Oleh: Asep Firman Nurjaman, S. Pd. (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Leles – Kab.Garut)
ARTIFICIAL Intelligence (AI) adalah program yang merekayasa kecerdasan manusia untuk dapat diterapkan pada perangkat mesin atau sistem komputer. AI dibuat dengan tujuan supaya komputer memiliki kemampuan berpikir, belajar, dan bertindak seperti manusia.
Untuk memiliki kecerdasan layaknya manusia, AI dibangun dengan beberapa program yang di antaranya seperti Machine Learning, Deep Learning, Natural Language Program, dan Computer Vision.
Untuk diketahui, Machine Learning adalah sistem yang dapat mempelajari pola dan membuat sebuah prediksi. Deep Learning merupakan sistem pembelajaran mesin dengan jaringan berlapis untuk mengatasi tugas-tugas kompleks dan pengolahan data besar.
Kemudian, Natural Language Program adalah sistem yang memungkinkan komputer untuk memahami, memproses, dan menghasilkan bahasa, yang mirip dengan cara kerja manusia dalam berinteraksi atau berkomunikasi.
Sementara itu, Computer Vision merupakan sistem yang dapat menginterpretasikan dan memahami informasi atau data visual. Dengan sistem ini, AI dapat mengenali objek-objek yang terkandung dalam gambar atau video.
AI mencakup berbagai jenis sistem untuk membuat komputer atau perangkat mesin lainnya memiliki kecerdasan layaknya manusia. Dikutip dari laman Tech Target, AI memiliki fokus pada beberapa aspek keterampilan kognitif yang antara lain meliputi:
Pembelajaran (Learning): Aspek AI ini berfokus pada pengumpulan data dan pembuatan aturan untuk mengubahnya menjadi informasi yang dapat diambil tindakan. Aturan ini disebut algoritma yang dapat memberikan petunjuk pada komputer tentang cara menyelesaikan tugas tertentu.
- Penalaran (Reasoning): Aspek kecerdasan buatan ini berfokus pada pemilihan algoritma yang tepat untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Koreksi mandiri (Self-correction): Aspek AI ini dirancang untuk terus menyempurnakan algoritma dan memastikan bahwa mereka memberikan hasil yang paling akurat.
- Kreativitas (Creativity): Aspek AI ini ditujukan untuk dapat menghasilkan gambar, teks, musik, dan ide baru.
Dalam menjalankan aspek-aspek kognitif itu, AI memiliki sebuah cara kerja. Secara umum, cara kerja AI adalah dengan mempelajari terlebih dahulu data berjumlah besar yang dimasukkan untuk menjadi sumber pengetahuan dan bahan latihan.
Kemudian, AI bakal menganalisis data untuk mencari korelasi dan pola antar data. Selanjutnya, AI akan menggunakan pola-pola tersebut untuk membuat prediksi atau keputusan tindakan.
Dengan cara kerja ini, misalnya, salah satu program AI seperti chatbot yang telah dilatih dengan sekumpulan data besar dapat belajar untuk menghasilkan percakapan yang mirip seperti jawaban manusia. Baca juga: Mengenal Bing AI, Chatbot yang Bisa Jawab Aneka Pertanyaan Mirip ChatGPT.
AI terus berkembang dan bisa menghasilkan berbagai jenis tindakan, seperti mengolah teks, membuat gambar, mengolah audio, dan masih banyak lagi.
Menurut laporan Google: Future of Education yang dirilis oleh Google Indonesia pada 22/5/2023, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan, termasuk di Indonesia. Shantanu Sinha, Wakil Presiden Google for Education, menjelaskan bahwa AI memiliki sejumlah keuntungan dan dampak negatif dalam konteks pendidikan. Dia mengungkapkan bahwa AI memiliki potensi besar untuk berkembang di masa depan dan membantu dalam digitalisasi pendidikan.
