oleh

Siapakah Kanjeng Sunan Gunung Jati ?

Oleh: Ndara SNK

BEGITULAH gelarnya! Nama aslinya Maulana Syarif Hidayatullah, putra Sayyid Abdullah. Ibundanya bernama Rara Santang putri Prabu Siliwangi. Beliau merupakan salah satu tokoh penting Wali Sanga yang kemudian menjadi Kadang Sepuh (Pimpinan Tertinggi Para Ulama) setelah mangkatnya Sunan Ampel.

Beliau bukan saja seorang figur ulama, kehidupannya sangat dekat dengan nilai-nilai adat istiadat, tradisi, budaya, seni, sastra, arsitek bangunan, pengobatan, ahli strategi, membidangi pertahanan wilayah pun terpandang sebagai seorang sultan dengan gelar Ingkang Jumeneng Khalifatur Rasul Hing Tanah Jawi, Penambahan Pakungwati Kaping Kalih, Susuhunan Pandhitagama Kang Kutub Fizamanihi, Mursid Kang Kamil Mukamil, Amukti Puser Bumi.

Ketika Raden Mas Sahid atau Sunan Kalijaga berguru pada Kanjeng Sunan Gunung Jati di Cirebon, ideologi yang ditanamkan oleh Kanjeng Sunan Gunung Jati  kepada Raden Mas Sahid adalah Hangajawi, yakni membumi jadi Wong Jawa tanpa batas. Bisa disederhanakan dengan istilah hidup Njawani. Artinya dimana bumi dipijak, langit dijunjung. Pun agar Wong Jawa sebagai pribumi jangan sampai hilang Jawanya, sehingga berkarakter dan kokoh jati dirinya.

Banyak sekali ajaran Kanjeng Sunan yang saya serap dan saya aplikasikan dalam kehidupan, khususnya yang berkaitan dengan penegakan Adat Istiadat serta perawatan terhadap Kearifan Lokal. Karena memang amanah terhadap anak keturunannya demikian, salah satunya yakni menjaga Marwah Leluhur dengan cara menanam azas Hangajawi. Merupakan hal yang sangat lazim tentunya, jika secara pribadi hal tersebut saya aplikasikan. Maka jangan heran jika saya berani berkata: Saya Jawa. Ini tentang kiblat jati diri sekaligus wasiat!

Jakarta yang menjadi ibukota Indonesia dapat berdiri atas jasa Kanjeng Sunan. Sebab beliau lah yang memobilisasi para Wong Jawa kala itu, sehingga secara seksama sukses mendirikan Jayakarta, setelah sebelumnya Kanjeng Sunan bersama bala pasukannya berhasil menghardik Portugis di Selat Malaka yang hendak berniat Jahat menguasai Sunda Kelapa. Kala itu penghardikan dipimpin oleh Panglima Ageng Pangeran Fatahillah yang kemudian bergelar Pangeran Jayakarta.

Sebagian besar pemikiran Wali Sanga lainnya tidak jauh berbeda dengan pemikiran Kanjeng Sunan. Maka jangan heran jika para keturunan Wali Sanga rata-rata sangat loyal terhadap nilai-nilai kebangsaan pun adalah sebuah kebiasaan jika mereka hidup berdampingan dengan adat istiadat, tradisi, budaya dsb. Gampangnya warisan khas trah dan sudah turun temurun.

Banyak sekali Kadigdayan yang dimiliki oleh Kanjeng Sunan. Tentang Air! Tidak perlu disentuh, segala macam air bila dipandang langsung oleh Kanjeng Sunan, bisa menjadi wasilah penyembuhan, baik untuk penyakit yang bersifat jasmani ataupun rohani. Karena memang beliau ahli tirakat. Tentu memiliki kelebihan atas titah anugerah Gusti Kang Amurba Jagat SWT.

Kanjeng Sunan Gunung Jati! Hampir setiap hari beliau mengadakan bancakan, yaitu sedekah dalam wujud makanan. Siapapun boleh datang dan akan mendapat hidangan. Tidak perlu harus se-iman dengan Kanjeng Sunan Gunung Jati. Selagi manusia akan dimanusiakan. Pun bila yang datang bukan kalangan manusia, akan mendapat hak dan penghormatan sebagaimana mestinya. Bancakan itu sambung asah, asih dan asuh.

Dari sejarah Kanjeng Sunan Gunung Jati banyak sekali hikmah, pelajaran serta ilmu pengetahuan yang sangat berharga, terkesan luas serta bermanfaat untuk di amalkan. Seruannya adalah kebajikan-kebajikan, sangat tidak senang dengan perpecahan, beliau hidup di Jawa untuk menjunjung tinggi perdamaian dan mengejawantahkan filosofi agung leluhur Wong Jawa yaitu “Memayu Hayuning Bawana.”Terpujilah orang-orang terpuji.(****

Komentar