Oleh: Muhammad Mughni Surya Admaja (Sarjana Perkutut Lokal)
MARI kita belajar mengenai asal muasal sejarah peradaban melegendanya perkutut lokal di Bumi Nuswantara.Kali ini bicara peksi aji Perkutut Cemani Majapahit. Inilah burung perkutut pulung kejayaan kerajaan majapahit yang masih diburu sampai saat ini oleh kalangan pejabat, pengusaha maupun kolektor.
Semua berawal dari ‘Legenda Kie Jaka Mangu’ Sang Perkutut Pulung Kerajaan Majapahit.Diceritakan ada sesosok Pangeran nan tampan yang bernama Pangeran Mertengsari dari kerajaan Padjajaran yang sedang mengembara guna mengasah ilmu Kanuragan yang dimilikinya serta mencari seorang resi/guru untuk menimba ilmu meningkatkan kadigdayaannya, namun naas pengembaraan ke-arah timur yang dilakukannya justru melampaui batas wilayah Kerajaan Pajajaran dan justru malah masuk ke-wilayah Kerajaan Majapahit’ Sang Pangeran panik bukan kepalang karena baru menyadari, bahwa bumi yang dipijaknya adalah kawasan Kerajaan Majapahit. Sudah menjadi insting pangeran bahwa keberadaannya sebagai Pangeran Pajajaran diwilayah Majapahit akan menjadi masalah besar baginya. Dengan kepanikan dan keilmuan yang dimiliki, akhirnya berubah wujudlah pangeran menjadi sesosok burung perkutut untuk menyembunyikan jati dirinya.
Nasi sudah menjadi bubur-lelakunya sudah terlanjur’ ucap dalam hati pangeran, sehingga sang Pangeran Mertengsari merubah niat hati yang ingin menimba ilmu, justru akan menjadi mata-mata bagi Kerajaan Pajajaran untuk melihat,mengamati, serta mengawasi semua informasi dari Kerajaan Majapahit. Pangeran pun membulatkan tekad untuk menjadi mata-mata langsung masuk ke Kerajaan Majapahit’ sambil melihat situasi dalam kerajaan berkeliling ke seluruh penjuru tempat dan sampailah ke Taman Soko/Taman Kerajaan Majapahit yang bertepatan ada seorang Putri Raja nan cantik jelita.
Detak jantung sang Pangeran berdekuk kencang melihat paras cantik nan menawan Putri Kerajaan Majapahit tsb, sehingga Sang Pangeran mencari cara untuk menarik perhatian dan simpati dengan cara manggung/berbunyi dengan nada indah.
Singkat cerita, Sang Putri tersebut terpikat oleh anggungan sang perkutut jelmaan Pangeran Mertengsari itu, akhirnya sang Putri meminta kepada Paduka Raja untuk menangkap burung itu untuk dirinya dan akan diberi nama Ki Jaka Mangu. ( dari sinilah asal muasal melegendanya perkutut lokal di tanah Jawa )
Sang Putri sangat bahagia, karena berhasil mendapatkan burung perkutut kesukaannya bahkan sampai dirawat didalam kamar pribadinya. Suatu hari, Sang Putri terkejut bukan kepayang dikarenakan ada seorang pangeran tampan sedang berada dikamarnya dan melihat bahwa burung perkututnya sudah menghilang/tidak berada didalam sangkar. Nah,dari sini semua terkuak bahwa burung perkutut tersebut adalah jelmaan dari Sang Pangeran Pajajaran.
Mereka pun menjalin asmara memadu kasih antar keduanya’ ( konon diceritakan bahwa sang Putri Majapahit sampai hamil dan bukan melahirkan sosok bayi namun satu pasang telur burung perkutut ).
