Oleh: Bagus Cahaya “BUDAK EDAN” Pamungkas
Pertanyaan yang sering diajukan pembaca ini sepertinya sederhana, seperti apa itu Khodam?
Namun jawabannya tidak sederhana dan saya merasa cukup rumit untuk menjelaskannya dengan bahasa yang mudah.
Sebab akan menjurus pada hakikat dunia gaib yang susah dipahami.
Namun akan coba disederhanakan agar bisa diterima oleh kalangan awam.
Kitab suci menjelaskan bahwa pengetahuan manusia atas DUNIA GAIB itu sangat sedikit dan yang mampu mengenalinya hanya KESADARAN RUH (DIRI SEJATI/AKU SEJATI) kita.
Namun meski pengetahuan tentang ruh ini sangat sedikit tidak berarti manusia tidak boleh tahu apa-apa tentang seluk beluk dunia gaib ini.
Alat apa pada diri manusia yang mampu mengenal dunia gaib?
Apakah akal, mata, telinga, kulit, lidah? Tidak
Jawabnya adalah RUH.
Kenapa manusia cuma diberi sedikit pengetahuan oleh Tuhan tentang Ruh?
Itu karena Tuhan tidak ingin menyusahkan manusia. Tuhan Maha Tahu bahwa manusia biasanya hanya belajar dengan menggunakan akal saja.
Padahal, akal/rasio tidak akan mampu membeber sesuatu yang gaib,Kecuali merekayasa dan mengkonstruksikan dugaan-dugaan itu ke dalam sebuah teori.
Kecenderungan peradaban saat ini yang dibangun dengan cara berpikir Barat memang akhirnya membuat perkembangan ruhani menjadi mandeg dan mangkrak.
Akhirnya, orang meninggalkan aspek ruhani yang metafisis.
Diganti dengan aspek gaya hidup pragmatik dan hedonistik.
Maka peradaban saat ini disebut juga dengan peradaban post metafisik.
Apa yang ada diluar peta pemahaman akal ditolak mentah-mentah, padahal bukankah akal itu hakekatnya adalah metafisik juga?
Coba kita pikirkan hal sederhana sebagai berikut: Bagaimana jari tangan kita bergerak?
Itu karena perintah dari pikiran untuk mengerakkan jari tangan.
Bagaimana perintah pikiran bisa dibaca dan diterjemahkan oleh jari tangan kemudian dituruti kehendak pikiran itu?
Dalam khasanah Ilmu Neurologi kira diberitahu bahwa perintah dari otak kemudian dibawa oleh neurotrasmitter yakni semacam energi biolistrik yang mampu menggerakkan syaraf-syaraf jari tangan.
Tapi tetap perintah otak itu sumbernya dari mana?
Nah, kita akhirnya paham bahwa yang fisik itu dasarnya juga metafisik.
Seperti juga seutas kabel yang dialiri energi listrik.
Energi listrik tentu saja tidak bisa dilihat mata dan energi listrik bisa diketahui keberadaannya bila dipegang dan kita akhirnya mengalami “kesetrum”.
Pada kesempatan kali ini, ada baiknya kita tanggalkan dulu untuk sementara akal kita.
Sebab yang akan kita bahas adalah RUH (DIRI SEJATI/AKU SEJATI) YANG MERUPAKAN BAGIAN PALING INTI SUBSTANSI MANUSIA.
Karena ruh itu tidak bisa dilihat, maka kita perlu akan menggunakan pengalaman “kesetrum” tersebut.
Ruh akan nampak jelas saat seseorang itu meninggal.
Apa yang terjadi saat orang dinyatakan denyut nadinya tidak lagi bergerak?
Maka, orang itu oleh dokter dinyatakan telah MATI.
Apa yang terjadi saat jasad fisik kita mati?
Yaitu ruh akan keluar dari fisik dan dia ingat semua perbuatan yang pernah dilakukan semasa hidup.
Perbuatan yang pernah dilakukan itu tampak seperti album foto panorama yang berjejer bergerak melewati kalbunya.
Atau bahkan tampak seperti sebuah film otobiografi tentang diri sendiri.
Ingatan yang jadi tajam itu diperlukan karena rekaman film tindakan semasa hidup itu memang ditunggu oleh ruhnya di ALAM ASTRAL yaitu alam perpindahan dari alam bumi/jagad fisik sekarang ini ke ALAM ALUS–ALAM KELANGGENGAN– ALAM BARZAKH.
Untuk mempermudah pemahaman, maka alam berdimensi bumi ini kita bagi menjadi tiga:
ALAM FISIK atau ALAM BUMI, ALAM ASTRAL
Alam antara fisik dan alam halus sifatnya sudah gaib. ALAM HALUS
ALAM GAIB di bumi dibagi menjadi ALAM BAIK dan ALAM BURUK
ALAM ASTRAL adalah tempat singgah badan halus manusia sudah meninggal namun masih melekat pada ruhnya. Alam astral juga merupakan alam HUKUM PANTULAN berlaku.
