oleh

Pembelajaran Jarak Jauh, Efektifkah?

Oleh : Tantan Hadiansyah, S.Pd. ( Guru SDN Sukalaksana, Kel. Sukalaksana, Kec. Bungursari Kota Tasikmalaya)

PROSES belajar mengajar merupakan inti dari pendidikan formal di sekolah yang didalamnya terdapat interaksi antara berbagai komponen pengajaran, diantaranya guru, siswa dan materi pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan positif pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari belajar dapat dilihat dari perubahan sikap, tingkah laku, keterampilan serta kecakapan seorang individu. Ideal nya, Proses belajar mengajar dilakukan dengan cara bertatap muka atau berinteraksi secara langsung tanpa adanya perantara.

Namun saat ini, masyarakat dunia tengah di timpa bencana dikarenakan mewabah nya virus Covid-19. Hampir seluruh sektor dirugikan oleh virus ini tak terkecuali sektor pendidikan yang mengakibatkan pemerintah khususnya Kemendikbud memberlakukan kebijakan menghentikan proses belajar mengajar secara tatap muka guna menekan penyebaran virus Covid-19 dan mewajibkan seluruh instansi pendidikan yang ada di Indonesia untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring. Karena bagaimanapun para pelajar tetap harus menerima materi pembelajaran mengingat wabah ini tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir dilihat dari penanganan pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam melawan wabah yang terbilang kurang baik.

Dengan berlakunya PJJ, para pemangku jabatan khususnya menteri pendidikan menyesuaikan kurikulum, materi dan lainnya untuk mempermudah tenaga pengajar dalam memberi materi dan pelajar yang menerima materi dengan penggunaan teknologi Handphone dan Laptop serta memberikan bantuan Kuota Internet yang menjadi modal utama kegiatan PJJ secara Daring ini.

Namun ternyata akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan PJJ ini tidak sedikit, mengingat tidak semua wilayah di Indonensia, khususnya Kota Tasikmalaya mudah mengakses internet dan memiliki fasilitas belajar secara daring yang akhirnya menghambat kegiatan belajar mengajar. Faktor utama nya adalah keadaan ekonomi orang tua siswa, masih banyak siswa di Tasikmalaya yang kesulitan mengikuti belajar online dengan alasan tidak memiliki handphone dan keterbatasan kuota karena memang kuota yang diberikan Kemendikbud terbatas penggunaan nya di aplikasi tertentu. Banyak orang tua yang mengeluh karena keterbatasan yang dimiliki karena dengan keadaan ekonomi yang semakin memburuk, mereka harus dipusingkan dengan memikirkan fasilitas belajar online yang harus dimiliki agar anak mereka tetap bisa mengikuti pembelajaran.

Selain kendala ekonomi yang disebabkan belajar online, para orang tua juga seringkali kesulitan dalam mendampingi anak mereka ketika mengikuti PJJ secara daring karena seperti yang saya bahas sebelumnya bahwa ideal nya KBM dilakukan secara tatap muka dan berinteraksi langsung, dan PJJ secara daring ini mengurangi keefektifan proses belajar mengajar karena guru tidak bisa membimbing murid nya jika terkendala jarak, belum lagi hambatan lain seperti sinyal yang tidak mendukung dan orang tua yang buta teknologi. Diberlakukan nya PJJ secara daring ini mengharuskan orang tua mendampingi anak mereka ketika belajar dan itu tidaklah mudah. Diperlukan kesabaran dalam mengajari anak agar mengerti materi dan tidak semua orang tua bisa dengan sabar membimbing anak nya. Di banyak kasus, guru-guru menemukan bahwa yg mengerjakan tugas dan ulangan adalah orang tua siswa. Dari segi pengetahuan pun, banyak orang tua siswa di Kota Tasikmalaya yang memiliki tingkat pendidikan rendah sehingga terkadang mereka pun tidak mengerti apa yang dipelajari oleh anak mereka.

Dari segi keadaan siswa, selama belajar di rumah tingkat kemalasan siswa meningkat. Apalagi dengan di adakan nya belajar daring, kebanyakan siswa malah asyik bermain game atau media sosial dan mengabaikan materi pembelajaran, kemudian berbohong kepada orang tua bahwa mereka sedang mengikuti pembelajaran daring.

Hal ini menjadi tantangan terbesar bagi para guru dalam menghadapi para siswa. Guru diharuskan untuk mencari cara agar pelajaran dapat tersampaikan dengan baik walaupun dengan berbagai hambatan dan rintangan yang melanda, diantaranya adalah menyuruh siswa yang tidak memiliki fasilitas belajar daring untuk mengikuti KBM dengan teman yang fasilitas belajar online nya mumpuni, memberi keleluasaan waktu dalam mengerjakan tugas yang diberikan, mempererat kerjasasama dan memberi arahan kepada orang tua siswa dalam membimbing anak mereka dalam kegiatan belajar mengajar agar hasilnya efektif.

Dengan kondisi seperti ini, banyak juga manfaat yang bisa kita peroleh diantaranya melalui PJJ orang tua menjadi lebih tahu dan mengerti mengenai potensi anak mereka dan mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak, selain itu orang tua menjadi lebih terampil dalam mendidik anak mereka. Kemudian dengan diadakan nya pembelajaran daring ini, baik anak, guru maupun orang tua menjadi lebih terbiasa dan mahir dengan penggunaan teknologi dan penggunaan internet sehingga diharapkan tidak ada lagi daerah yang tertinggal secara teknologi di Indonesia.

Pandemic ini tidak bisa kita prediksi kapan akan berakhir, namun kita harus tetap berusaha dan berdo’a kepada Tuhan YME agar kita semua diberikan keselamatan. Kita juga harus disiplin dan  mematuhi protokol kesehatan yang diberlakukan guna mendukung berakhirnya wabah Covid-19 ini dan KBM secara tatap muka bisa dilakukan kembali.(***

Komentar