oleh

Inovatif, Peserta Didik Lulusan Rumah Kesetaraan PKBM Al Hidayah Bantarkalong Dibekali Ilmu Pertanian dan Peternakan

Laporan: REDI MULYADI (Jurnalis)

Redi Mulyadi (Jurnalis)

Kab.Tasikmalaya, LINTAS PENA

Beberapa waktu yang lalu,penulis sempat hunting berita ke wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya – Jawa Barat, dan sempat “silaturahmi” mengunjungi sebuah lembaga pendidikan non-formal yang cukup terkenal, meskipun lokasinya sangat jauh dari pusat keramaian kota.

            Penulis melihat papan nama bertuliskan Rumah Kesetaraan PKBM Al Hidayah mempersembahkan Pendidikan Masyarakat. Artinya, ini lembaga pendidikan kesetaraan yang cukup eksis. Peserta didiknya cukup menarik, karena selain berusia remaja sebaya anak anak sekolahan (tingkat SD/SMP/SMA), tapi juga banyak orang dewasa dan bahkan orangtua.

“Alhamdulillah, suasana di Rumah Kesetaraan PKBM AL Hidayah tak pernah sepi karena kami tak hanya menyelenggarakan program belajar Paket B dan Paket C saja, tapi juga menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat pada satuan Pendidikan Non-Formal lainnya seperti Pokja Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan keaksaraan, kursus dan kecakapan hidup, pendidikan kesetaraan gender (majlis taklim), pengembangan Budaya Baca melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM), serta melakukan berbagai pengabdian dan pendampingan proses belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat,” ujar Gaosul Alam, Ketua PKBM Al Hidayah mengawali perbincangannya dengan LINTAS PENA.

Selama ini, memang banyak Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang hanya papan namanya saja terpasang, tidak ada aktivitas. Bahkan tak sedikit yang vacuum. Namun lain halnya dengan PKBM Al Hidayah di Jl.Raya Selatan (Cijaha) Kec.Bantarkalong Kab.Tasikmalaya, yang diresmikan Gubernur Jawa Barat pada Hari Aksara Nasional tahun 2000 itu, tiap hari selalu ramai oleh berbagai aktivitas.

Bahkan, PKBM Al Hidayah ini dikenal sebagai penyelenggara program belajar kesetaraan Paket C yang dinilai berhasil. Karena lulusannya yang lebih 5.000 orang itu , ternyata banyak yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi seperti diterima di Unpad, UGM,Unsil dan perguruan tinggi negeri lainnya. Ini sungguh sangat luar biasa.

Ketika LINTAS PENA berkunjung pun, ada lulusan Paket C   yang kuliah di PTN yang cukup terkenal dan mahasiswa akademi pelayaran Pertamina Maritime Training Center. Selain itu, banyak pula lulusan Paket C dari PKBM Al Hidayah yang menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di berbagai daerah. Karena ternyata, peserta didik di lembaga pendidikan kesetaraan ini yang berasal dari luar Kabupaten Tasikmalaya.

“Saya bersyukur, meski mengantongi ijazah Paket C dari PKBM Al Hidayah, tetapi bisa melanjutkan ke akademi pelayaran Pertamina Maritime Training Center.Saya sangat berterima kasih ke Pak Gaosul Alam dan para tutor yang telah membimbing,” ujar mahasiswa tersebut.

Selama ini, yang namanya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) identik dengan dunia pendidikan non-formal, terutama dalam menyelenggarakan pendidikan kesetaraan melalui program Paket A, Paket B dan Paket C.  Namun PKBM AL Hidayah berbeda dengan PKBM PKBM lainnya, karena pengelolanya Gaosul Alam beserta istri tercintanya selalu melakukan inovatif dan kreatif

Betapa tidak..!! Walaupun bergerak dalam penyelenggaraan pendidikan kesetaraan, tetapi sesuai dengan salah satu misinya yang diemban PKBM AL Hidayah, yakni melakukan berbagai pengabdian dan pendampingan proses belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat, termasuk dalam memberikan ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan peternakan.

Bahkan dalam penerapan pola tanam padi ‘organik’ SRI tersebut, PKBM AL Hidayah berhasil tidak hanya pada lahan sawah saja yang dilakukan para petani di desanya, tapi juga menanam padi SRI di lahan sempit dan di halaman rumah dengan memanfaatkan pot, ember serta polybag.Pola tanam padi SRI pada pot, ember dan polybag sangat diminati warga yang tidak memiliki sawah karena tidak membutuhkan lahan pesawahan. Juga hasil panennya menguntungkan bila digarap secara intensif,” tuturnya.

