Oleh : Nur Dyyan Umar, C.PS ( Penulis, Penceramah, Spiritualis )
MENGAMBIL hak orang lain merupakan perbuatan yang merugikan bagi seseorang yang diambil haknya. Perbuatan ini sama halnya dengan mencuri barang milik orang lain. Seseorang yang mengambil hak orang lain sama saja telah berbuat zalim. Larangan tersebut bahkan tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah.
Terkadang ada orang-orang yang sengaja merampas hak orang lain untuk keuntungan dan kepentingan diri atau kelompoknya. Ada kalanya perampasan itu dilakukan secara terang-terangan dan ada pula yang dilakukan secara halus sehingga orang yang dirampas haknya tidak tahu kalau dirinya sedang dalam perampasan dan baru tahu dan sadar ketika ia telah merugi.
Mengapa harus mermpas hak orang lain, Padahal merampas hak orang lain sehingga orang lain merugi adalah bentuk kejahatan yang setara dengan kedzaliman yang oleh karenanya orang-orang yang melakukan kejahatan seperti ini tidak digolongkan kepada umat Nabi Muhammad (yang patuh dan mengikuti sunnahnya).
Hadits nabi: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنِ انْتَهَبَ نُهْبَةً فَلَيْسَ مِنَّا
Artinya: Siapa merampas milik orang bukan golongan kami. (HR Tirmidzi)
Sebagai seorang Muslim perlu memiliki kehati-hatian wara’ dalam memperoleh rezeki. Jangan sampai rezeki yang dapat itu justru diperoleh dengan cara-cara batil semisal mengambil hak orang lain. Sebab sejatinya orang yang mengambil hak orang lain itu akan dapat kesengsaraan di hari kiamat. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad ﷺ:
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَخَذَمِنَ الْاَ ْرِض شِبْرًابِغَيْرِ حَقِّهِ خُسِفَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِلَى سَبْعِ أَرْضِيْنَ.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa mengambil sejengkal tanah bumi yang bukan haknya, niscaya ditenggelamkan ia pada hari kiamat sampai ke dalam tujuh lapis bumi.” (HR Bukhari).
Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa.
Orang yang melakukan dzolim atau kezaliman dapat memiliki beberapa ciri-ciri tertentu. Dzolim atau kezaliman mencakup tindakan atau perilaku yang merugikan orang lain dan bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan.
Orang yang dzolim identik dengan sifat perilaku serakah, tamak dan rakus karena mengambil hak yang bukan miliknya. Orang dzolim bahkan menjadikan orang lain kambing hitam demi melakukan pencitraan.
10 Ciri ciri orang Dzolim: Suka Mengambil Hak Orang Lain
1. Tidak Peduli terhadap Hak Orang Lain
Orang dzolim seringkali tidak memperhatikan hak-hak dasar dan kepentingan orang lain. Orang yang dzolim mungkin meremehkan atau mengabaikan hak-hak tersebut demi keuntungan pribadi atau kepentingan mereka sendiri.
2. Egois dan Tidak Empati
Kurangnya empati atau kepedulian terhadap penderitaan atau kesulitan orang lain. Mereka mungkin hanya fokus pada kepentingan dan kebahagiaan pribadi tanpa memperhatikan dampaknya pada orang lain.
3. Menyalahgunakan Kekuasaan
Orang dzolim dapat menyalahgunakan kekuasaan atau otoritas yang dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk merugikan orang lain.
4. Merugikan Orang Lain Secara Sistematis
Tindakan orang dzolim seringkali bersifat sistematis dan terarah, dimana orang tersebut secara berulang kali merugikan orang lain dengan sengaja.
5. Tidak Bertanggung Jawab
Orang dzolim mungkin tidak merasa bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan mereka yang merugikan orang lain. Orang yang dzolim mungkin mencari kambing hitam atau menghindari akuntabilitas.
6. Tidak Adil
Dzolim seringkali melibatkan tindakan atau kebijakan yang tidak adil. Orang yang dzolim mungkin tidak memperlakukan orang-orang dengan cara yang seharusnya, melainkan dengan cara yang merugikan dan tidak setara.
7. Mengambil Keuntungan dari Keterbatasan Orang Lain
Orang dzolim mungkin memanfaatkan kelemahan atau keterbatasan orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
8. Tidak jujur
Dzolim sering melibatkan ketidakjujuran dan manipulasi. Orang dzolim mungkin menggunakan tipu daya atau kecurangan untuk mencapai tujuan mereka.
9. Tidak Menerima Kritik atau Nasihat
Orang dzolim mungkin sulit menerima kritik atau nasihat yang konstruktif. Mereka mungkin merasa tidak perlu memperhatikan pendapat atau saran orang lain.
10. Tidak Memiliki Rasa Hormat
Orang dzolim mungkin tidak memiliki rasa hormat terhadap martabat atau hak-hak orang lain. Orang yang dzolim mungkin meremehkan atau merendahkan orang lain.
Ciri-ciri ini mungkin muncul dalam konteks tertentu dan tidak selalu berlaku untuk setiap orang yang melakukan dzolim. tindakan dzolim dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk situasi, lingkungan, atau pengalaman hidup individu tersebut. Keadilan, transparansi, dan kesetaraan adalah prinsip-prinsip penting dalam mencegah dan menentang perilaku orang dzolim.(****