SMP Negeri 2 Leles dalam hal ini mencoba penerapan Teknologi Artificial Inteligent (AI) walau masih terbatas dan masa uji coba. Hal ini mutlak diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar kea rah yang lebih baik. hal pertama yang ditentukan oleh Tim Pengembang Kurikulum SMPN 2 Leles yang di Pimpin langsung oleh Kepala Sekolah yaitu Ibu Hj. Susiliawati, S. Pd., M.pd., adalah personalisasi proses belajar. Setiap individu dan Peserta Didik dianggap unik, sehingga mereka memerlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Teknologi, khususnya AI, dapat memberikan interaksi dan petunjuk personal kepada Peserta Didik, yang secara signifikan meningkatkan keterlibatan dan motivasi mereka terhadap materi pembelajaran.
Hal kedua yang dilakukan adalah peningkatan kualitas pengajar melalui penggunaan teknologi AI. AI dapat membantu mengurangi beban administrasi para pengajar, sehingga mereka dapat fokus pada tugas pengajaran. Hal ini membantu menghemat waktu pengajar dan memudahkan interaksi dengan murid-murid yang berbeda di berbagai kelas.
Hal ketiga yang kemudian dilaksanakan yang akan menjadi arah masa depan pendidikan di SMPN 2 Leles adalah penerapan pembelajaran seumur hidup atau lifelong learning. Teknologi yang berkembang juga mempengaruhi evolusi sistem pendidikan. Meskipun terdapat beberapa dampak negatif, seperti ketergantungan terhadap AI, kehilangan kemampuan belajar guru, dan kelemahan dalam berpikir analitis pada Peserta Didik, kehadiran AI diharapkan dapat membantu guru dalam hal administrasi dan rekomendasi serta memperluas akses informasi bagi Peserta Didik.
Namun demikian, perlu diwaspadai bahwa penggunaan AI juga memiliki dampak negatif. Salah satunya adalah ketergantungan terhadap AI oleh guru dan Peserta Didik, yang dapat mengurangi kemampuan belajar mereka. Selain itu, AI juga memiliki potensi untuk mengendalikan kebijakan pendidikan nasional dan meningkatkan plagiarisme serta melemahkan potensi peserta didik dan tenaga pengajar.
Tim Pengembang Kurikulum mendorong pemerintah daerah khusunya Dinas Pendidikan Kab. Garut untuk membuat aturan dan protokol AI dalam pendidikan. Namun, saat ini pemerintah Indonesia dan Pemerintah Daerah Kab. Garut Khusunya Dinas Pendidikan belum memiliki protokol AI untuk pendidikan. Di sisi lain, SMPN 2 Leles diharuskan berinvestasi dalam infrastruktur dan peralatan yang mendukung penggunaan teknologi di sekolah melalui dana BOS dan Bantuan hibah dari berbagai pihak terutama Orang Tua melelui Komite Sekolah.
Tantangan konektivitas juga perlu diatasi, terutama di daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan), karena masih ada kelurahan dan desa yang belum terjangkau jaringan internet 4G. SMPN 2 Leles yang berlokasi di Kp. Caringin Desa Lembang Kecamatan Leles Kab. Garut telah memiliki jaringan yang cukup namun kadang terkendala koonektivitas yang lambat dan keadaan social ekonomi masyarakatnya yang rata-rata menengah kebawah sehingga peserta didik tidak memiliki kuota internet yang cukup untuk melaksanakan kegiiatan atau tidak memiliki gadget pribadi sehingga menjadi penghambat program ini. Selain itu tim pengembang kurikulum SMPN 2 Leles bekerja sama dengan pengawas bina dalam hal ini Ibu Elis Maryatin, S. Pd, M.Pd.,mengadakan program pelatihan kepada guru secara efektif dan berkesinambungan dan berusaha meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan untuk menggunakan teknologi tersebut.
Kendati demikian, di sisi lain muncul kekhawatiran bahwa AI akan menggantikan peran, bahkan mengambil alih pekerjaan manusia di berbagai profesi. Hal itu diprediksi menimbulkan dampak sosial dan ekonomi.
Kekhawatiran lainnya muncul ketika penggunaan AI disebut-sebut bisa mengurangi peran penting tenaga pendidik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak lagi mendapatkan interaksi sosial dan emosional yang dibutuhkan dalam proses pendidikan.
Dalam kesimpulannya, penggunaan AI dalam pendidikan memiliki dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, perlu adanya protokol yang jelas dan aturan yang memastikan penggunaan teknologi secara bertanggung jawab serta menjaga nilai-nilai humanis dalam proses pendidikan. (****