Tidak hanya padi SRI, peserta didik Rumah Kesetaraan PKBM Al Hidayah diberikan pengetahuan bertanam buah melon, anggur dan lainnya di polybag. Kebun melon dan anggur varietas unggul yang dikelola peserta didik kesetaraan PKBM Al Hidayah pun banyak dikunjungi wisatawan domestik. Hasil panennya memuaskan. “Ini salah satu bekal ilmu pertanian dan peternakan yang menimba ilmu Pendidikan kesetaraan di sini,”

Karena itu tak mengherankan, bila PKBM AL Hidayah Bantarkalong ini selain mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan kesetaraan program Paket B dan Paket C, juga dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Tasikmalaya karena  sukses mengembangkan pola tanam padi SRI serta beternak sapi yang kotorannya dimanfaatkan untuk pupuk organik.

Keberhasilannya mengembangkan pola tanam padi SRI tersebut mengundang anggota kelompok tani dari berbagai daerah, mahasiswa fakultas pertanian dari sejumlah perguruan tinggi untuk belajar, serta pejabat maupun anggota DPRD melakukan kunjungannya.

“Kami akui bahwa para Wajib Belajar umumnya berasal dari keluar petani, sehingga mereka perlu dibekali pengetahuan dan kecakapan hidup yang berkaitan dengan dunia pertanin agar dapat memanfaatkan potensi lokal yang ada. Siapa tahu mereka menjadi petani berdasi…”, ungkap Gaosul Alam  

Sang perintis Gaosul Alam mengatakan, bahwa PKBM Al Hidayah yang dipimpinnya memiliki visi: upaya mewujudkan pendidikan kesetaraan yang mampu mendorong Warga Belajar (istilah bagi peserta didik di PKBM) memiliki kecakapan hidup sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimilikinya. Sedangkan misinya adalah menyelenggarakan pendidikan kesetaraan Paket B dab Paket C yang bermutu, berkualitas dan berdaya saing.

Adapun tujuan didirikan PKBM Al Hidayah yang berada dibawah naungan Yayasan Jabal Rohmat ini, yakni ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat mengikuti pendidikan kesetaraan untuk meningkatkat pengetahuan, sikap dan keterampilan agar memiliki pengetahuan yang setara dengan SLTP dan SLTA. Sementara tujuan khusus yaitu membantu warga belajar dalam upaya meningkatkan bakat, minat dan potensi dirinya dalam upaya memiliki kecakapan hidup, dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada.

“Khusus bagi peserta didik atau Warga Belajar yang memiliki kemampuan akademik, kami mengharapkan mereka dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, karena lulusan Paket C dari PKBM bisa diterima di perguruan tinggi negeri. Sedangkan bagi mereka yang memiliki bakat, minat dan potensinya pada vokasional memiliki kompetensi kecakapan hidup, diharapkan dapat bekerja secara mandiri dan belajar sepanjang hayat,” tutur Gaosul Alam.

Dia mengakui, bahwa partisipasi masyarakat menjadi kunci penting terhadap keberhasilan suatu program yang dilaksanakan. PKBM sebagai agen perubahan merupakan pusat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan tersebut ditandai oleh kegiatan PKBM yang sepenuhnya diarahkan untuk meningkatkan kualitas SDM.

Karena itu, PKBM Al Hidayah Bantarkalong dalam ‘kiprah’ aktivitasnya memang perlu mendapat perhatian dan bantuan dari pihak pemerintah. Karena pengalaman selama ini menunjukkan, bahwa keberhasilan pelaksanaan program sangat dipengaruhi oleh tingkat pelayanan, kreativitas, inovasi dan keluwesan dalam menjalin komunikasi tiga arah ; antara masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah.

Sebelum mengakhiri obrolan, Drs Gaosul Alam,M.Pd menjelaskan pengalamannya terkait dengan  pendidikan keaksaraan dan kesetaraan yang selama ini digelutinya, dia mengakui bahwa pendidikan keaksaraan adalah salah satu program pemerintah untuk mengurangi buta aksara di Indonesia. Bukan tanpa alasan, keberadaan orang dewasa yang tidak bisa baca tulis menjadi bumerang tersendiri, tidak cuma bagi kemajuan negeri ini, tapi utamanya bagi diri mereka sendiri. “Pada intinya, bahwa  pendidikan keaksaraan sebagai medium pengembangan literasi dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itulah pendidikan keaksaraan ini penting untuk kita terapkan dan aplikasikan pada semua orang di sekitar kita.”pungkasnya.(***)