Lama kelamaan, Sang Pangeran suntuk/bosan selalu dalam sangkar dan selalu didalam kamar, sehingga memutuskan untuk keluar berjalan-jalan melihat pemandangan luar dengan tetap merubah wujud menjadi sosok perkutut lokal guna tetap menyembunyikan jati dirinya namun tanpa seizin/sepengetahuan Sang Putri. Burung perkutut jelmaan dari pangeran pun terbang tinggi ke arah selatan kerajaan guna melihat keindahan Pantai Selatan’ .Namun kembali lagi naas bagi perkutut lokal jelmaan Sang Pangeran tanpa disadari saking menikmatinya keindahan pantai justru membawanya jauh ke selatan sampai masuk di kawasan Pakher ( Gunung Gedhe Jogjakarta )
Sembari menikmati Pantai, burung perkutut tersebut melantunkan anggungannya nan indah dan terdengarlah sampai ke telinga Kie Ageng Pakher/tokoh spiritual wilayah Pakher, Dengan kelihaian dan kecerdasan yang dimilikinya, akhirnya tertangkaplah burung perkutut tersebut dan dibawalah pulang untuk digunakan kelangenan ketenangan rumah.( disinilah asal muasal perkutut untuk kelangenan orang Jawa )
Terlepas dari itu semua, Sang Putri Kerajaan Majapahit panik bukan main melihat burung kesayangannya sudah tidak lagi berada dalam sangkar. Ia pun menangis menjadi-jadi dan menarik perhatian sang ayahanda, tak lain tak bukan adalah Sang Raja Majapahit.
Sang Raja pun mengutus seluruh abdi dalem untuk mencari Burung Perkutut Jaka Mangu dengan ciri memiliki anggungan yang merdu nan indah ( semua penghuni kerajaan sudah hafal dan faham betul anggungan dari sang burung perkutut tersebut yang mendayu indah ).
Singkat cerita, Paduka Raja mendapatkan laporan bahwa sesosok perkutut yang dipercaya adalah Jaka Mangu berada di wilayah Pakher, yang sekarang berada di kawasan Gunung Gedhe Jogjakarta,
Sigap langsung Sang Raja membawa pasukan dan abdi dalem kepercayaannya untuk menunjukan keberadaan burung perkutut kesayangan putrinya tsb yang berada di tangan tokoh spiritual yang bernama Ki Ageng Pakher, sesampainya ke tempat tujuan dan ternyata memang benar bahwa perkutut tsb adalah si Jaka Mangu’ Paduka Raja pun menjelaskan keperluan kedatangannya kepada Ki Ageng Pakher dan ditebuslah burung perkutut dengan ditukar satu buah labu yang berisi emas,berlian dan permata ( kabar ini pun cepat meluas ke seluruh penjuru Bumi Jawa Dwipa )
Orang pun banyak berbondong-bondong mencari burung perkutut dan mempelajari seluk beluk Burung Perkutut dan dari sinilah turun empu-empu perkutut lokal atau tokoh pintar yang memahami keunikan dan kelebihan dari burung perkutut dan terbentuklah Ciri Mathi/Katuranggan dari burung perkutut ( Asal muasal sejarah adanya perkutut katuranggan atau burung perkutut yang memiliki keunikan dan kelebihan salah satu contoh perkutut Cemani Majapahit yang bernama Ki Jaka Mangu jelmaan dari Sang Pangeran Mertengsari Pajajaran ).
Namun versi kedua ada yang mengatakan bahwa burung perkutut Jaka Mangu adalah jelmaan dari Putra Raja Majapahit itu sendiri yang menghilang dan diyakini sudah terbunuh.
Itulah Sejarah awal melegendanya kisah dari sang burung perkutut lokal di Bumi Nuswantara khususnya wilayah Jawa Dwipa. Dan merupakan sejarah serta dilindungi akan kebenaran cerita tersebut bukan tahayul belaka namun itu adalah kebenaran sejarah.
Dari situlah muncul unen-unen kelangenan pria Jawa yang mengatakan Lima Wasta Lelakuning Pria Kang Sejati. ( Wisma/Rumah,Curika/Senjata,Turangga/Kendaraan,Garwa/Istri dan pelangkap adalah Kukila/Burung Perkutut untuk kelangenan )/ Itulah unen-unen Jawa lelaki sejati wajib memiliki lima unsur kelangenan tersebut.
Mari kita sama-sama belajar dan nguri-uri keindahan budaya mengenai bab Peksi Aji Perkutut Lokal
@postingan @semuaorang
#perkutut #perkututlokal #nayasentikachannel #sarjanaperkututlokal #postingan #fbpro #halamanfb #fbmeta #meta
Komentar