oleh

Trik Pembelajaran Membaca

Oleh Wiwi Yuliani,S.Pd (Guru Kelas III SDN 1 Cikalang, Kec. Tawang-Kota Tasikmalaya)

MEMBACA merupakan suatu landasan literasi dalam pendidikan secara keseluruhan. Ini sering dianggap sebagai kunci untuk membuka segudang ilmu pengetahuan dalam kehidupan peserta didik yang akan menyiapkan diri mereka untuk sukses dalam pembelajaran selanjutnya. Akan tetapi pada praktiknya pembelajaran membaca itu tidak mudah. Bagi beberapa peserta didik pembelajaran membaca merupakan pengalaman belajar yang sulit. Kesulitan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran membaca bisa jadi diakibatkan oleh faktor gurunya. Guru dalam menentukan strategi pembelajaran pembaca yang efektif masih kesulitan. Kompetensi guru dianggap salah satu masalah terpenting yang dihadapi pendidik saat ini.

Strategi berikut ini bertujuan untuk membantu guru yang ingin melibatkan peserta didik dan mengembangkan kecintaan peserta didik pada membaca.

Membaca bersama-sama 

Ketika para peserta didik diminta untuk bergantian menyampaikan bacaan dengan keras di depan kelas, hal ini dapat menjadi momen yang mengerikan bagi para peserta didik yang tidak percaya diri terhadap kemampuan membaca.

Penelitian telah memperlihatkan bahwa membaca nyaring(Choral Reading) dimana guru dan para peserta didik membaca bersama-sama dengan keras, mendorong semua peserta didik untuk berpartisipasi karena kesalahan yang terjadi akan tertutupi oleh anggota kelas yang lain. Hal ini akan membangun rasa percaya diri para peserta didik dan memberikan peluang bagi mereka untuk mengambil resiko lebih dibandingkan dengan jenis pengaturan (model) membaca yang lain.

Prinsip utama pada pembelajaran membaca adalah berorientasi pada peserta didik dengan memprioritaskan tumbuh kembang peserta didik secara utuh, mementingkan pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik. Pembelajaran membaca memudahkan dan mendorong guru untuk berorientasi pada peserta didik, misalnya fokus pada materi esensial.

Bertukar pilihan bacaan guru dengan siswa

Sementara itu, jika guru pandai dalam memilih teks bacaan yang bagus bagi peserta didik dengan tingkat keterbacaan yang sesuai, tidak ada yang dapat mengalahkan minat serta ketertarikan peserta didik, ketika mereka sendirilah yang memilih bacaannya.

Memberikan kesempatan kepada peserta didik memilih sendiri buku mereka sendiri, memberinya kepemilikan dan juga kebebasan dalam pilihan bacaan, justru akan dapat menumbuhkan kecintaan mereka seumur hidup terhadap bacaan. 

Bermitra dengan siswa lintas kelas 

Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh pendidik literasi (keaksaraan) memperlihatkan adanya dampak yang besar dari sistem kemitraan antarpeserta didik terhadap pencapaian akademis mereka. Dimana sistem teman belajar antara peserta didik lebih tua berprestasi baik, dengan peserta didik lebih muda yang memiliki kesulitan belajar, akan menghasilkan suatu peningkatan yang signifikan. Peserta didik yang lebih muda akan menjadikan mereka yang lebih tua sebagai panutan, teladan. Selain itu, mereka juga mendapatkan peserta didik yang lebih tua, memiliki simpati yang lebih terhadap upaya keras mereka (peserta didik yang lebih muda) dalam memahami suatu bacaan. Hal ini akan menghasilkan sebuah situasi yang nyaman bagi mereka untuk berlatih dan bereksplorasi. Manfaat yang didapat tidak hanya terhadap peningkatan kemampuan membaca peserta didik yang lebih muda, namun peserta didik yang lebih tua pun akan mendapatkan manfaat dari pengayoman ini. Lebih jauh, beberapa peserta didik yang memiliki masalah perilaku juga menunjukkan peningkatan (perbaikan perilaku/karakter).

Catatan: ‘teman belajar’ yang dimaksud di atas semisal di jenjang SD, dapat memasangkan/mengkolaborasikan antara siswa SD kelas bawah yang mengalami kesulitan belajar (membaca) dengan siswa SD kelas atas yang memiliki pemahaman bagus dalam membaca.

Pra-mengajar kosakata dan ejaan

Ketika mengenalkan suatu bacaan baru kepada peserta didik, kita bisa membuat daftar kosa kata baru yang nantinya akan ditemui peserta didik, dan memberikan daftar tersebut sebelum peserta didik mulai membaca. Mengajak peserta didik untuk terbiasa dengan kosa kata baru dengan menjelaskan pengertian kata-kata tersebut dan mengajak peserta didik berpartisipasi dalam permainan kata, dapat mengurangi kebingungan ketika peserta didik menemui kata baru dalam suatu bacaan. Melatih perbendaharaan kata dapat meningkatkan kepercayaan diri, pemahaman serta kefasihan peserta didik dalam membaca dan memahami isi bacaan. (@@@

Sumber: Jendela Literasi Kita