Yaitu alam bentukan dari perbuatan dan pikiran manusia yang memantul kemudian membentuk energi.
SAAT SESEORANG MENJALANI LAKU UNTUK MENDAPATKAN AJIAN-AJIAN, MEMBACA MANTRA ATAU MENGISI KEHENDAKNYA PADA BENDA DALAM BENTUK SUSUK, JIMAT ATAU TOSAN AJI (BENDA-BENDA BERTUAH) MAKA SESUNGGUHNYA ENERGI PIKIRANNYA TERPUSAT DAN MEMBENTUK “BENDA/MATERI” DI ALAM ASTRAL.
INILAH YAN DIMAKSUD DENGAN HAKIKAT KHODAM!!!! Jadi Khodam bukan entitas makhluk halus tersendiri. Namun Khodam adalah makhluk halus yang dibentuk oleh kehendak kita.
DI ALAM ASTRAL INI PULA TEMPAT KEBERADAAN MAKHLUK HALUS SEHINGGA SAAT SESEORANG BERNEGOSIASI/BERDISKUSI DENGAN MAKHLUK HALUS MAKA YANG TERJADI ADALAH SINKRONISASI KEHENDAK ANTARA MANUSIA DAN MAKHLUK HALUS DI ALAM ASTRAL.
Alam astral ini sama persis seperti alam fisik. Itu karena alam astral ini adalah ALAM TIRUAN DARI ALAM FISIK.
Seperti antara kita dengan bayangan kita di cermin. Sehingga apapun perbuatan kita, apakah itu baik atau buruk akan memantul di alam astral dan ada akibatnya cepat atau lambat.
Setiap kegiatan dan kehendak yang kita pantulkan itu menghasilkan pantulan di alam astral bahkan hingga jagad halus.
Bedanya, bila di alam fisik kita sekarang bisa merasakan panas karena cahaya matahari maka di alam astral cahaya matahari tidak memberikan panas pada kita. Di alam astral juga tidak ada pergantian siang dan malam.
Alam Gaib terbagi menjadi dua yaitu ALAM BAIK dan ALAM BURUK. Kedua alam ini masih ada di bumi.
Di antara dua alam yang mengapit bumi dari atas dan dari bawah itu ada alam astral. Digambarkan dengan sederhana sebagai berikut:
ALAM GAIB BERDIMENSI DUNIA/BUMI
(1). ALAM GAIB BAIK. Berada di atas bumi. terdiri dari tujuh sap/tingkat dari bawah ke atas:
7 ANDRATASAMIRA
6 KALASUTRA
5 MAHARAUNNAWA
4 RAUNAWA
3 AMBARISHA
2 MAHAKALA
1 LOKANTARIKA
(2). ALAM ANTARA atau ALAM ASTRAL: alam pergantian dari alam fisik ke alam gaib. Alam ini dihuni oleh empat jenis makhluk halus namun jumlahnya tidak terhingga: keempat jenis itu adalah
JIN API (Salamandala)
JIN UDARA (Gandarwa)
JIN AIR (Apsara) dan
JIN TANAH (Yaksa)
(3). ALAM GAIB BURUK berada di dalam tanah/bumi. Alam ini terdiri dari atas ke bawah:
1 JAMBU
2 KASHA
3 PLAKSHA
4 SHAMALIA
5 KRAUNTSHA
6 SHAKA
7 PUSKHARA
Di alam GAIB BURUK, di tingkat 2,3,4 masih terasa cahaya matahari.
Namun tingkat 5,6,7 selalu dalam gelap tanpa cahaya. Ini beda bila ruh manusia yang meninggal di alam BAIK.
Di alam BAIK ini, semua lapisan mendapat cahaya penerangan.
Ruh manusia mendapat tempat yang baik dan menyenangkan.
Ini ruh manusia yang semasa hidupnya berbuat baik.
Ruh manusia saat berada di alam astral tergantung pada keikhlasannya untuk meninggalkan dunia.
Bila dia ikhlas karena kemelekatan terhadap dunia ini sangat ringan, maka ruhnya akan naik ke alam BAIK.
Sebaliknya, bila hasrat dan keinginan manusia terhadap dunia ini meluap-luap, kemelekatannya terhadap dunia begitu tinggi dan dia belum ikhlas meninggal dunia maka ruhnya akan sangat berat hingga masuk ke alam gaib alam BURUK.
ALAM GAIB BAIK, berada di langit.
Langit dibagi ke dalam dua bagian utama yaitu langit luar dan langit dalam.
Langit luar masih ada bentuknya (Rupa)
Sementara langit dalam tidak berbentuk (Arupa/ALAM SUWUNG).
Langit yang masih ada bentuknya itu dihuni oleh para malaikat sementara langit tidak bebentuk itu dihuni oleh para Nabi, Utusan Tuhan dan juga manusia-manusia terpilih yang dikasihi Tuhan.
