oleh

“UNPER Tasikmalaya Menggelar Diskusi Panel Menuju Indonesia Emas Tahun 2045″

Tasikmalaya,LINTAS PENA –Pada hari Selasa 10 Juni 2025, Universitas Perjuangan (UNPER) Tasikmalaya menggelar acara Diskusi Panel Menuju Indonesia Emas Tahun 2025 , bertempat di Auditorium Gedung Mashudi. Diskusi ini menjadi forum intelektual penting yang melibatkan puluhan akademisi, budayawan, tokoh masyarakat, dan unsur birokrasi dari wilayah Priangan Timur (Priatim). Kegiatan tersebut juga menyoroti peran perguruan tinggi dalam mengawal pembangunan nasional berbasis kajian ilmiah dan integrasi sosial-budaya.

Indonesia Emas adalah usia 100 tahun kemerdekaan. Indonesia akan mewujudkan visi menjadi negara nusantara yang maju dan berkelanjutan. Pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 324 juta, terbesar keenam di dunia.

            Dalam kesempatan itu, enam tim kajian dari UNPER Tasikmalaya yang berada di bawah naungan YUS turut mempresentasikan hasil kajian strategis yang mereka susun. Topik yang dikaji meliputi:

  1. Swasembada Pangan dan Energi – Dr. Andri Kusmayadi
  2. Hilirisasi dan Industrialisasi – Dr. Askolani
  3. Program Makan Bergizi Gratis – Dr. Richa Mardianingrum
  4. Danantara (Kedaulatan Maritim dan Agraria) – Dr. H. Ari Arisman
  5. Lingkungan Hidup – Dr. Novi Asniar
  6. Sunda Wiwitan dan Budaya Lokal – Dr. H. Agus Ahmad Wakih

Presentasi hasil kajian tersebut mendapat sambutan hangat dari peserta diskusi. Interaksi antara para panelis dan audiens pun berjalan dinamis, dipandu oleh Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UNPER Tasikmalaya, Lystiana Nurhayat Hakim, M.Pd.

            Pada kesempatan itu, Wakil Kepala Staf TNI AD  Letnan Jenderal TNI (Purn.) Endang Suwarya mengatakan, Indonesia memiliki visi besar dalam mencapai kemajuan yang signifikan pada 2045 yang dikenal dengan sebutan Indonesia Emas 2045. Dalam upaya menggapai tujuan itu, negara ini berfokus pada pengembangan ekonomi, pendidikan, teknologi serta infrastruktur yang lebih baik.Sejumlah program yang mulai digulirkan Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dinilai sudah sangat relevan dan terstruktur dalam upaya mewujudkan cita-cita besar Indonesia Emas 2045. “Program pemerintahan Pak Prabowo Subianto ini sudah bagus. Kuncinya adalah tinggal sama-sama mengawal, merawat dan mengembangkan setiap program yang digulirkan dengan semangat persatuan dan kesatuan,” ujarnya.

Endang Suwarya menekankan pentingnya mengesampingkan ego sektoral maupun ego politis yang justru bisa menjadi kontraproduktif. Ia menegaskan bahwa dalam sistem demokrasi, perbedaan sikap politik adalah hal wajar dan dijamin konstitusi. Namun, fokus utama seluruh elemen bangsa harus tetap satu: mewujudkan Indonesia Maju dan Indonesia Emas 2045.“Siapapun pemimpinnya dan dari partai manapun pemimpin itu berasal, sasaran untuk mewujudkan Indonesia Emas harus jadi tujuan utama. Kita tidak boleh terjebak dalam tarik menarik kepentingan jangka pendek,” tegasnya

Menurut Letjen TNI Endang Suwarya , program-program unggulan seperti makan bergizi gratis, swasembada pangan dan energi, serta industrialisasi dan hilirisasi sudah menunjukkan arah yang benar.  “Namun, karena belum sempurna, dibutuhkan kajian dan evaluasi secara menyeluruh dan berkelanjutan agar program tersebut berjalan pada jalur roadmap yang tepat menuju Indonesia Emas 2045”ujar mantan Pangdam Iskandar Muda tersebut.

            Endang Suwarya menuturkan bahwa seluruh hasil kajian tersebut akan disampaikan ke pemerintah pusat melalui Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi. Harapannya, masukan dari akademisi ini bisa berkontribusi dalam menyempurnakan dan menyesuaikan implementasi program-program nasional dengan karakter dan kultur daerah, khususnya di Jawa Barat.“Kami berharap kajian dan rekomendasi dari kami bisa berkontribusi memberi manfaat guna membantu merealisasikan program Indonesia Emas 2045. Nantinya disesuaikan dengan kultur daerah yang ada di wilayah Jabar dulu lah,” tuturnya

Sementara itu Rektor UNPER Tasikmalaya Dr. H.D. Yadi Heryadi, Ir, M.Sc, mengapresiasi inisiatif Ketua Dewan Pembina YUS. Menurutnya, diskusi panel ini memberi ruang bagi para dosen dari berbagai disiplin ilmu untuk mengaktualisasikan keilmuannya dalam memberi masukan terhadap arah kebijakan negara.“Dengan dibedah bersama akademisi dari perguruan tinggi lain, kita berharap akan muncul rekomendasi yang komprehensif terkait program-program strategis nasional yang tengah digulirkan pemerintah,” ungkapnya

Yadi Heryadi  yang merupakan alumni dari Ghent University, Belgia menambahkan,bahwa pihaknya akan membahas teknis penyampaian rekomendasi ke pemerintah pusat. Namun, pihaknya cenderung mengikuti arahan Ketua Dewan Pembina yang lebih menginginkan agar rekomendasi disampaikan lebih dulu ke Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. “Nanti teknis penyampaian seperti apa akan dibicarakan dengan tim. Tetapi Pak Ketua Dewan Pembina cenderung ingin terlebih dulu menyampaikan rekomendasi kajian ke Kang Dedi Mulyadi dulu, supaya bisa diterapkan dengan menyesuaikannya dengan kultur daerah yang ada di Jabar,” pungkasnya.(ADE BACHTIAR ALIF)*****