarang teruskan… Kerja…. Kerja…. Kerja… Waktu berjalan terus.

Untuk para politisi dan parpol peserta pileg, semua punya pemilihnya masing-masing. Artinya ada suara rakyat yang dititipkan pada mereka. Betul kata Kaesang Pangarep (Ketum PSI): “Kami TERIMA suara rakyat, siap KASIH manfaat.”

Jangan kecewakan mereka yang sudah mempercayai kita, berapa suara yang ada. Kita berterima kasih untuk itu, dan siap kasih manfaat.

Cirebon, Sabtu 23 Maret 2024

Komentar