Di langit berbentuk ini ada Ruh tertinggi yang mengatur yang alam semesta fisik dan metafisik.
Sementara di langit yang tanpa bentuk ada juga ruh tertinggi yang mengendalikan semuanya.
ALAM GAIB SEJATI BERDIMENSI AKHIRAT
Ada lagi alam gaib setelah dimensi bumi habis.
Yaitu selesainya pergelaran alam semesta fisik dan metafisik bumi dan diganti alam gaib berdimensi akhirat.
Di alam gaib akhirat ini adalah pantulan dari alam gaib berdimensi bumi.
Ada Surga/BAIK dan ada Neraka/BURUK juga.
Ruh Manusia dihisab lagi kemudian dimasukkan ke dua tempat gaib terakhir yang abadi.
Tidak ada lagi hukum sebab akibat/sunatullah.
ALAM GAIB AKHIRAT berada di kegaiban “langit.” Langit dibagi ke dalam dua bagian utama yaitu langit luar dan langit dalam.
Langit luar masih ada bentuknya (Rupa), sementara langit dalam tidak berbentuk (Arupa, ALAM SUWUNG).
Langit yang masih ada bentuknya itu dihuni oleh para malaikat sementara langit tidak bebentuk itu dihuni oleh para Nabi, Utusan Tuhan dan juga manusia-manusia terpilih yang dikasihi Tuhan. Di langit berbentuk ini ada Ruh tertinggi yang mengatur yang alam semesta fisik dan metafisik.
Sementara di langit yang tanpa bentuk ada juga ruh tertinggi yang mengendalikan semuanya.
https://tabloidlintaspena.com/2021/11/01/jasad-manusia-itu-dihidupkan-oleh-nyawa/
KESIMPULAN:
Dari penjelasan di atas, kita menjadi tahu bahwa di alam fisik/alam bumi sekarang ini tidak ada yang bisa lepas dari HUKUM SEBAB AKIBAT.
Termasuk juga saat ruh kita berada di ALAM ASTRAL yang merupakan adalah tempat singgah badan halus manusia /ruh manusia.
Di alam astral berlaku HUKUM PANTULAN.
Saat seseorang menjalani laku untuk mendapatkan ajian-ajian, membaca mantra atau mengisi kehendaknya pada benda dalam bentuk susuk, jimat atau tosan aji (benda-benda bertuah) maka sesungguhnya energi pikirannya terpusat dan membentuk “benda/materi” di alam astral yang disebut dengan KHODAM.
Di alam astral ini pula tempat keberadaan makhluk halus tingkat rendah sehingga saat seseorang bernegosiasi/berdiskusi dengan makhluk halus maka yang terjadi adalah sinkronisasi kehendak antara manusia dan makhluk halus di alam astral.
Dan SINKRONISASI KEHENDAK INI DIHARAMKAN OLEH AGAMA. Sebab, kebanyakan bertentangan dengan hukum sebab akibat, hukum karma atau sunatullah.
Ada konsekuensi atau akibat bila kita suka bermain ajian, menggunakan susuk, jimat atau tosan aji?
Jawabnya mereka akan susah meninggal dunia. Jangan heran bila orang yang memasang susuk di tubuhnya sulit mati.
Begitu juga dengan mereka yang punya ajian di tubuhnya.
Kenapa?
Sebab RUH KITA MASIH MEMILIKI KEMELEKATAN KEPADA ALAM NYATA/ALAM BUMI.
Apa yang terjadi bila orang sulit mati?
Dia akan sangat tersiksa karena jasad fisiknya sudah tidak berdaya dan tubuh ini hanya bertahan hidup secara singkat, sementara ruh ingin terbang menuju alam gaib halus.
Ruh atau khodam bisa masuk ke alam gaib halus karena tidak melekat di dunia fisik/bumi.
Ruh atau khodam yang masih punya hasrat dan keinginan duniawi bisa dipastikan akan menangis kesakitan
Mereka membutuhkan doa agar Tuhan berkenan mengangkat ruh ini lepas menuju alam gaib halus.
Maka, akan lebih bijaksana bila kita semua mempertimbangkan kembali dampak baik buruk, positif negatifnya memiliki ilmu-ilmu supranatural tersebut.
Bila dirasa tidak/kurang bermanfaat jangan ragu untuk meninggalkan berbagai ajian bila kita “merasa” tidak membutuhkannya.
Waspadai dengan adanya niat, kehendak, pikiran dan amalan buruk yang kita lakukan sehari-hari.
Itu semua akan mempersulit kita untuk menembus dimensi gaib yang halus untuk bersimpuh di “kaki” TUHAN YANG MAHA HALUS
Salam Rahayu
Jln.Pangandaran Rt02/17 Desa Hegarsari Kec Pataruman Belakang Kantor Polantas Tanjung Sukur Kota Banjar HP:085797131917
https://www.lintashukum-indonesia.com/2021/11/mari-berzakat-via-baznas-baznas-banjar.html
Komentar