oleh

Krisis Perdagangan Internasional di Tengah Covid-19

Oleh: Mikrajul Mukminin (Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang/Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)**

Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan (nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum”. Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”. Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Ekonomi akan sangat berpengaruh dalam rancangan perdagangan internasional hal ini, dilihat dari alur eksport import menunjukan kerja sama antar negara sehingga diplomatis negara tetap terjaga upaya dalam membangun sebuah ekonomi negara ditinjau dari APBN yang telah ditetapkan setiap negara. Namun dilihat dari keadaan saat ini amatalah sangat menurun dikarenakan adanya penyebaran wabah Covid-19.

Hambatan Laju Ekonomi Selama Pandemi Covid-19

Dari Januari 2020 hingga Juni 2020, ketidakstabilan nilai import tersebut disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pada Desember 2019, nilai import mencapai 12,373,6 miliar dollar AS, dan pada Januari 2020 nilai importnya sedikit menurun. Penurunan terbesar terjadi pada Februari 2020 dan Mei 2020. Alasan penurunan tersebut karena banyak negara yang telah mengkonfirmasi bahwa warganya telah tertular Covid-19, sehingga kegiatan import dan eksport telah dibatasi. Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19.

Berdasarkan data BPS di atas, sepuluh negara besar berkontribusi pada sebaran persentase total nilai import Indonesia periode Januari 2020 hingga Juni 2020 sebesar 71,95%. China (25,89%) menduduki peringkat pertama, diikuti oleh Singapura (9,04%), Jepang (8,64%), Amerika Serikat (6,07%), Thailand (5,30%), Korea Selatan (4,75), Malaysia (4,30%), Australia (3,36) %), Taiwan (2,41%) dan Jerman (2,19%).

Seperti yang kita semua tahu, banyak negara telah menetapkan hambatan import selama pandemi Covid-19. Hal ini membuat eksport Indonesia sulit meningkat.

Banyak pasar tujuan eksport utama Indonesia, seperti Amerika Serikat, China, Singapura dan Eropa yang mengalami kontraksi ekonomi yang tentunya akan melindungi industri dalam negeri mereka dan memberlakukan hambatan import.

Menurut Antara, Ketua Komisi Anti Dumping Indonesia Bahru Shiri mengungkapkan hal tersebut. Ia mengatakan: “Artinya pasar internasional sedang menurun, sehingga upaya semua negara untuk meningkatkan eksport cukup sulit.”

Selain itu, beberapa negara telah memberlakukan pembatasan distribusi di negaranya sendiri untuk mengurangi import.

Ada juga banyak negara yang memperkuatnya dengan menambahkan standar tertentu. Artinya barang import boleh masuk, tapi harus memenuhi persyaratan yang kompleks.itulah yang menyebabkan penghambatan lajunya perekonomian internasional karena kurangnya daya beli serta eksport import anatar negara.

Argus mengatakan dalam “Seminar Berdampak Besar dan Rencana Startup”: “Strategi Kementerian Perdagangan saat ini untuk meningkatkan eksport adalah dengan meningkatkan kerjasama dalam pendidikan dan pelatihan perdagangan eksport melalui pendidikan dan pelatihan, program pembinaan, pengembangan kurikulum dan metode pelatihan. Ayo kembangkan sumber daya manusia (SDM) eksport. ”Gerakan Nasional Kebanggaan BI digelar di Indonesia, Minggu (30/8/2020).

Kedua, mengembangkan informasi pasar dan eksport dengan menyebarluaskan informasi pasar eksport, menyusun data dan informasi eksport, memberikan layanan kepada pelaku usaha, dan mengembangkan aplikasi pemasaran digital. Hal ini membentuk problem dalam pasar manca negara dan harus ada upaya kongrit dari pemerintah sehingga APBN tetap terjaga.

Upaya Pembangunan Ekonomi

Upaya dalam perkembangan ekonomi negara dilihat pemerintah Indonesia perlu melakukannya Diversifikasi pasar eksport negara Tujuan utama, seperti negara negara di Afrika atau Amerika Selatan Selain itu, pemerintah juga butuh Penggunaan yang dioptimalkan Bisa diproduksi di dalam negeri Memenuhi permintaan Di pasar domestik.

Mulai Saatnya mengurangi Indonesia Andalkan barang import dari China. Untuk perdagangan produk Pertanian, sekarang menjadi Kementerian Pertanian Pertanian sudah mencoba Mengambil tindakan Perkiraan penurunan eksport Pertanian ke China. Sekali coba Apa yang harus saya lakukan Koordinasi dengan eksportir Untuk memanfaatkan pasar Eksport alternatif .

Dipandang dari data yang ada pemerintah Indonesia tidak selalu mengandalkan barang import dinegara yang sebelumnya memang berpotensi besar muncul awalnya Covid-19 sehngga terjadinya pengahmbat laju ekonomi yang sangat signifikan sehingga alairan dana yang semestinya dialirkan ke eksport import menjadi pengembangan dana dalam negeri.

Meninjau hal ini pembangkitan Indonesia menjadi tujuan dasar kita baik disector pendidikan,sosial,politik dan budaya lebih-lebih pada ekonomi, namun pemerintah membangun dalam upaya dengan melakukan vaksinisasi terebih dahulu.

Karena dengan vaksinisasi dapat melumpuhkan wabah Covid-19 yang semulanya membekukan sector pendidikan,sosial,politik,pariwisata,ekonomi tetapi dengan munculnya vaksin secara tidak langsung bisa sedikit membangkitkan Indonesia yang amat menurun dari berbagai segi.

Harapanya pemerintah mampu mengembalikan Trust public dalam upaya vaksinisasi sehingga upaya baru yang dimunculkan untuk membangun sebuah bangsa dimulai dari kewarganegaraan yang percaya akan kemajuan negara melalui tindakan baru pemerintah dalam pola vaksinisasi..(***)