KETIKA memasuki bulan suci Ramadhan 1442 H, Ustadz Ahmad Fuadi adalah seorang spiritualis yang mumpuni sekaligus sesepuh Majelis Ta’lim dan Sholawat Al Goffar Kota Serang Banten ini menggelar “Pangajian Rutin Kitab Fathul Qarib Bab Nikah” serta memberikan siraman rohani soal “Menghargai Keahlian dan Pengalaman Seseorang” yang seringkali kita abaikan.
Dalam siraman rohaninya, Mang Ahmad panggilan akrab Ustadz Ahmad Fuadi ini berkisah, “Inilah alasannnya kenapa tukang service elektronik atau tukang service komputer meminta anda untuk ditinggalkan saja dulu, besok diambil atau nanti dikabari jika sudah selesai,Kalau langsung diperbaiki di depan anda, anda gak mau bayar, kenapa demikian?………”
Sebuah mesin kapal rusak dan tidak ada yang bisa memperbaikinya, maka mereka membawanya kepada seorang Insinyur Mekanik berpengalaman 40 tahun.
Dia memeriksa mesin dengan sangat hati-hati, dari atas ke bawah. Setelah melihat semuanya, pria itu merogoh tasnya dan mengeluarkan palu kecil.
Dia dengan lembut mengetuk sesuatu. Seketika, mesin hidup kembali. Mesinnya sudah diperbaiki!
7 hari kemudian pemilik mendapatkan tagihannya sebesar $ 10.000.
“Apa?!” kata pemiliknya. “Anda hampir tidak melakukan apa-apa. Kirimkan tagihan terperinci kepada kami.”
Jawabannya sederhana:
Mengetuk dengan palu: $ 2
Mengetahui di mana harus mengetuk & berapa banyak harus mengetuk: $ 9.998
sumber : Civil Engineering Discoveries
Masyarakat kita Terkadang demikian sama tukang desain misalnya khan cuma klik klik doang.. atau sama tukang2 lainnya..
Begitu Pentingnya menghargai keahlian dan pengalaman seseorang… Hingga
Bahasa “gitu doang”, ” “cuma gitu”, “kan gampang” harusnya menjadi hal tabu. Mengapa? Karena Mungkin saja pengalaman tsb hasil kristalisasi tekad, perjuangan, percobaan hingga air mata.
Sesuai gambar cover di profile saya : If i do a job in 30 minutes it’s because i spent 10 years learning how to do that in 30 minutes. You owe me for the years, not the minutes.
(Jika saya sanggup menyelesaikan pekerjaan dengan waktu 30 menit, hal ini karena saya menghabiskan waktu 10 tahun untuk belajar bagaimana melakukan tersebut dalam 30 menit. Anda membayar saya untuk 10 tahun tersebut, bukan 30 menit tersebut).
“Kalimat tersebut di atas, mengingatkan saya pada nasehat seseorang tentang menghargai & bijak menghormati hasil suatu kerjaan orang lain.Disitu juga saya belajar melihat orang…Ketika mereka tidak menghargai orang lain, justru dia sedang merendahkan diri mereka sendiri.Keahlian dan pengalaman, mahal harganya. Sayang, orang-orang kita masih meremehkan hal tersebut….”pungkasnya. (REDI MULYADI)***