oleh

Batin Anyang, Sosok Mantan Kepala Desa Titi Akar Yang Dituakan Warga

Rupat, LINTAS PENA

Warga masyarakat Desa Titi Akar merasa seakan- akan kehilangan sosok pemimpin bijaksana dan adil, setelah Batin Anyang tidak  lagi menjadi kepala desa. Walau demikian, sosok Batin Anyang yang “kebapakan” itu tetep dituakan warga desa, karena selama menjabat dia dinilai cukup berhasil.

Seorang tokoh masyarakat Tionghua Titi Akar mengatakan, semenjak   Batin Anyang tidak lagi menjadi kepala desa, warga masyarakat merasa amat kehilangan tokoh yang disegani.”Selama menjabat Kepala Desa Titi Akar, pembangunan di desa kami banyak mengalami kemajuan. Bahkan beliau ini peduli terhadap kemajuan pendidikan warga desanya. Buktinya, lahan sekolah   yang digunakan TK, SDN 10, SMP dan SMK hasil usahanya, rela mengeluarkan uang pribadi tanpa mengeluh,”ungkap  Engbo kepada LINTAS PENA.

Ketika mendapat pujian dari Engbo itu, Batin Anyang hanya tersenyum saja, dan beliau hanya berucap “Ketika menjabat kepala desa dulu, tentu saja saya harus mengedepankan kepentingan warga masyarakat, melayani masyarakat sebaik mungkin, memajukan pembangunan di segala bidang terutama bidang pendidikan agar masyarakat pintar dan tidak mudah dibodohi,”ungkapnya.

Batin Anyang pun bercerita semasa menjabat Kepala Desa Titi Akar, dimana dia senantiasa mengedepankan nilai nilai murni Pancasila yakni sila keempat (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan) “Jadi, apapun keputusan baik di bidang pemerintah maupun pembangunan,  saya laksanakan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat,  bukan mengkedepankan prinsip egois,”katanya.

Dia memaparkan butir sila keempat Pancasila itu antara lainMengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.dan Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan

Selama menjabat Kepala Desa Titi Akar, ternyata Batin Anyang seringkali mendengar masukan dari masyarakat demi kemajuan pembangunan di desa yang dipimpinnya. “Kenapa kita harus alergi menerima kritikan dari masyarakat untuk kemajuan pembangunan desa? Sebagai pemimpin, tentu saja harus mendengar keluhan maupun aspirasi yang disampaikan masyarakat,kemudian ditindaklanjutinya. Ya, termasuk keinginan masyarakat agar di Desa Titi Akar agar ada sekolahan, mulai tingkat TK,SD,SMP dan SMK kita usahakan dengan berbagai cara, baik itu harus mengeluarkan dana pribadi maupun lobi ke pemerintahan di Pemkab Bengkalis,”tutur Batin Anyang.

Ketika ditanya, apakah beliau berminat kembali tampil menjadi Kepala Desa Titi Akar, Batin Anyang hanya menghela nafas. “Kondisi kesehatan saya kurang mendukung. Cuma saya berharap, semoga kepala desa sekarang jauh lebih baik daripada saya,”pungkasnya. (ALAN JERI FANUS)***