oleh

Peran Penting Banksentral Dalam Pemulihan Ekonomi Pasca Satu Tahun Pandemi Covid-19

Oleh: Zamharier Thursina Akbar Tri Prasetya (NIM 201910180311123 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi  Dan Bisnis  Universitas Muhammadiyah Malang)

PANDEMI Covid- 19 sepanjang nyaris satu tahun sudah menimbulkan keadaan perekonomian dunia melemah serta merangsang resesi ekonomi global. Berbeda dengan krisis Asia ataupun krisis global yang sempat terjalin tadinya, akibat pandemi Covid- 19 terasa di seluruh zona, tidak terkecuali zona keuangan. Oleh sebab itu, lembaga perbankan berfungsi berarti membenarkan keadaan ekonomi dalam kondisi normal sepanjang pandemi Covid- 19 masih berlangsung.

Dalam laporan mingguan yang baru dirilis oleh Bank DBS Indonesia disebutkan kalau kedudukan bank sangat signifikan buat menunjang pemulihan ekonomi pasca pandemi. Laporan yang berjudul“ Asia’ s Banks, Problem or Solution?” tersebut menekankan kalau bank- bank di Asia masih mempunyai neraca keuangan yang relatif  kokoh sehingga bisa secara aktif ikut serta dalam program pinjaman serta kebijakan yang fleksibel.

Rasio kecukupan modal secara totalitas relatif bertambah ataupun stagnan di sebagian besar negeri, kecuali India serta Filipina. Sedangkan itu, tier 1 capital buffers menampilkan tren kenaikan berkat didorong oleh regulasi yang kokoh dari Bank for International Settlements( BIS) serta otoritas keuangan nasional.

Dalam laporan Bank DBS Indonesia, zona perbankan diprediksikan siap buat menunjang penyelesaian krisis yang lagi berlangsung, walaupun bukan berarti tanpa resiko sama sekali. Oleh sebab itu, walaupun industri perbankan hendak senantiasa siap mengawal pemulihan perekonomian nasional, tetapi hendak senantiasa mencermati sebagian keadaan.

Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, pada acara Refleksi Awal Tahun 2021, anggaran untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional tahun 2021 dialokasikan sebesar Rp403,9 triliun, di mana sebelumnya ditetapkan sebesar Rp372,3 triliun. Anggaran tersebut akan digunakan membiayai enam program utama yakni kesehatan dengan anggaran, perlindungan sosial, sektoral kementerian dan lembaga, dukungan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pembiayaan korporasi dengan anggaran, dan insentif usaha.

Adapun 4 langkah Bank Sentral untuk memulihkan perekonomian Indonesia, yaitu pertama, melanjutkan kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai nilai fundamental dan mekanisme pasar di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global. Ke dua, penguatan sinergi ekspansi moneter dengan akselerasi stimulus fiskal pemerintah terus dilakukan. Ke tiga, memperkuat koordinasi langkah – langkah kebijakan dengan pemerintah dan komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Ke empat, mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk implementasi ekonomi dan keuangan digital sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi melalui kolaborasi antara bank dan fintech.(***