Bengkalis ,LINTAS PENA
Pertamina RU ll Dumai sudah beroperasi sejak dioperasikan pada tahun 1971, kilang minyak Putri Tujuh Dumai dan Sungai Pakning telah memberikan sumbangan nyata terhadap perkembangan dan kemajuan daerah khususnya kota Dumai, Sungai Pakning dan sekitarnya, sebab telah banyak memberikan andil yang besar bagi pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional.
Oleh karena itu sudah sepantasnya dan layak Pertamina RU ll Production Sungai Pakning berdiri sendiri menjadi bagian hilir Pertamina Refinery Unit (RU) Vlll Sungai Pakning.
Berbagai produk bahan bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) telah dihasilkan dari kilang Putri Tujuh Dumai – Sungai Pakning dan telah didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air dan manca negaraSejatinya Pertamina RU ll Dumai sudah layaknya Pertamina RU ll production Sungai Pakning menjadi Pertamina Refinery Unit (RU) Vlll Sungai Pakning.
Hal itu disampaikan langsung Ketua Dewa Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (DPH LAMR) Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis H Rusdi Ispandi,kepada awak media pada hari Selasa,(5/1/2021) “Perkembangan zaman kini sarana dan prasarana sudah memadai dan sangat tepat untuk berdiri sendiri. Justru dari itu jikalau masih dibawah RU ll Dumai maka akan terlambat terus dalam proses pengembangan kilang Sungai Pakning. Apalagi kilang minyak pertamina production sungai pakning merupakan ikon masyarakat Kecamatan Bukit batu.Untuk kemajuan suatu daerah harus ada suatu gebrakan baru yang pastinya ada tolak ukur yang memadai sesuai prosedur dan di samping itu juga mengembangkan potensi anak daerah itu sendiri, dan tenaga kerjapun akan meningkat untuk anak daerah kabupaten Bengkalis terutama di Kecamatan Bukit Batu,” ujar Datok H Rusdi Ispandi
Apalagi dari itu adalah komitmen LAMR Bukit Batu bersama pemerintah kecamatan dan Upika maupun Ormas dan masyarakat untuk memajukan dalam perkembangan serta kemajuan daerah.
Selain itu, Ketua LAMR Datok H Rusdi Ispandi juga menambahkan, untuk operasional kilang Refinery Unit (RU) II, baik di Dumai maupun Sungai Pakning dengan kapasitas produksi optimal sebesar 170 MBSD (ribu barrel stream day), atau setara 170.000 barel / hari kilang Dumai dan Sungai Pakning tetap beroperasi secara normal. Bahkan untuk kilang minyak BBM Pertamina RU II Production Sungai Pakning yang dibangun sejak tahun 1968 yang terus melakukan penyempurnaan secara bertahap dalam meningkatkan kapasitas pengolahan Crude (minyak mentah) dan saat ini mampu memproduksi sebanyak 50.000 barel/ hari,“Ini jauh berbanding dari kilang BBM Pertamina RU Vll Kasim yang terletak di desa malabam kecamatan seget Kabupaten Sorong Papua yang hanya 10.000 barel/ perhari,” jelasnya
Adapun hasil produksi dari kilang BBM pertamina Sungai Pakning tersebut berupa, Naptha, ADO(Solar), Kerosene, dan Residu.Maka dari itu sudah pantas dan layak jika kilang BBM Pertamina production Sungai Pakning menjadi kilang BBM Pertamina Refinery Unit(RU) Vlll.“Kalau pada segi transportasi sudah cukup memadai baik laut maupun darat, kilang Pertamina Production Sungai Pakning memiliki 2 jembatan jeti l dan Jeti ll yang sangat strategis di jalur laut, sedangakan jalur darat jalan sudah bagus dan sangat mengizinkan untuk jalur tempuh angkutan umum darat.” pungkasnya. (MAHIR RITONGA/RILIS)***