Oleh: Endri Herlambang, S.IP, M.Pd (Pengamat Politik–Direktur Allaqoh Istitut)
PERKEMBANGAN ilmu pengetahuan di era Revolusi Industri 4.0 begitu dinamis dan mengalami sebuah lompatan besar khusunya dalam perkembangan teknologi dan informasi Kota Tasikmalaya merupakan suatu wilayah pemerintahan, yang tertuntut harus mampu mengikuti perkembangan teknologi tersebut, sehingga efektivitas pelayanan publik dapat tercapai sebagimana mestinya, sehingga visi dan misi Kepala daerah bukan hanya jargon dan hayalan semata akan tetapi dapat terwujud secara konstruktif dan akseleratif. Didalam mewujudkan suatu tujuan atau visi, tentunya diperlukan suatu keberanian yang akseleratif tanpa suatu pertimbangan yang rigid dan berbelat belit, diakui atau tidak yang memilki kemampuan tersebut adalah generasi muda.
Telah kita ketahui bersama, sejarah mengatakan bahwa perubahan dan percepatan hanya dapat dilakukan oleh generasi muda, pada saat ini problem utama yang penulis amati di Kota Tasikmalaya ini adalah Kepemimpinan, dimana dari setiap periode kepemimpinan Kota Tasikmalaya belum pernah dipimpin oleh generasi muda, sehingga perkembangan Kota Tasikmalaya cenderung semu dan terkesan membohongi publik, Jalan-jalan memang di hotmix, hotel-hotel dan gedung-gedung supermarket berdiri kokoh, bahkan minimarket kian menjaur tumbuh dan berkembang diatas kematian warung-warung kelontongan.
Akhirnya tigkat kemiskinan senantiasa meningkat, belum lagi permasalahan sosial dan penyakit masyarakat terus melesat. Hal ini terliahat dari setiap periodesasi kata Religius terus tercantum dalam Visi Kota Tasik, kenapa demikian.? Jawabannya adalah karena Religius belum tercapai dari sejak dulu. Maka dari itu dalam mencapai tujuan perlu suatu percepatan dalam meyelesaikan dan mengani permasalahan-permasalahan yang ada di Kota Tasikmalaya ini, tetutnya kita harus berani merubah paradigm dimana Kota Taikmalaya benar-benar perlu dipimpin oleh generasi muda, karena bagimanapun usia manusia mempengaruhi terhadap kepribadian dan kinerjanya,
Orang tua memang diperlukan karena diangap memiliki segudang pengalaman sehingga dapat seksama dan penuh pertimbangan didalam membuat keputusan, akantetapi perlu kita ketahui bahwa pertimbangan ranahnya ada dalam perencanaan, bukan ranah implementasi atau eksekusi. Sedangakan Kepala derah yang dalam hal ini Walikota, adalah Jabatan Eksekutif atau pelaksana, maka yang diperlukan bagi seorang eksekutif adalah keberanian dan kecepatan didalam mengeksekusi program-programnya.
Oleh karena itu Sumberdaya Manusia yang sudah berusia lanjut, menurut penulis lebih baik mereka berada didalam ruang-ruang perencanaan dan berada dalam ranah legislasi dan kontrol saja. Biarkan ruang-ruang eksekutif dipegang oleh Generasi Muda. Yang penting secara kelembagaan Legislatif dapat memberikan tujuan dan menetapkan perncanaan dan aturannya secara baik, tentunya melalui permusyawaratan dan hasil dari pertimbangan yang matang. Jangan sampai kita ‘’salah kaprah’’ dimana yang muda disuruh merencanakan dan mempertimbangkan sedangkan yang tua disuruh melaksanakan. Menurut penulis haltersebut merupakan kekeliruan dan ketidak adilan yang perlu di hentikan didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Singkat cerita, kita semua perlu menyambut para digma baru bahwa Kota Tasik Malaya ini bener-benar membutuhkan sosok pemimpin muda, walupun memang yang muda seringkali diragukan, Tetapi Kota Tasik Malaya memiliki bebrapa figur, yang disisi lain mereka termasuk generasi muda akan tetapi memiliki pengalaman juga sebagai legislatif bahkan bukan hanya dilefel/tingkat Kota semata, tetapi berada dalam tingkap yang lebih tinggi yakni tingkat provinsi. Dimana dari pengalaman merka tentunya pandangan dan cakrawala berfikirnya akan lebih luas dan konprehensif.
Sebut saja beberapa figur muda yang dapat dipertimbangkan adalah Viman Alfarizi Ramadhan, S.T., MBA, yang kini baru berusia 34 Tahun, kemudian Ali Rasyid, M.Sos yang baru berusia 34 Tahun. Merka berdua adalah kader-kader muda yang perlu diapresiasi, dam telah terbukti merka telah mendapatkan kepercayaan masyarakat. Sedang apa Walikota Tasik baik yang sudah menjabat maupun yang sedang menjabat ketika mereka berada pada usia 34 tahun, tentunya penulis yakin tidak akan segemilang mereka berdua.
Tasikmalaya, 4 Oktober 2021