oleh

VIRAL: Para Jenderal Alumnus Lemhanas dan Pengusaha Top Bandung Bahas Soal Ancaman Khilafah-NII

Bandung, LINTAS PENA—Pada hari Sabtu 16 Juli 2022 bertempat di Hotel Green Forest Jln.Sersan Bajuri No.102 Bandung telah digelar acara Halal Bihalal, Silaturahmi dan Temu Kangen antara alumni Lemhanas dengan sejumlah pengusaha dan tokoh masyarakat. Tujuan diselenggarakan silaturahmi ini untuk berkiprah dengan memberikan masukan ke pemerintah dan memecahkan persoalan yang kini dihadapi NKRI

            Acara silaturahmi ini digagas oleh mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN  dihadiri mantan Kasum TNI  yang mantan Wakil Gubernur Lemhanas Marskal Madya H.Dede Rusamsi,SE,MM, Brigjen Pol Erwin Chara, Brigjen TNI Rusiadi, Brigjen TNI Junias Tobing, Irjen Tubagus Anis, Mayjen Rustana, Mayjen TNI Cucu (Wakil Ketua PSSI) dan politisi yang juga aktor berkebangsaan Indonesia Budiman Sujatmiko. Sementara enam jenderal lainya tidak bisa hadir karena ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Juga tampak hadiralumnus Lemhanas : Brigjen TNI (Purn) Yunias Tobing dan Brigjen TNI ( Purn ) Budi,. DR Dede Farhan mantan Kompolnas , Rudy S.Kamri , pengusaha BTC Chandra , Fery Outlet , Ketua Umum FOKTI Yohanes, Ketua Aktivis 98 Jabar Budi Hermansyah,  Ketum LSM Perkara Pius, Sekjen BP2MP Sutandi Adhi dan Ketua BP2MP Jabar. Wawan Setiawan.

            Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan menjelaskan, karena adanya ancaman yang ingin mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) membuat para perwira tinggi alumni Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia terusik dan mencoba berkiprah. Bahkan kelompok tersebut mengumandangkan bahwa khilafah akan tegak berdiri di tahun 2024 atau bertepatan dengan tahun pesta demokrasi.

            “Kami berkumpul disini untuk membangun kesadaran adanya ancaman internal yang ingin mengganti ideologi Negara Kesatuan Republik  Indonesia (NKRI). Kami mencoba Untuk merapatkan barisan, karena ini tidak bisa hanya ditangani pemerintah. Kehadiran khilafah mengancam ideologi Pancasila dan hendak mengusik keutuhan NKRI,” ungkapnya.

            Menurut mantan Kadiv Humas Polri ini, bahwa khilafah adalah sebuah gerakan keagamaan yang dipahami sebagai konsep tentang kenegaraan yang berdasarkan syariat Islam dan pemimpinnya disebut Khalifah. Konsep tersebut mengandaikan seluruh dunia Islam disatukan ke dalam satu sistem kekhalifahan atau pemerintahan yang tunggal. Sistem khilafah mengklaim bukan sistem demokrasi, melainkan menerapkan sistem Ahlul Halli wal Aqdli.  “Salahsatu kelompok yang punya power adalah para perwira tinggi dalam hal ini Lemhanas yang dianggap jiwa nasionalnya ini sudah bulat ,”imbuhnya.

            Abah Anton menegaskan, walaupun posisinya sudah pension, namun dia bersama teman temannya ingin terus berkiprah untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi NKRI.”Pangkat boleh tinggi, namun jika tidak bermanfaat bagi tanah air apa gunanya. Makanya kami ingin terus berkiprah sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan NKRI. Tapi tolong pertemuan ini jangan diasumsikan untuk kepentingan politik. Ini semata demi kepentingan NKRI,” tegasnya.

Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat, yang juga mantan Gubernur Negara Islam Indonesia (NII) Wawan, membenarkan adanya gerakan yang dilakukan untuk menegakan khilafah. Namun belakangan  dia menyadari apa yang dilakukannya dan teman-temanya tersebut salah dan kembali ke pangkuan NKRI “Kami mohon maaf dengan apa yang kami lakukan. Kami sadar dan akan mencoba untuk mengajak teman-teman yang lain kembali ke pangkuan NKRI. Kami siap menjadi garda terdepan untuk menjaga keutuhan NKRI,”ungkapnya

Politisi handal Budiman Sudjatmiko mengapresiasi pertemuan tersebut, orang-orang pensiunan yang sudah tidak digaji oleh negara tapi masih menunjukkan kepedulian mereka tidak terbatas oleh jabatan, namun masih peduli untuk menegakkan nilai-nilai Pancasila.“Cinta mereka pada Indonesia semata-mata hanya ingin melihat anak cucunya hidup di negara yang maju, damai tertib dan bertoleransi. Jadi anak-anak muda harus banyak belajar dari beliau-beliau ini,” kata Budiman Sudjatmiko seraya mengaku kalau dirinya juga banyak belajar semangat dan pertukaran ilmu dengan para jenderal tersebut.

Terkait adanya para mantan anggota dan gubernur NII yang kni sudah Kembali ke pangkuan NKRI, Budiman menyatakan dirinya sangat respek dan menghargainya.“Mereka itu menarik lho, mereka pernah hidup dalam sebuah gerakan ingin menciptakan Negara Islam Indonesia. Namun akhirnya mereka sadar bahwa keislaman mereka hanya bisa tumbuh damai dengan baik dalam NKRI dan berdasarkan Pancasila Ini harus didengungkan dan Gerakan bapa-bapa dan ibu-ibu yang sudah senior ini harus didukung oleh anak muda,” pungkasnya

Mantan Wakil Gubernur Lemhanas Marskal Madya H.Dede Rusamsi,SE.MM  menyambut acara yang digagas Anton Charlian tersebut. Ia berharap acara ini akan terus berkesinambungan sehingga ia bersama mantan Lemhanas ini bisa terus berkiprah meski sudah pension.“Acara ini harus terus berjalan meskipun pada kesempatan ini masih ada yang berhalangan hadir. Semoga untuk yang akan datang bisa lebih banyak lagi yang hadir, sehngga kita masih terus berkiprah untuk NKRI,”ungkapnya.

Sementara Sukanto Aliwinoto pengusaha sukses asal Bandung mengakui kalau kehadiranya dalam acara tersebut ingin berkiprah untuk memberikan ide maupun gagasan yang bisa membantu pemerintah ke luar dari masa krisis. Sehingga bisa tetap memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.”Dalam kondisi tidak bekerja atau tidak punya pegangan hidup, biasanya akan mudah terpengaruh oleh ajakan yang mengarah ke hal-hal yang tidak baik termasuk ajakan dari kelompok tertentu.”Kami juga ingin memberikan gagasan maupun ide yang bisa membantu pemerintah dalam mengatasi krisis ideologi ini,” terangnya.

Hal senada diungkapkan    Chandra owner BTC : bahwa salah satu upaya untuk menekan radikalisme dan intoleran  antisipasinya  kita harus banyak ciptakan lapangan kerja bagi masyarakat kecil.  “Dengan adanya lapangan kerja dan mereka bekerja, tentunya tidak akan terpengaruh dengan obrolan obrolan yang menyesatkan, karena focus mencari nafkah untuk keluarganya.”jelasnya.

Kemudian komentar dari  Brigjen TNI Rusiadi menyebutkan bahwa  ancaman bangsa saat ini adalah komunisme dan Ideologinyg mengatasnamakan agama baik NII maupun Khilafah, “Namun yang saat ini terlihat jelas muncul ditengah-tengah masyarakat adalah ancaman-ancaman yang bersifat extrim kanan yang mengatasnamakan agama sehingga harus segera diantisipasi dengan serius. “katanya

Ferry yang dikenal sebagai pengusaha outlet menambahkan bahwa  kita semua harus lebih cinta Indonesia karena kita semua hidup di Indonesia, dan rekan rekan  pengusaha keturunan untuk menguatkan jiwa persatuan dan kesatuan harus meningkatkan silaturahmi dan kebersamaan  berbaur dengan inten dengan rekan rekan masyarakat lokal dilingkunganya masing-masing jangan terkesan ada jarak.”Mari kita menjaga keutuhan NKRI,”tuturnya.(REDI MULYADI)***