Oleh: Gus Imam Makruf /Joko Dayu (Gubes Padepokan Macan Telaga Merah Bojonegoro)
Kegelapan malam yang menjulang.
Mata ini terhalang untuk memandang.
Mata kakipun ragu untuk menjadi tumpuan kaki dalam berjalan.
Peran mata hati menjadi sebuah dambaan dalam perjalanan mencari jalan yang terang”
Menyebut tanpa memandang..,bagaikan meminta tanpa harapan.
Mengarungi kehidupan dengan sebuah penghambaan yang tak ter-elak kan.
Bertuhan menuhankan ketuhanan yang tunggal.
Serta merta bersaksi dengan dua kalimah sahadah disetiap langkah menuju jalan tuhan yang menjadi dambaan insan yang beriman”
Merangkai kata untuk memuja-NYA.
Terselip mutiara kata pengindah sebuah doa.
Ihdinas shirotol mustajab.., ku ucapkan untuk tercapainya semua keinginanku terhadap-MU.
Ihdinas shirotol mustaqim terlantunkan ketika terjadi kebimbangan dan kegelapan didalam hatiku’
Merencanakan segala sesuatu dengan pemikiranku.
Memutuskan serta meyakini-MU dengan hatiku.
Pesona jiwaku karena merasa dekat dengan-mu.
Yakinku akan jiwa ragaku atas kuasa-MU.