Oleh : Yunia Rahmawati, S.Pd. (Guru Kelas IV SDN Sukarindik Kota Tasikmalaya)
BERDASARKAN UU No 14 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Butir 10, “ Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus diimiliki, dihayati, dan dikuasai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.” Ada 4 kompetensi yang wajib dimiliki guru SD diantaranya kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
Menurut Ramayulis, soft skill adalah bentuk kerterampilan individu membina hubungan dengan orang lain atau masyarakat dan keterampilan mengatur diri sendiri yang dapat mengembangkan unjuk kerja secara maksimal sehingga menunjukkan kualitas diri yang bersifat ke dalam dan ke luar. Soft skill tidak bersifat kognitif, tatapi lebih bersifat afektif yang memudahkaan seseorang untuk mengerti kondisi psikologis diri sendiri, mengatur ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan norma, masyarakat, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam konteks pendidikan, soft skill adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam mencapai tujuan pendidikan yang terdiri dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Sebagai seorang pendidik, yang bercita-cita mewujudkan pendidikan seoptimal mungkin dengan mengikuti perkembangan zaman, maka penulis memandang perlu mengembangkan soft skill di kelas IV SDN Sukarindik dalam berkomunikasi. Menurut Effendi, istilah komunikasi berasal dari kata latin communication yang artinya membagi, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Konsep komunikasi bisa berupa type searah, interaksi, maupun transaksi. Komunikasi yang terjadi, bisa mengandung tujuan yang berbeda. Tujuan komunikasi dalam pendidikan bisa berupa untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, memelihara hubungan untuk mengembangkan kedekatan , maupuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun soft skill yang penulis kembangkan dalam berkomunikasi di Kelas IV SDN Sukarindik diantaranya :
- Guru menjadi pendengar yang baik ketika siswa menyampaikan usul, ide, gagasan, dan pertanyaan. Usul, ide, gagasan, ataupun pertanyaan siswa perlu kita tanggapi dengan bijak. Adakalanya yang mereka ungkapkan berunsur kenyataan dan imajinatif, sehingga kita perlu memberikan penguatan atau umpan balik yang jelas, terarah, dan benar agar menghasilkan konsep tidak membingungkan bagi mereka.
- Membiasakan siswa mendengarkan saat guru, teman atau orang lain berbicara. Dengan mendengarkan orang lain, kita melatih siswa memahami karakter orang yang berbicara. Dengan kebiasaan ini, maka akan mempererat hubungan dan memudahkan mencapai tujuan pembelajaran
- Menghargai perbedaan pendapat. Setiap orang memiliki ide yang berbeda dengan kita, hal ini dapat memperkaya pengalaman hidup sehingga kita akan semakin bijak jika menghadapi perbedaan. Hal ini juga akan meningkatkan kompetensi siswa dalam mengaplikasikan kompetensi mata pelajaran PPKN tentang pengamalan sila Pancasila.
- Memaklumi kesalahan siswa dan mendorong untuk meningkatkan serta memperbaikinya. Siswa mengalami kesalahan dalam pembelajaran adalah hal wajar. Pengalaman siswa tentu tidak sebanding dengan pengalaman kita sebagai guru. Tidak jarang kita merasa kesal atas kesalahan siswa. Namun memarahai siswa menyikapi kesalahan tersebut bukanlah hal bijak. Kita perlu mendorong siswa untuk tidak mengulangi, tetapi memperbaiki diri dan meningkatkan kepribadiannya menjadi siswa yang tidak lemah, bijak dan cerdas adalam menyikapi segala hal.
- Lebih mengedepankan dan menonjolkan keunggulan dan kelebihan masing-masing siswa daripada kekurangannya untuk menumbuhkan kepercayaan diri. Siswa yang percaya diri akan membuat siswa yang berani maju dan menghadapi tantangan.
- Tidak terlalu cepat membantu siswa dalam memecahkan kesulitan dalam pembelajaran. Kita perlu memberikan ruang untuk siswa mengeluarkan inspirasinya dalam memecahkan masalah. Secara tidak sadar, kita sedang melatih siswa menjadi pribadi yang berkarakter bekerja keras.
- Memberikan rewad kepada siswa yang melakukan hal-hal baik. Tahap perkembangan siswa SD sangat suka penghargaan ataupun pujian atas tindakan baiknya. Hal ini mendorong siswa untuk berlomba-lomba berbuat hal baik.
- Tidak mentertawakan, memperolok, merendahkan, dan mengejek siswa yang memperlakukan tidak baik. Kebiasaan ini dapat menciptakan suasana dan pribadi siswa anti bulliying.
Komunikasi dalam pembelajaran sangat penting. Kita harus memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik. Komunikasi dapat mendekatkan hubungan manusia, mempererat hubungan antara guru-murid, tetapi dapat pula merusak. Sebagai orang dewasa , kita bisa mengupayakan komunikasi yang positif dengan mencoba dan membiasakan diri mengembangkan soft skill. Soft skill dapat membiasakan guru yang tetap kompeten dan siswa yang unggul sesuai tujuan pendidikan. (***